Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Quercetin sebagai Penghambat Aktivasi NF-κβ dan Penurunan Kadar MCP-1 pada Kultur HUVECs yang Dipapar dengan Leptin Masyhur, Muhammad; Handono, Kusworini; Fitri, L Enggar; Indra, M Rasjad
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 4 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.298 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.04.7

Abstract

Hiperleptin mempengaruhi proses oksidasi enzim N-acetyldiphosphat (NADPH) yang berfungsi pada proses metabolisme dan reaksi redoks sehingga terjadi stres oksidatif. Peningkatan ROS menyebabkan aktifnya nuclear factor kappa beta (NF-κβ) yang mengubah reaksi redoks di dalam sel melalui dimer p50 dan p65 yang bertranslokasi ke inti sel yang akan mempengaruhi gen promoter untuk mengekspresikan faktor kemotaksis yaitu monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1). Tujuan penelitian ini adalah melihat efektifitas quercetin pada penurunan ekspresi protein proinflamasi penyebab aterosklerosis. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan menggunakan sampel kultur sel endotel manusia (HUVECs) yang diberi leptin 500ug/mL dan diinkubasi selama 6 jam yang selanjutnya diberi perlakuan quercetin dengan variasi dosis 0 µM, 50 µM, 125 µM dan 625 µM dan diamati aktivasi NF-κβ menggunakan metode immunofluorescence dan kadar MCP-1 menggunakan teknik ELISA. Hasil analisa data dengan menggunakan Tukey menunjukan adanya penurunan aktivasi NF-κβ yang signifikan setelah diinkubasi dengan quercetin dosis 125 µM (p<0,001) dan penurunan kadar MCP-1 sebesar 503,40±23,93324 (p<0,001) apabila dibandingkan dengan kontrol positif. Dosis optimal quercetin adalah perlakuan dengan dosis 125 µM karena memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar MCP-1 dan penghambatan aktivasi NF-κβ. Dosis 625 µM hanya menghambat aktivasi NF-κβ tetapi tidak signifikan dalam menurunkan kadar MCP-1 (p=0,916). Peningkatan dosis quercetin menunjukkan korelasi yang signifikan dengan penurunan kadar MCP-1 (r=-0,498, p<0,001) dan penghambatan aktivasi NF-κβ (r=-0,803, p<0,001). Kata Kunci: Aktivasi NF-κβ, disfungsi endotel, leptin, MCP-1, quercetin
Perbandingan Penggunaan Pelarut Organik Xilene Dengan Toluena Pada Tahapan Clearing Terhadap Kualitas Preparat Aetan Aedes Albopictus (Stegomyia albopictus) Aisyah, Siti; Mahtuti, Erni Yohani; Masyhur, Muhammad; Faisal, Faisal
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1167

Abstract

Pembuatan preparat awetan permanen meliputi proses fiksasi menggunakaan KOH 10%, dehidrasi, clearing dan mounting. Clearing bertujuan untuk menjadikan struktur morfologi sampel atau objek menjadi lebih jernih, transparan dan jelas.. Pada penelitian ini larutan yang digunakan yaitu larutan Xilene dan Toluena. Xilene merupakan larutan yang tidak ramah lingkungan, harga lebih mahal dan mudah terbakar,. Sedangkan Toluena merupakan larutan yang terbuat dari pohon tolu yang ramah lingkungan, digunakan sebagai minyak bumi mentah, harga terjangkau, Xilene dan Toluena bersifat menjernihkan karena memiliki kandungan karbon yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kualitas hasil preparat awetan permanen Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) pada proses clearing dengan menggunakan larutan Xilene dan Toluena. Sampel penelitian ini adalah 32 nyamuk Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preparat awetan menggunakan Toluena didapatkan hasil 12 preparat baik, 4 preparat cukup baik. Sedangkan hasil preparat awetan menggunakan Xilene didapatkan hasil 5 preparat baik, 8 preparat cukup baik, 3 preparat buruk. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan diperoleh hasil yang signifikan yaitu nilai 0,000 < 0,05. Simpulan, pembuatan preparat awetan permanen Aaedes albopictus (Steggomyia albopictus) lebih baik menggunakan Toluena dibandingkan dengan menggunakanXilene.Kata Kunci: Aaedes Albopictus, Clearing, Toluena, Xilene
Identification Of Soil Transmitted Helminth Using Formol Ether Sedimentation And ZnSO4 Solution Flotation Methods: Identifikasi Soil Transmitted Helminth Menggunakan Metode Sedimentasi Formol Ether Dan Flotasi Larutan ZnSO4 Taquillah, Naura Silmy; Mahtuti, Erni Yohani; Masyhur, Muhammad; Faisal
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol. 5 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v5i2.1634

