Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Beberapa Aspek Politik Muhammadiyah Hakim, Sudarnoto Abdul
Buletin Al-Turas Vol 9, No 1 (2003): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v9i1.6888

Abstract

Sejak berdirinya tahun 1912, MUhammadiyah tidak prnah menjadi partai politik peserta Pemilu (kontestan). Meskipun demikian, dimensi politik MUhammadiyah tidak bisa diabaikan. Pilihan-pilihannya untuk bergerak di bidang sosial- keagamaan dan pendidikan dengan tingkat kepenganutan yang cukup besar telah menempatkan MUhammadiyah sebagai ormas Islam penting dan berpengaruh di Indonesia. Dengan demikian, implikasi politiknya pun tidak bisa diabaikan. Hal ini juga berarti bahwa sepanjang sejarahnya MUhammadiyah telah melampaui berbagai pengalaman politik yang cukup penting. Uraian ini berusaha mendiskusikan beberapa aspek politik MUhammadiyah.
Activists communication dynamics for mobilization of minority politics in europe Teguh Luhuringbudi; Muhammad Din Syamsuddin; Sudarnoto Abdul Hakim
International Journal of Communication and Society Vol 1, No 2: December 2019
Publisher : Association for Scientific Computing Electrical and Engineering (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/ijcs.v1i2.50

Abstract

This paper aims to proves that the diversity of minority attributes in a person becomes the main capital in winning direct political contestation through election; or indirectly through unilateral appointment. It is characterized by five Muslim politicians who are able to sit in political office with the capital of political biography, social biography, and or intellectual biography. This research uses three methods in the form of political biography, social biography, and intellectual biography. Political biography consists of opinions or thoughts expressed by David Hanlon (2015); and opinions or thoughts of Anastasia Astapova (2016). The social biography used in this study refers to the thought of Smiljka Tomanović (2012). The intellectual biography used in this study is based on the thoughts of Damián Omar Martínez (2013) and the thinking of Thomas Hylland Eriksen (2015). The study was limited to five Muslim politicians comprising Jilani Chowdhury (Mayor of London, 2012), Ahmed Aboutaleb (Mayor of Rotterdam, 2008), Muhammad Salique (Mayor of Tower Hamlets, London Raya, 2008-2009), Erion Veliaj (Mayor of Tirana, 2015 ), Sadiq Aman Khan (Mayor of London, 2016), and Hadia Tajik (Norwegian Minister of Culture, 2012). This study is limited to the study of European Muslim Politicians in the perspective of a major theme. This study is also limited during the study that took place in Europe in 2012 until 2016
Islam and government: an analytical review on Khumayni’s Kashf al-Asrār and Wilāyat al-Fāqih Sudarnoto Abdul Hakim
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol 8, No 1 (2018): Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijims.v8i1.147-171

Abstract

This paper is an attempt to scrutinize Khumayni’s ideas especially on government as explained in his works Kashf al-Asrar, and Wilayat al-Faqih. While focusing on Khumayni’s ideas as the main issues of discussion, the paper tries to find the significance of the ideas for the Iranian revolution in 1979.The paper argues that the ideas on government were mainly triggered by the Reza Shah’s dictatorial, and secular government. It is not exaggerated to mention that according to Khumayni a new sytem of government based on Islamic ideology as a revolutionary system of government was needed in a sense that an Islamic government will implement justice. As will be discussed later, the idea of Islamic government as the single alternative was extensively supported by students, intelligentsias, urban peoples, poor peoples, and others.Artikel ini berusaha mendiskusikan pemikiran Imam Khumayni tentang pemerintah sebagaimana yang dijelaskan dalam karyanya Kasyf al-Asrar dan Wilayat Faqih. Sambil memberikan perhatian terhadap isu pokok, artikel ini ingin menggali kaitan kuat pemikiran Khumayni dengan revolusi Iran yang terjadi pada tahun 1979. Penulis berpandangan bahwa gagasan-gagasannya tentang pemerintah merupakan respons atau sikapnya terhadap kecenderungan pemerintahan diktatorial dan sekular Reza Shah. Tidak berlebihan untuk dinyatakan bahwa menurut Imam Khumayni sebuah pemerintahan Revolusioner yang didasarkan kepada Ideologi Islam sangat dibutuhkan karena pemerintahan Islam seperti inilah yang akan mampu menegakkan keadilan.Sebagaimana yang akan didiskusikan nanti ide pembentukan pemerintah inimemperoleh dukungan secara ekstensif antara lain dari mahasiswa, inteligensia,masyarakat kota dan orang-orang miskin.
Mencermati Festiva Rakyat Era Kekusaan Abbasyiah Sudarnoto Abdul Hakim
Buletin Al-Turas Vol 5, No 2 (1999): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v9i9.6915

