Naomi Vembriati
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Informasi Dan Diskusi Terstruktur Pada Perubahan Sikap Karyawan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Vembriati, Naomi; Wimbarti, Supra
Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.568 KB) | DOI: 10.14710/jpu.14.2.129-147

Abstract

One of the factors causing high rates of workplace accidents is the human factor, i.e., the view that the use of Personal Protective Equipment (PPE) will cause the work discomfort and reduce the work speed so it will reduce the productivity. This attitude discourages employees to use PPE set by the company. This study was aimed to determine the effect of the provision of information and structured discussion on changes in employee attitudes towards the use of PPE. The design of experiment used in this research was multiple treatments and control with pretest, which involved two experimental groups and one control group. The first experimental group (EG1) was treated with the provision of information (academic detailing) and structured discussion. The second experimental group (EG2) received structured discussion without any provision of information. The control group (CG) was not given any treatment. The study involved 48 subjects, i.e. 16 people on EG1, 17 people on EG2, and 15 people in the CG. Statistical analysis using mixed ANOVA showed that there was a significant change in attitude towards the use of PPE (F=12.670; p<0.001) lead to more negative attitude. The research also found that there were no differences in attitudes toward the use of PPE among groups (F=1.178; p>0.05).
Persepsi penggunaan gaya manajemen konflik oleh pemimpin terhadap kepuasan anggota di organisasi kemahasiswaan Universitas Udayana Pinatih, Gusti Ayu Radhaswari Ananda; Vembriati, Naomi
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.064 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p06

Abstract

Organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Setiap organisasi pasti akan mengalami konflik dan pemimpin mempunyai peran untuk melakukan manajemen konflik, agar konflik yang ada menjadi konflik yang bermanfaat bagi organisasi. Manajemen konflik dapat dilakukan dengan menggunakan gaya yang tepat. Penggunaan gaya manajemen konflik yang tepat tentunya akan membawa kepuasan bagi anggota organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengunaan gaya manajemen konflik oleh pemimpin terhadap kepuasan anggota di organsasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik one stage cluster random sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota organisasi kemahasiswaan BEM dan HM di Universitas Udayana yang berjumlah 268 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Gaya Manajemen Konflik dan Skala Kepuasan Anggota yang sudah diuji reliabilitas dan validitasnya. Hasil uji regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,423 dan koefisien determinasi sebesar 0,176, dengan signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti gaya manajemen konflik berperan sebesar 17,6% dalam menjelaskan kepuasan anggota. Kata kunci: Gaya manajemen konflik, kepuasan anggota, organisasi kemahasiswaan.
STIGMA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI BALI Yohanes Kartika Herdiyanto; David Hizkia Tobing; Naomi Vembriati
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.913 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma yang disandang oleh ODGJ dan anggota keluarganya, serta dampaknya bagi kesejahteraan hidupnya. Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif-grounded theory dengan menggunakan teknik pengumpulan data in-depth interview semi terstruktur, observasi non-partisipan dan dokumen pendukung terhadap anggota keluarga (n= 20) dan ODGJ (n=12) serta masyarakat (n=35) yang memiliki variasi jeniskelamin, pendidikan, pekerjaan, dan domisili digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini. Data tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan teknik theoretical coding dan disajikan menjadi tema-tema kunci yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Hasilpenelitian ini menggambarkan bahwa stigma yang diterima oleh ODGJ dan anggota keluarganya memengaruhi pengobatan medis yang dilakukan untuk memulihkan kondisi ODGJ. Semakin sedikit stigma yang diterima, semakin cepat dan berkelanjutan pengobatan medis yang dilakukan.
Gambaran tingkat kecemasan terhadap prosedur perawatan gigi pada mahasiswa di berbagai Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Ni Putu Fitri Agustiari; Putu Ratna Kusumadewi Giri; Naomi Vembriati
Bali Dental Journal Vol. 2 No. 2 (2018): June 2018
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v2i2.117

