Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluasi Banjir Akibat Pengaruh Biofisik Pada Alur Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda Yayuk Sri Sundari
Kurva S : Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.929 KB) | DOI: 10.31293/teknikd.v9i3.6262

Abstract

Biofiisk alur Sungai Karang Mumus mempengaruhi karakteristik hidrograf aliranyang penting untuk diketahui adalah volume aliran air, debit banjir dan waktusampai terjadinya debit banjir maksimum. Bentuk DAS kemiringan lereng geologijenis tanah dan penutupan lahan merupakan karakteristik fisik yang akanmempengaruhi besarnya peningkatan aliran air permukaan sebagai respon curahhujan. Perubahan faktor biofisik memberikan dampak nyata terhadap volumepeningkatan aliran air permukaan, terjadinya debit banjir maksimum, intensitashujan dan waktu. Banjir merupakan suatu keadaan Sungai dimana aliran airnyatidak tertampung oleh palung Sungai karena debit banjir lebih besar dari kapasitasSungai yang ada. Potensi daerah banjir berdasarkan peta topografi dan peta luasgenangan banjir.
KAJIAN LUAS GENANGAN DI WILAYAH RENTAN BANJIR PADA SUB DAS KARANG MUMUS DITINJAU DARI PETA KEMIRINGAN LERENG DI KOTA SAMARINDA Yayuk Sri Sundari
Jurnal Riset Inossa Vol. 2 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian Untuk memprediksi luas genangan banjir wilayah Samarinda. Manfaat penelitiandapat memberikan gambaran luas genangan banjir wilayah kota Samarinda. Kondisi biofisisk pada Sub DAS Karang Mumus untuk Kecamatan yang rentan terhadap banjir, Kecamatan SamarindaUtara kemiringan lereng datar 0-8% dengan luas 12.356,3ha sebesar 31,0265%, kemiringan lereng25-40% kelas lereng curam dengan luas 269,2ha sebesar 0,6760%, kemiringan lereng >40% kelaslereng sangat curam dengan luas 12,7 ha sebesar 0,0319%, dan luas genangan 1.506ha sebesar55,72%. Untuk Kecamatan Sungai Pinang, kemiringan lereng 0-8% kelas lereng datar dengan luas1.592,7ha sebesar 3,9992%, dan luas genangan 473ha sebesar 17,5%. Untuk Kecamatan SamarindaKota kemiringan lereng 0-8% kelas lereng datar dengan luas 292,9ha sebesar 0,7355%, luasgenangan 148ha sebesar 5,48%.Wilayah Samarinda Utara, berdasarkan dari peta luas genangansebesar 1506ha (55,72%) dan berdasarkan dari peta topografi/kemiringan lereng 0-8% kelas lerengdatar sebesar 12.356,3ha (3,0266%) sehingga kemiringan lereng sangat mempengaruhi besarnyaluas genangan. Pada kemiringan lereng 8-15% kelas lereng landai sebesar 4.141,2ha (10,3985%)dan berdasarkan dari peta luas genangan sebesar 1500ha (55,72%). Pada kemiringan lereng 15-35%kelas lereng agak curam sebesar 1.831,6ha (55,72%). Pada kemiringan lereng 25-40% kelas lerengcuram sebesar 269,2ha (0.6860%). Total luas wilayah Samarinda Utara berdasarkan petatopografi/kemiringan lereng sebesar 1.860,2ha dan luas genangan sebesar 1506ha dari jumlah totalwilayah Samarinda utara yang tidak tergenang banjir sebesar (1.860.2 ha–1.506ha)=354,2ha luasdaerah yang tidak tergenang banjir sekitar 354,2/1860,2=19,04%, sehingga wilayah SamarindaUtara daerah rentan banjir, sehingga perlu