Abstract

Iftitah , Upaya berbagai uapacara maupun perayaan (Festival) yang di selenggarakan masyarakat pada masa pemerintahan Abbasiyyah terutama anatara tahu 786 dan 902 . menjadi penting anatara lain untuk memperoleh gambaran tentang satu sisi dari hazanah sosial dan budaya masyarakat pada masa keemasan peradaban umat islam tersebut. Sudah bang tentu,gambaran berbagai perayaan inijuga sekaligus melukiskan dinamika tersebut nampak ada yang bersumber dari agama dan diselenggarakan secara sendiri-sendiri oleh penganut masing-masing agama yang ada (Islam,Kristen dan Yahudi). Akan tetapi, tidak sedikit juga di jumpai bahwa upacara atau perayaan-perayaan tersebut dilakukan secara bersama-sama tanpa memperdulikan perbedaan kepercayaan agama yang dianut . Bahkan , dijumpai juga beberapa perayaan tersebut sangat bersifat lokal dan tidak dianggap penting bagi kalangan masyarakat pada masa Abbasyiah, dan oeh sebab itutulisan ini lebih bercorak Informative.
Tinjauan Kriris Terhadap Buku Ajar SKI Di Madrasah Aliyah Karya MUrodi Sudarnoto Abdul Hakim
Buletin Al-Turas Vol 6, No 1 (2000): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v6i10.6885

Abstract

Buku ajar mata pelajaran Sejarah dan Kebudaya Islam (SKI) untuk Madrasah Aliyah disusun berdasarkan GBPP/ Kurikulum tahun 1994 dan hanya diberikan untuk kelas tiga saja. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 373 tahun 1993. Seperti buku ajar lainnya, buku ajar SKI berfungsi sebagai pegangan terutama bagi siswauntuk memplajari Sejarah dan Kebudayaan Islam. Melalui buku ajar ini, secara ideal siswa diharapkan akan memperoleh beberapa kemudahan. Pertama, kemudahan dalam mengakses sekaligus menyerap informasi penting utama) yang berul-betul dibutuhkan dalam memahami sejarah secara sitematis.Kedua, kemudahan dalam melakukan tracing sumber-sumber (literature) lain yang terkait dan relevan.
Mencermati Kembali Gerakan Islam Kontemporer Sudarnoto Abdul Hakim
Buletin Al-Turas Vol 1, No 2 (1995): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2711.515 KB) | DOI: 10.15408/bat.v1i2.6947

Abstract

Gerakan Islam Kontemporer tampaknya akan tetap menjadisalah satu topik perdebatan yang menarik perhatian berbagai kalangan. Hal ini tidak saja karena gerakan ini mengandung dimensi kehidupan yang luas, akan tetapi juga karena wataknya ynag sangat dinamis dan bahkan, sebagaimana pandangan sejumlah sarjana barat, merupakan ancaman bagi barat dan masyarakat modern secara umum. Begitu menarik dan kompleksnya gerakan Islam kontemporer ini, berbagai penelitian dan publikasi dilakukan secaraserius. bahkan dialog antara sarjana Barat dengan Timur (Muslim) dilakukan dalam rangka membangun pemahaman tentang Islam dan gerakan tersebut yang relatif lebih komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Religion and Modernization in Southeast Asia (Book Review) Sudarnoto Abdul Hakim
Buletin Al-Turas Vol 2, No 2 (1996): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v2i4.6873