Abstract

Background: Anxiety about dental procedures is a natural thing experienced by every individual. The development of anxiety about dental procedures occur between ages of 18 and 26 years old, which has considered as a college student. Medical student is already equipped with knowledge about oral health science, both basic science or more specific one. With enough knowledge, it is expected that medical students do not feel anxious when performing dental treatment. Aim: The aim of this study is to describe the level of anxiety about dental procedures to students in Medical Faculty, Udayana University. Method: This study is a quantitative descriptive study with cross-sectional approach. The 107 samples was obtained using simple random sampling. Data were collected by using The Corah Dental Anxiety Scale (CDAS) questionnaire to determine the level of knowledge, the level of anxiety and dental procedures that the student most-worried about. Results: The results showed that the student with high level of knowledge (80%) are likely to experience mild to moderate anxiety. Whereas student with low level of knowledge (20%) tend to experience up to severe anxiety. Women tend to be more anxious than men. Conclusion: Conclusions from this research is most student in Medical Faculty, Udayana University tend to feel anxious when performing dental treatments.
Hubungan antara persepsi maloklusi dengan psikososial remaja di SMA Negeri 1 Denpasar, Bali-Indonesia Ni Putu Putri Wulandari; Louise Cinthia Hutomo; Naomi Vembriati
Bali Dental Journal Vol. 4 No. 2 (2020): June 2020
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v4i2.305

Abstract

Background: Physical apperance, especially dental appearance is an important thing for adolescent for the process of identity establishment. Dental apperance contributes to the assessment of facial appearance, as a determinant attractiveness of physical appearance and social interaction. One of the factors that contribute to dental appearance is malocclusion. Perception of malocclusion can affect on adolescent self-esteem, psychological condition even social relationship. The aim of the study is to determine the relationship between perception of malocclusion with adolescent psychosocial in SMA Negeri 1 Denpasar. Method: crossectional analytic design was used in this study. The samples of this study was 217 students and selected by stratified random sampling. The perception of malocclusion measured using Aesthetic Component of Index Othodontic Treatment Need (IOTN) and adolescent psychosocial was measured using Pychosocial Impact of Dental Aesthetic Questionnaire (PIDAQ). Spearman Rank Correlation was used to test the hypothesis.Result: there is significant correlation between perception of malocclusion with adolescent psychosocial in SMA Negeri 1 Denpasar (p=0.000) with coefficient correlation is 0,401. Conclusion: there is correlation between perception of malocclusion with adolescent psychosocial in SMA Negeri 1 Denpasar. Latar belakang: penampilan fisik terutama penampilan dental merupakan hal yang penting bagi remaja dalam proses pembentukan identitas diri. Penampilan dental berkontribusi terhadap penilaian penampilan wajah, sebagai penentu menarik atau tidaknya penampilan fisik serta berperan terhadap interaksi sosial. Salah satu faktor yang berperan terhadap penampilan dental adalah maloklusi. Persepsi terhadap maloklusi dapat berdampak pada harga diri remaja maupun kondisi psikologis serta hubungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi maloklusi dengan psikososial remaja di SMA Negeri 1 Denpasar.Metode: desain penelitian ini adalah analitik cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 217 siswa dan dipilih dengan metode stratified random sampling. Persepsi maloklusi diukur dengan Aesthetic Component dari Index Orthodontic Treatment Need (IOTN) dan psikososial remaja diukur dengan Pychosocial Impact of Dental Aesthetic Quistionnaire (PIDAQ). Uji hipotesis menggunakan uji korelasi Spearman Rank.Hasil : terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi maloklusi dengan psikososial remaja di SMA Negeri 1 Denpasar (p=0,000) dengan koefisien korelasi sebesar 0,401. Simpulan: terdapat hubungan antara persepsi maloklusi dengan psikososial remaja di SMA Negeri 1 Denpasar.
Pengaruh kepuasan kerja dan persepsi pada iklim organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi karyawan PT. Garuda Indonesia, (Persero), Tbk. Cabang Denpasar Trisnayani, Komang Mega; Vembriati, Naomi
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.976 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p02