tindakan teknis sipil. Wilayah Samarinda Kota,berdasarkan dari peta luas genangan wilayah Kota Samarinda luas genangan 148ha (5,48%). Padapeta topografi/kemiringan lereng untuk kelas lereng 0-8% kelas lereng 0-8% kelas lereng datarsebesar 292,9ha (0,7355%) dan untuk daerah yang tidak tergenang banjir sebesar (292,9-148ha)=144,9ha (49,47%), dan untuk daerah tergenang banjir sebesar 50,53%, sehingga wilayahSamarinda Kota daerah rentan banjir perlu adanya tindakan teknis sipil. Sehubungan dengan adanyapotensi kawasan rentan banjir pada Sub DAS Karang Mumus, sehingga perlu mengimplementasikantindakan sipil teknis seperti normalisasi saluran Sungai termasuk jaringan drainase, mengoptimalkankawasan tampungan air dan daerah resapan air. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan diluar peruntukanlahan harus ditinjau ulang, penertiban dan penegakan hukum harus dilaksanakan dengan tujuan tetapmenjaga keseimbangan lingkungan namun pelaksanaan di lapangan masih banyak kendala berkaitandengan kultur dan karakteristik daerah sehingga perlu ditertibkan peraturan daerah pertambangandan pemukiman merupakan guna lahan yang berdampak besar meningkatkan konsentrasi banjirpada kawasan perkotaan.
KAJIAN OPTIMALISASI FUNGSI WADUK BENANGA TERHADAP KAPASITAS TAMPUNG AIR SUNGAI DI KOTA SAMARINDA Yayuk Sri Sundari
Jurnal Riset Inossa Vol. 2 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.512 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan spesifikasi teknis peningkatan WadukBenanga. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh terhadapkondisi Waduk Benanga saat ini berdasarkan hasil kajian terdahulu dan berdasarkan kajian yangdilakukan saat ini. Diharapkan dengan adanya kajian kembali konstruksi Waduk Benanga akandidapat rencana peningkatan konstruksi Waduk Benanga sehingga fungsi dan stabilitas bendungandapat ditingkatkan. Debit banjir pada inflow (I) Q25 =706,4578 m3/dt yang terjadi pada saat jam ke5. Debit banjir pada outflow (O) Q=443,9300m3/dt yang terjadi pada saat jam ke 9. Penelusuranbanjir lewat Waduk pemotongan debit sebesar Q25 =706,4578m3/dt-443,9300m3/dt =262,5278m3/dtdisinilah arti pengendalian banjir dengan menggunakan Waduk. Berkurangnya puncak debittersebut disebabkan karena adanya debit yang tertampung dalam Waduk volume tampung yangdibutuhkan V= 27,1554x106m3, luas genangan 108ha =1.080.000m2, tinggi bendungan =3m,volume Waduk =1.080.000x3= 3,24x106m3. Volume tampung rencana yang terjadi selama 9 jamyang masuk =27,1454x106m3. Volume tampung yang direkomendasikan sebesar=27,1454x106m3>volume Waduk aktual sebesar =3,24x106m3. Jika dilihat dari volume tampungyang direkomendasikan sebesar =27,1454x106m3>volume Waduk aktual = 3,24x106m3 sehinggaWaduk Benanga tidak mampu lagi menampung curah hujan, karena volume Waduk yangdirekomendasikan sebesar = 27,1454x106m3.
PENGARUH SEDIMEN TERHADAP KAPASITAS TAMPUNG ANAK SUNGAI KARANG MUMUS PADA JALAN WAHID HASYIM KOTA SAMARINDA Yayuk Sri Sundari
JURNAL RISET PEMBANGUNAN Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36087/jrp.v2i2.56