Abstract

Soil transmitted helminths are parasitic groups of worms that live in countries with subtropical or tropical climates. In humans, when exposed to parasitic eggs or larvae, they can cause infection. Stool examination is divided into qualitative and quantitative examination. Qualitative are direct examination, flotation, tape, deposition, and thick preparations. Kato-Katz and Stoll are quantitative. The purpose of this study was to compare the results of STH identification using the Formol Ether Sedimentation Method and ZnSO4 Solution Flotation with a total sample of 30 samples using purposive sampling. Data analysis with percentage tables and the Chi Square statistical correlation test The results of the analysis prove that the number of samples infected with soil transmitted Helminth with the Formol Ether Sedimentation Method and ZnSO4 solution flotation is the same. With p value = 0.850, which means there is no significant difference between Formol Ether Sedimentation and ZnSO4 solution flotation.
Overview Of Anemia In Young Women Low Body Mass Index (Thin Category): Gambaran Anemia Pada Remaja Putri Dengan Indeks Massa Tubuh Rendah (Kategori Kurus) Risna’im, Annisa Rohmania; Mahtuti, Erni Yohani; Masyhur, Muhammad; Faisal
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol. 5 No. 2 (2022): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v5i2.1636

Abstract

In the period of growth and development, adolescents need more nutrients. Adolescents face many health problems due to biological and psychological changes as well as malnutrition. Anemia is a common health problem. Riskesdas data in 2018, in Indonesia there is a prevalence of anemia of 48.9%. Cases of anemia often occur in the age group of 15-24 years and 25-34 years. This study aims to determine the state of anemia with a lean body mass index in adolescent girls at SMK Madani Turen, Malang Regency. The research design used is descriptive quantitative with a cross sectional approach and a total of 101 respondents. The samples obtained had a lean body mass index of 24 people (23.76%) and the majority were known not to be anemic, namely 17 people (70.83%) and those who had anemia were 7 people (29.16%). The p value of the Fisher's exact test is 0.000 if the p value is <0.05, which means Ho is rejected, it can be concluded that there is a relationship between body mass index and Hb levels in female students at SMK Madani Turen.
Pemeriksaan Parasit Anisakis Sp pada sarden kadaluarsa dan belum kadaluarsa Prasetya, Arita Ajeng; Mahtuti, Erni Yohani; Masyhur, Muhammad
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 4 (2022): November 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12411

