Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Menakar Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim Petani Padi Sawah (Kasus Kabupaten Pasuruan Jawa Timur) Yudi L.A Salampessy; Djuara P Lubis; Istiqlal Amien; Didik Suhardjito
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 16, No 1 (2018): April 2018
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.8 KB) | DOI: 10.14710/jil.16.1.25-34

Abstract

ABSTRAKPerubahan iklim mensyaratkan kapasitas beradaptasi yang memadai dari petani karena pengelolaan SUT padi sawah sangat bergantung pada daya dukung iklim. Musim menjadi tidak menentu dan cuaca sulit diprediksi. Petani mulai kesulitan menentukan awal dan komoditas tanam, sementara serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), banjir, dan kekeringan sebagai dampak negatif dari perubahan iklim semakin sering terjadi. Melalui survey terhadap 96 petani, penelitian ini menakar kapasitas beradaptasi perubahan iklim petani padi sawah di daerah pertanaman padi di dataran rendah, sedang, dan tinggi yang pernah menjadi wilayah percontohan program pengembangan kapasitas adaptasi perubahan iklim. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas adaptasi petani padi sawah masih rendah dan memengaruhi tingkat penerapan adaptasi perubahan iklim mereka. Disarankan untuk dilakukan evaluasi terhadap strategi program-progran sejenis melalui penelitian mengenai faktor-faktor penentu kapasitas adaptasi perubahan iklim petani padi sawah.Kata kunci: kapasitas adaptasi, padi sawah, perubahan iklim, petani    ABSTRACTClimate change requires adequate adaptation capability of farmers as the management of rice farming systems which is highly dependent on climate carrying a previously considered stable. Through a survey of 96 farmers, this study measured the adaptive capacity to climate change of rice farmers in the lowland, medium and highland rice cultivation areas as pilot zone in which improvement program in climate change adaptation has been established. The result shows rice farmers adaptive capacity is considered low and affects their adaptation level to climate change. It is necessary to evaluate the strategy of similar program by studying the determinant factors of climate change adaptation capacity of rice farmers.Keywords: Adaptive capacity, climate change, farmerCitation: Salampessy, Y.L.A., Lubis, D.P., Amien, I., Suhardjito, D. 2018. Menakar Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim Petani Padi Sawah (Kasus Kabupaten Pasuruan Jawa Timur). Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 25-34, doi:10.14710/jil.16.1.25-34
Goncangan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan Nasional Istiqlal Amien; Eleonora Runtunuwu; Erni Susanti; Elza Surmaini
JURNAL PANGAN Vol. 20 No. 2 (2011): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v20i2.30

Abstract

Kebutuhan pangan meningkat pesat dengan bertambahnya penduduk dan perbaikan ekonomi. Penduduk juga telah lebih banyak menempati perkotaan yang sebagian besar di hilir sehingga mengurangi ketersediaan air bagi pertanian. Sementara produksi pangan yang telah terkendala oleh alih fungsi lahan pertanian yang dipercepat kebijakan transportasi dan tajamnya kompetisi penggunaan air yang diperparah oleh keragaman dan perubahan iklim. Peran Jawa sebagai pemasok utama beras nasional sudah semakin melemah, sehingga perlu dicari pusat pertumbuhan pangan baru. Mengantisipasi tantangan ini perlu dikaji dan dikembangkan potensi pangan tradisional yang kurang dimanfaatkan maupun yang telah terlupakan. Riset perlu terus dipacu untuk meningkatkan manfaat sumberdaya maritim yang lebih luas dari daratan untuk produksi pangan dan pengembangan varietas baru yang lebih efisien menggunakan air dan karbon. Teknologi pangan dari hulu ke hilir perlu cepat didiseminasikan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah berkembang pesat untuk meningkatkan ketahanan pangan.Rapid rise of food requirement has been driven by not only increasing population but also improving welfare. More people now live in urban areas located mostly in the downstream areas that reduce the water supplies for agricultural production. Meanwhile, food production is already constrained by agricultural lands conversion, by inappropriate transportation policy and by tighter water competition that is exacerbated by climate anomaly and climate change. The decreasing role of Java as the national rice supplier requires the development of new food production centers in outer islands. To anticipate the challenge, traditional food crops which are either underutilized or neglected must be assessed and more developed. Researches on potential utilization of maritime resources, that are larger than the terrestrial ones for food production, can be developed to become more efficient by using water and carbon. Food technology, from the up-streams to downstreams, has to be rapidly disseminated by using more appropriately state-of-the-art information technology to enhance food security. 
UTILIZING CROPPING CALENDAR IN COPING WITH CLIMATE CHANGE Eleonora Runtunuwu; Irsal Las; Istiqlal Amien; Haris Syahbuddin
Jurnal Ecolab Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jklh.2011.5.1.1-14

Abstract

Salah satu implikasi dari perubahan iklim adalah pergeseran waktu tanam yang tentunya mempengaruhi pola tanam dan produktifitas, terutama tanaman pangan. Untuk memandu petani menyesuaikan pola dan waktu tanam, maka analisis kalender tanam sangat diperlukan. Tujuan study ini adalah untuk mengembangka n peta kalender tanam tanaman padi di Jawa berdasarkan keragaman iklim (tahun basah, tahun normal dan tahun kering). Peta kalender tanam dikembangkan beberapa tahap, yaitu: (a) analisis waktu tanam eksisting, (b) analisis waktu tanam potensial, and (c) pembuatan peta kalender tanam. Analisis dilakukan dengan menggunakan data curah hujan harian dari tahun 1983 sampai dengan 2006, dan data realisasi tanam padi bulanan dari tahun 2003 sampai dengan 2005 untuk seluruh pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu tanam pada kondisi basah, normal dan kering. Waktu tanam tertinggi untuk musim tanam pertama (MT I) pada tahun basah hampir sama dengan kondisi normal yaitu pada Okt 2/Okt 3, sedangkan pada tahun kering terjadi pada Des 2/Des 3. Intensitas tanam juga bervariasi antar provinsi. Kondisi ini mengakibatkan distribusi input pertanian seperti benih dan pupuk harus dijadwalkan sesuai kondisi setempat. Agar perencanaan waktu tanam dapat dilakukan dengan mudah, informasi peta kalender tanam telah dipetakan dalam skala 1:250.000 pada skala kecamatan. Peta kalender tanam selanjutnya dikompilasi menjadi satu atlas yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi penyuluh dan petani di dalam penentuan kalender tanam