Abstract

ABSTRAKTujuan  penelitian  ini  adalah  untuk mengetahui volume sedimen  Sungai I dan II Jalan Wahid Hasyim Samarinda. Manfaat penelitian untuk mengetahui volume sedimen anak Sungai, sehingga dapat digunakan untuk mengupayakan optimalisasi  fungsi saluran anak Sungai,. Lokasi dan waktu penelitian ini dilakukan pada anak Sungai I dan II Jalan Wahid Hasyim kota Samarinda waktu  yang  diperlukan  dalam  penelitian ini selama satu bulan yang  meliputi   kegiatan  studi pustaka,  pengumpulan data  primer, sekunder,  pengolahan,  analisis  data  dan  penyusunan penelitian. Obyek penelitian melakukan survai lapangan pada kondisi awal. Dalam analisis sedimen digunakan untuk menentukan angkutan sedimen yang bergradasi. Hasil analisis tanah berdasarkan diameter butiran sedimen  dan berat jenis sedimen, hasil analisis angkutan sedimen total untuk seluruh diameter. Sedimen seluruh butiran  pada anak Sungai I dan II Jalan Wahid Hasyim  kota Samarinda  diperoleh  QB=0,0852m3/dt dan Qrencana=102,141m3/dtQawal=39,473m3/dt aman pada anak Sungai I  Sedimen seluruh butiran pada anak Sungai II Jalan Wahid Hasyim kota Samarinda  diperoleh QB= 0,0345m3/dt dan Qrencana=102,141m3/dtQawal=39,523m3/dt aman pada anak Sungai II sehingga sedimen yang menyebabkan pendangkalan/sedimentasi  dapat mengurangi kapasitas tampung air di anak Sungai. Rekomendasi dari hasil penelitian ini sehubungan dengan adanya potensi kawasan rawan banjir pada anak Sungai tersebut, yang diindikasikan oleh nilai debit banjir maksimum yang melebihi kapasitas saluran anak  Sungai, sehingga perlu mengimplementasikan tindakan sipil teknis seperti normalisasi saluran Sungai termasuk jaringan drainase, mengoptimalkan kawasan tampungan air dan daerah resapan air.Kata kunci: analisis tanah, kapasitas saluran, sedimentasi ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the sediment volume of River I and II at Wahid Hasyim Samarinda. The benefit of research is to find out the volume of sediment tributaries, so that it can be used to work towards optimizing the function of creeks. The location and time of the study was carried out on tributaries I and II at Wahid Hasyim Samarinda city, the time required in this study was one month which included literature study, primary, secondary data collection, processing, data analysis and research compilation. The object of the study is conducting a field survey in the initial conditions. In sediment analysis it is used to determine graded sediment transport. The results of the soil analysis are based on the diameter of the sediment grain and sediment density, the results of the analysis show the total sediment transport for the entire diameter. Sediments All grains in tributaries I and II of Wahid Hasyim road in Samarinda obtained QB = 0.0852m3 / sec and Qplan= 102,141m3 / sec Qearly = 39,473m3 / sec safe in creeks of River I Sediment all fractions in tributaries of Wahid road II Hasyim Samarinda city obtained QB = 0.0345m3 / sec and Qplan = 102.141m3 / sec Qearly = 39.523m3 / sec safe in creeks II So that this sediment causes siltation / sedimentation which can reduce the water capacity in the tributary. Recommendations from the results of this study relate to the potential of flood prone areas in these tributaries, which is indicated by the value of the maximum flood discharge that exceeds the capacity of the tributary canals, so it is necessary to implement technical civil actions such as normalizing river channels including drainage networks, optimizing water catchment areas and water absorption region.Keywords: soil analysis, channel capacity, sedimentation 
KAJIAN PENELUSURAN BANJIR LEWAT SUNGAI PADA DAERAH SUB DAS KARANG ASAM BERDASARKAN KELERENGAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA Yayuk Sri Sundari
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2021): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v4i2.6435

Abstract

Banjir pada daerah sepanjang Sub DAS Karang Asam dipengaruhi oleh adanya limpasan air permukaan yang relatif besar dan laju tanah yang tererosi pada sungai yang berasal dari daerah tangkapan air di wilayah Sub DAS tersebut, dalam pengendalian banjir sungai Karang Asam perlu dilakukan studi mengenai pengendalian banjir secara terprogram. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui debit puncak banjir pada daerah Sub DAS Karang Asam Penelusuran banjir lewat sungai pada Sub DAS Karang Asam debit banjir pada inflow (I) maksimum Q25=192,4607m3/dt yang terjadi pada saat jam ke 3. Debit banjir pada outflow Q =119,0297m3/dt yang terjadi pada saat jam ke 6. Penelusuran banjir lewat sungai pada Sub DAS Karang Asam debit puncak pada inflow Q25=192,4607m3/dt dan debit puncak pada outflow sebesar Q=119,0297m3/dt. Karena adanya tampungan disepanjang sungai maka puncak banjir outflow Q=119,0297m3/dt menjadi lebih kecil dari debit puncak inflow Q25=192,4607m3/dt. Kapasitas tampung air sungai aktual pada sungai Karang Asam yaitu 44,7425m3/dt dan ternyata lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai debit banjir maksimum sungai, sehingga sungai tersebut relatif rentan terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir. Rekomendasi dengan adanya potensi kawasan rawan banjir pada Sub DAS Karang Asam, yang diindikasikan oleh nilai debit banjir maksimum yang melebihi kapasitas saluran sungai tersebut, sehingga perlu mengimplementasikan tindakan sipil teknis seperti normalisasi sungai perbaikan jaringan drainase, mengoptimalkan kawasan tampungan air dan daerah resapan air.Kata kunci: debit puncak inflow, debit puncak outflow dan debit puncak banjir