Abstract

the book which was written by Fred. R. Vonder Mehden, an Albert Thomas Professor of Political Science, at Rice University, Houston, is actually a result of efforts to understand the nature of th interrelationship of religion and modernization in Southeast Asia in the light of the theoritical assumptions presented by postwar social  scientists. It is no doubt that where as religions like Islam and Buddhism in countries such as Malaysia, Indonesia, and Thailand have acted both as inhibutors and agents of change, the social science literature spoke primarily to the negative role of rligion from the more possitive perspective. Mehden demonstrates the weakness of the theories developed by Social scientists in Western Europe and the U.S. without adequate field research and embodying major biases and misconceptionabout indigenous cultures and religions.
Masyarakat Islam Klasik Sudarnoto Abdul Hakim
Buletin Al-Turas Vol 2, No 1 (1996): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3322.324 KB) | DOI: 10.15408/bat.v2i3.6954

Abstract

Masyarakat Islam sebenarnya telah dimulai dengan kehidupan nabi Muhammad pada abad ketujuh. Umat yang dibangun oleh nabitelah memberikan landasan bagi kerajaaan-kerajaan dan lembaga-lembaga sosial Islam yang muncul dan berkembang kemudian.Bahkan juga telah merupakan model ideal yang dicita-citakan oleh masyarakat Islam secara umum. Pola dasar  umat ketika itu memangtelah ditegakkan dengan kokoh. Seluruh aspek kehidupan secara langsung terkait dengan misi keimanan.
Al-Islām wa al-qānūn wa al-dawlah: Dirāsah fī fikri Ki Bagus Hadikusumo wa dawrihi Sudarnoto Abdul Hakim
Studia Islamika Vol 21, No 1 (2014): Studia Islamika
Publisher : Center for Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9589.432 KB) | DOI: 10.15408/sdi.v21i1.881

Abstract

This article discusses the intellectual and political biography of Ki Bagus Hadikusumo, a prominent Muslim leader in Indonesia. He was born in Yogyakarta where he grew up  in a Muslim priyayi family of Kauman in the city. This study explains that the Sufi tradition of Pesantren Wonokromo in Yogyakarta deeply influenced his religious thoughts. Later, he was noted as one of the first students of K.H. Ahmad Dahlan, the founder of Muhammadiyah. It is clear that he was under a strong intellectual, ideological and religious influence of Dahlan. He published works on Islamic theology, Fiqh, Sufism, and also on Islam and state. During the Japanese occupation, he  became the Chairman of Muhammadiyah organization . Ki Bagus was also known as a prominent leader of political parties, i.e. PII, MIAI, Masyumi and then a prominent member of BPUPKI, an important element of Indonesian independence in 1945. Representing a nationalist-Islamist wing, he greatly contributed to the politics of early modern Indonesia by (1) preparing  the Indonesian constitution, and (2) providing solid arguments for Muslims to accept Pancasila as the nation’s state ideology.DOI: 10.15408/sdi.v21i1.881
Islamic literature in modern Indonesia: political disputes among Muslim writers, 1930s-1960s Sudarnoto Abdul Hakim
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol 13, No 1 (2023): Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijims.v13i1.143-167

Abstract

This article examines the evolution of Islamic elements in twentieth-century Indonesian literature. The study employs historical analysis and methods to assess the continuity and change in the expression of Islamic themes in literary works. By examining the verses in literary works and the criticism that surrounds them, the article shows that Islamic literature has transformed significantly over the last decade. The article argues that literary criticism among Muslim writers goes beyond literary critique to encompass an assessment of political ideology. Literary works are viewed as a means to address issues such as communist ideology, as well as a medium of da’wah by Muslim writers or poets. As such, the study finds that both Islamic melodramatic and Islamic romance literature has ideological impulses. Overall, the article highlights the importance of examining the intersection of literature and politics, particularly in the context of Islamic literature in Indonesia. By tracing the evolution of Islamic elements in literary works, the study provides valuable insights into the cultural and political history of Indonesia.