Abstract

 Anisakis sp is a parasite that lives in fish and marine mammals, including mackerel in canned food such as sardines. Anisakis sp can infect humans if ingested and cause allergic reactions. This study aims to determine the description and differences in the number of parasites from the results of Anisakis sp parasite examination on expired and unexpired sardines. An analytical descriptive study with samples of 3 different brands of sardines for each type of sardines expired and not yet expired, namely samples A, B and M. The sampling technique was random sampling using the sedimentation method using NaCI solution with a lower specific gravity than parasitic organisms. so that the parasites can settle to the bottom. The macroscopic results showed that in expired samples, the presence of odor (highest 80%), mucus (highest 40%), mushrooms (highest 60%) and parasites Anisakis sp (highest 100%). Meanwhile, in the non-expired samples, the presence of odors (0% highest), mucus (0% highest), mushrooms (0% highest) and Anisakis sp parasites (20% highest). So it could be concluded that the condition of expired sardines will have a greater impact on damage, especially on the odor indicators, the presence of mucus, the presence of fungi and the presence of Anisakis sp. parasites.Keywords: Anisakis sp.; sardines; expired ABSTRAK Anisakis sp adalah parasit yang hidup pada ikan dan mamalia laut, termasuk ikan makarel pada makanan kemasan kaleng seperti sarden. Anisakis sp dapat menginfeksi manusia jika termakan dan menyebabkan reaksi alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan jumlah parasit dari hasil pemeriksaan   parasit Anisakis sp pada sarden kadaluwarsa dan belum kadaluwarsa. Penelitian deskriptif analitik dengan sampel berupa 3 merk sarden yang berbeda setiap jenis sarden kadaluwarsa dan belum kadaluwarsa, yaitu sampel A, B dan M. Teknik pengambilan sampel adalah random sampling dengan menggunakan metode sedimentasi menggunakan larutan NaCI dengan berat jenis yang lebih rendah dari organisme parasit, sehingga parasit dapat mengendap di bawah. Hasil penelitian secara makroskopis menunjukkan bahwa pada sampel kadaluwarsa, keberadaan bau (tertinggi 80%), lendir (tertinggi 40%), jamur (tertinggi 60%) dan parasit Anisakis sp (tertinggi 100%). Sedangkan pada sampel tidak kadaluwarsa, keberadaan bau (tertinggi 0%), lendir (tertinggi 0%), jamur (tertinggi 0%) dan parasit Anisakis sp (tertinggi 20%). Maka bisa disimpulkan bahwa kondisi sarden yang kadaluwarsa akan lebih berdampak pada kerusakan, khususnya pada indikator bau, keberadaan lendir, keberadaan jamur dan keberadaan parasit Anisakis sp.Kata kunci: Anisakis sp.; sarden; kadaluwarsa
Perbandingan Penggunaan Pelarut Organik Xilene Dengan Toluena Pada Tahapan Clearing Terhadap Kualitas Preparat Aetan Aedes Albopictus (Stegomyia albopictus) Aisyah, Siti; Mahtuti, Erni Yohani; Masyhur, Muhammad; Faisal, Faisal
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1167

Abstract

Pembuatan preparat awetan permanen meliputi proses fiksasi menggunakaan KOH 10%, dehidrasi, clearing dan mounting. Clearing bertujuan untuk menjadikan struktur morfologi sampel atau objek menjadi lebih jernih, transparan dan jelas.. Pada penelitian ini larutan yang digunakan yaitu larutan Xilene dan Toluena. Xilene merupakan larutan yang tidak ramah lingkungan, harga lebih mahal dan mudah terbakar,. Sedangkan Toluena merupakan larutan yang terbuat dari pohon tolu yang ramah lingkungan, digunakan sebagai minyak bumi mentah, harga terjangkau, Xilene dan Toluena bersifat menjernihkan karena memiliki kandungan karbon yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kualitas hasil preparat awetan permanen Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) pada proses clearing dengan menggunakan larutan Xilene dan Toluena. Sampel penelitian ini adalah 32 nyamuk Aedes albopictus (Stegomyia albopictus) dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preparat awetan menggunakan Toluena didapatkan hasil 12 preparat baik, 4 preparat cukup baik. Sedangkan hasil preparat awetan menggunakan Xilene didapatkan hasil 5 preparat baik, 8 preparat cukup baik, 3 preparat buruk. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan diperoleh hasil yang signifikan yaitu nilai 0,000 < 0,05. Simpulan, pembuatan preparat awetan permanen Aaedes albopictus (Steggomyia albopictus) lebih baik menggunakan Toluena dibandingkan dengan menggunakanXilene.Kata Kunci: Aaedes Albopictus, Clearing, Toluena, Xilene