Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Utilization of Bottom Ash Coal and Agarwood in Waste Water Treatment in Palembang Jumputan Fabric Eis Sri Hartati; Muhammad Hatta Dahlan; Tuti Indah Sari
IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry) Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24845/ijfac.v6.i1.01

Abstract

Liquid waste is easily recognized because of the presence of dyes. Waste containing dyes can cause visual pollution and increase the risk of environmental and health damage. The aim of this study was to determine the operating conditions of the best jumputan liquid waste treatment using bottom ash batubara and agarwood with variations in feed flow rate (1, 2, and 3 l/minutes), filtration time (30, 60, 90, and 120 minutes), and treatment. The results of jumputan liquid waste treatment are compared with the parameters of Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solids (TSS), and pH of clean water quality standards for jumputan industry businesses and/or activities regulated in the Governor’s of Sumatera Selatan Regulation Number 16 of 2005 concerning Wastewater Quality Standards. The initials analysis of jumputan liquid waste before processing showed that jumputan liquid waste did not meet these quality standards, except pH and turbidity levels. In this study, jumputan liquid waste was pre-treated using coal bottom ash and activated carbon, then filtered. Biodegradation of jumputan liquid waste by konvensional method. The best of BOD, COD, TSS, pH, and the percentage of color rejection in the study were obtained in the treatment of jumputan  liquid waste using bottom ash batubara and activated carbon at a 120 minutes filtration time and a 1 l/minutes feed flow rate namely BOD 5.98 mg/l, COD 15 mg/l, TSS 22.3 mg/l, pH 7.32, color 5 Pt-Co, and 0 NTU turbidity. The filtration with bottom ash coal  and agarwood can removed the coloring from dyes.
PEMBUATAN HIDROGEL BERBASIS POLIVINIL ALKOHOL (PVA)/KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC)/MINYAK ASIRI SERAI MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL CROSSLINKED Tuti Indah Sari; Prahady Susmanto; Muhammad Hatta Dahlan; Natasya Islami Kamega; Amalia Pratiwi
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i1.24482

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat hidrogel pembalut luka berbasis polivinil alkohol (PVA)/karboksimetil selulosa (CMC)/minyak asiri serai dengan asam sitrat sebagai agen pengikat silang (crosslink agent). Penambahan minyak asiri serai dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hidrogel. Penggunaan asam sitrat sebagai crosslink agent untuk meningkatkan sifat mekanik hidrogel yang dihasilkan. Formulasi hidrogel yang digunakan adalah PVA 10% (v/v) dan CMC 6% (v/v) dengan variasi jumlah minyak asiri serai dan asam sitrat. Hidrogel dikarakterisasi dengan fourier transform infrared (FTIR) dan scanning electron microscope (SEM) serta dianalisis dengan uji kuat tarik, daya serap air (swelling), dan aktivitas antibakteri. Pengujian kemampuan antibakteri dilakukan pada bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan jumlah asam sitrat mengakibatkan nilai tensile strength yang semakin tinggi dan elongation at break yang menurun. Peningkatan minyak asiri serai menyebabkan penurunan nilai tensile strength dan elongation at break. Persentase swelling menurun dengan peningkatan jumlah minyak asiri serai dan asam sitrat. Hidrogel pembalut luka menunjukkan potensi yang baik ditandai dengan kemampuan antibakteri yang tinggi, yaitu dengan diameter zona bening rata-rata tertinggi sebesar 11,39 mm. Hasil tertinggi terdapat pada hidrogel dengan minyak asiri sebanyak 0,4 mL dan asam sitrat 2 % yang menunjukkan semakin banyak jumlah minyak asiri serai dan asam yang ditambahkan, semakin baik sifat antibakteri pada hidrogel.