Abstract

Karyawan adalah salah satu kunci sukses perusahaan di tengah persaingan dalam era globalisasi sehingga penting bagi pemilik usaha memiliki karyawan dengan kinerja yang baik. Salah satunya dengan menunjukkan perilaku kewargaan organisasi di tempat kerja. Perilaku Kewargaan Organisasi adalah suatu bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual yang tidak berkaitan dengan sistem reward formal organisasi tetapi dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Perilaku kewargaan organisasi dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Karyawan yang puas cenderung akan memberikan pelayanan dan kinerja yang optimal, salah satunya adalah PKO. Selain kepuasan kerja, persepsi pada iklim organisasi juga berperan dalam memunculkan PKO. Jika karyawan mempersepsikan iklim organisasi secara positif maka hal tersebut dapat menumbuhkan semangat kerja sekaligus mendorong karyawan menampilkan PKO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kepuasan kerja dan persepsi pada iklim organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi karyawan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk cabang Denpasar. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling jenuh dengan menggunakan seluruh pegawai tetap berjumlah 71 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner/angket, sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini ialah : 1) Kepuasan kerja dan persepsi pada iklim organisasi memiliki kontribusi terhadap kemunculan PKO dengan persentase sebesar 50,5% dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05). 2) Kepuasan kerja tidak berkontribusi secara signifikan terhadap PKO dengan nilai signifikansi sebesar 0,166 (p>0,05), 3) Terdapat kontribusi yang signifikan antara persepsi pada iklim organisasi terhadap PKO dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Kata kunci: Kepuasan kerja, perilaku kewargaan organisasi, persepsi pada iklim organisasi.
Perbedaan motivasi kerja tutor pendidikan nonformal ditinjau dari status pekerjaan di Provinsi Bali Yuniarini, Putu Dina; Vembriati, Naomi
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.954 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p03

Abstract

Tingginya angka putus sekolah mendorong pemerintah membentuk alternatif Tingginya angka putus sekolah mendorong pemerintah membentuk alternatif pilihan jenjang pendidikan yaitu pendidikan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan nonformal adalah Pendidikan Kesetaraan yang berada di bawah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Pendidik di pendidikan nonformal disebut dengan tutor. Dilihat dari status pekerjaan tutor, dapat dibedakan menjadi dua yaitu tutor murni dan tutor dengan pekerjaan tambahan. Tutor murni adalah tutor yang kesehariaanya bekerja hanya di lembaga pendidikan non formal. Tutor dengan pekerjaan tambahan bekerja selain menjadi seorang tutor juga memiliki pekerjaan tambahan selain menjadi tutor contohnya mengajar les atau menjadi guru honor di pendidikan formal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan motivasi kerja tutor pendidikan nonformal ditinjau dari status pekerjaannya di Provinsi Bali. Subjek dalam penelitian ini sejumlah 322 orang yang terdiri dari 157 tutor murni dan 165 tutor dengan pekerjaan tambahan. Teknik Sampling dalam penelitian non random sampling dengan menggunakan sampel jenuh. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi kerja sebanyak 60 item (?= 0,845). Hasil uji hipotesis menggunakan independent sample t-test nilai signifikansi motivasi internal sebesar 0,662 dan motivasi eksternal 0,889 (p<0,05), maka tidak terdapat perbedaan antara motivasi kerja ditinjau dari status pekerjaannya Kata kunci: Motivasi kerja, status pekerjaan, tutor pendidikan nonformal.
Peran pengembangan karir terhadap komitmen organisasi karyawan Rumah Sakit Bali Royal Maharani, Komang Sinta; Vembriati, Naomi
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.358 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p09

Abstract

Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar melalui sektor pariwisata. Salah satu daya tarik Bali yang telah populer di kalangan wisatawan adalah health and wellness tourism, oleh karena itu tujuan wisatawan berkunjung ke Bali saat ini tidak hanya untuk berlibur, melainkan juga untuk berobat yang dikenal sebagai perjalanan medis (medical tourism). Salah satu pusat pelayanan kesehatan di Bali yang terinspirasi dari konsep perjalanan medis ini adalah Rumah Sakit Bali Royal. Upaya yang dilakukan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas adalah mengembangkan fasilitas dan melakukan manajemen sumber daya manusia agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu rumah sakit perlu memerhatikan aspek penting dalam diri karyawan yang berguna bagi kesuksesan organisasi. Salah satu aspek tersebut adalah komitmen karyawan terhadap organisasi. Komitmen organisasi dalam diri karyawan akan muncul apabila organisasi dapat memberikan dukungan berupa kesempatan atas pengembangan karir. Melalui pemberian kesempatan pengembangan karir, organisasi dapat menunjukkan rasa kepedulian dalam membantu karyawan mencapai tujuan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengembangan karir terhadap komitmen organisasi karyawan Rumah Sakit Bali Royal. Hasil analisis menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,882, nilai koefisien determinasi sebesar 0,778 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa pengembangan karir berperan sebesar 77,8% terhadap komitmen organisasi karyawan Rumah Sakit Bali Royal. Kata kunci: Karyawan, komitmen organisasi, pengembangan karir, rumah sakit.