Kristiani Fajar Wianti
Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Community Interactions Ngablak Village in Sand Utilization within Mount Merapi National Park Lies Rahayu Wijayanti Faida; Denni Susanto; Kristiani Fajar Wianti; M Danang Anggoro; Marlianansari Putri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 3 (2021): November 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.3.525-530

Abstract

Interaksi masyarakat dengan Taman Nasional Gunung Merapi sudah ada bahkan jauh sebelum taman nasional ditetapkan. Salah satu bentuk interaksi yang masih dilakukan oleh masyarakat adalah pemanfaatan pasir di kawasan Kali Putih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Merapi dalam pemanfaatan pasir di kawasan Kali Putih Zona Khusus Rekonstruksi dan Mitigasi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Wawancara dilakukan langsung dengan masyarakat yang melakukan aktivitas di kawasan Kali Putih, Zona Khusus Mitigasi dan Rekonstruksi Taman Nasional Gunung Merapi. Penentuan informan dilakukan dengan accidental sampling dimana informan ditentukan secara kebetulan di lapangan saat melakukan aktivitas pemanfaatan sumber daya pasir di kawasan Kali Putih. Hasil wawancara kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengambilan informasi di lapangan, didapatkan beberapa informasi diantaranya aktivitas penambangan pasir sudah dilakukan pada tahun 1977. Interaksi masyarakat dalam pemanfaatan pasir di Kali Putih dipayungi hukum berupa kemitraan kawasan konservasi dengan dokumen PKS Nomor : PKS.34/BTNGM/TU/Kons/04/2018 dan 08/PMH/04/2018 Tentang Penguatan Fungsi Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi Melalui Kerja Sama Pemberdayaan Masyarakat. Ketergantungan masyarakat sekitar akan pemanfaatan sumber daya pasir masih sangat tinggi. Selain pemanfaatan pasir, masyarakat juga melakukan aktivitas dalam mendukung pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi yaitu : patroli bersama petugas TNGM, penanaman di kawasan TNGM, dan terlibat dalam pemadaman kebakaran hutan dan pengembangan Obyek Wisata Alam (OWA) Jurang Jero.ABSTRACTCommunity interaction with Mount Merapi National Park existed long before the national park was established. One form of interaction that is still carried out by the community Ngablak Viilage is the utilization of sand in the Kali Putih area. The aim of this study was to determine the interaction of the community Ngablak Village in the utilization of sand in the Kali Putih area, the Special Reconstruction and Mitigation Zone. The research method used in this research was a survey method. Interviews were conducted directly with communities carrying out activities in the Kali Putih area, the Special Zone for Mitigation and Reconstruction of Mount Merapi National Park. The determination of informants was carried out by accidental sampling where the informants were determined by chance in the field while carrying out activities to exploit sand resources in the Kali Putih area. The results of the interviews were then processed using qualitative descriptive analysis. Based on the results of information retrieval in the field, some information was obtained including sand utilization activities that were carried out in 1977. Community interaction in the use of sand in Kali Putih is legally protected in the form of a conservation area partnership with the PKS document Number: PKS.34 / BTNGM / TU / Kons / 04 / 2018 and 08 / PMH / 04/2018 concerning Strengthening the Function of the Mount Merapi National Park Area through Community Empowerment Cooperation. The dependence of the surrounding community on the utilization of sand resources is still very high. In addition to the utilization of sand, the community also carries out activities in supporting the management of Mount Merapi National Park, namely: patrolling with MMNP officers, planting in the MMNP area, and being involved in extinguishing forest fires and developing the Jurang Jero Nature Tourism Object.
PERAN TUMBUHAN BAWAH DALAM KESUBURAN TANAH DI HUTAN PANGKUAN DESA PITU BKPH GETAS (The Role of Undergrowth Species for Soil Fertility in Hutan Pangkuan Desa Pitu BKPH Getas) Frita Kusuma Wardhani; Ikhwanudin Rofi’i; Ambar Kusumandari; Sena Adi Subrata; Kristiani Fajar Wianti
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 27, No 1 (2020): 1
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.49668

Abstract

AbstrakKehadiran tumbuhan bawah pada hutan tanaman jati dapat memberikan dampak positif yaitu, menjadi sumber keragaman hayati, menciptakan iklim mikro di lantai hutan, menjaga tanah dari bahaya erosi, serta dapat memelihara kesuburan tanah. Namun keberadaannya seringkali dianggap sebagai kompetitor bagi tanaman yang dibudidayakan. Hutan Pangkuan Desa (HPD) Pitu telah dikelola secara intensif oleh masyarakat yang dilakukan baik di bawah maupun di luar tegakan sehingga diduga mempengaruhi kondisi ekosistem di kawasan tersebut baik terhadap kelimpahan tumbuhan bawah maupun kualitas kimia tanahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan kualitas kimia tanah pada berbagai tipe penutupan lahan di HPD Pitu, BKPH Getas. Pengamatan dilakukan dengan menempatkan petak kuadrat berukuran 1 m x 1 m sebanyak 5 petak pada setiap unit lahan secara random. Hasil penelitian menunjukkan pada 4 (empat) penutupan lahan yaitu hutan, semak, ladang, dan pemukiman didominasi oleh jenis yang berbeda tetapi komposisi komunitas pada hutan dan semak memiliki similaritas yang relatif tinggi. Kualitas kimia tanah pada berbagai penutupan lahan tidak berbeda secara signifikan. Aktivitas masyarakat yang tinggi pada berbagai penutupan lahan diduga menjadi penyebab rendahnya hara pada berbagai tipe penutupan. Kondisi keharaan yang miskin hara khususnya pada kawasan hutan tentu akan memengaruhi produktivitas tegakan jati yang merupakan tanaman pokok di kawasan tersebut. AbstractThe presence of undergrowth on teak plantations can have a positive impact i.e, a source of biodiversity, creating a microclimate on the forest floor, keeping the soil from the erosion, and can maintain soil fertility. On the other hand, its existence is often regarded as a competitor for cultivated plants. Hutan Pangkuan Desa (HPD) Pitu has been intensively managed by communities undertaken either below or outside the stand so that it is suspected to affect the ecosystem condition in the region both to the abundance of plants and quality of soil chemistry. The purpose of this study was to determine the diversity of undergrowth species and soil chemical qualities in various types of land cover in HPD Pitu, BKPH Getas. The observation was done by placing a 1 m x 1 m square plot of 5 plots on each unit of land. The results showed that 4 (four) land closures i.e forests, shrubs, dry farmland, and settlements were dominated by different species but the community composition in forests and shrubs had a relatively high similarity. The soil chemical quality at various land coverings did not differ significantly. High community activity in various land closures is thought to be the cause of low nutrients in various types of closure. The nutrient-poor condition of the forest, especially in the forest area, will affect the productivity of teak stands, which are the staple crops in the area.