Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FOOD NOT BOMBS (FNB) SEBAGAI GERAKAN PROTES TERHADAP AKSI MILITERISTIK NEGARA-NEGARA DUNIA Falhan Hakiki
Dauliyah Journal of Islamic and International Affairs Vol 5, No 2 (2020): Dauliyah Journal of Islamic and International Affairs
Publisher : UNIDA Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.211 KB) | DOI: 10.21111/dauliyah.v5i2.4647

Abstract

This study aims to determine the Food Not Bombs (FNB) movement as a movement protesting militaristic actions of the states of the world. Through qualitative research methods with analytical descriptive research types and the frameworkof the concept of social movements and international structures as well as the concept of diflusion, FNB action can be identified and explained in its protest against the militaristic actions of world states. The author found the protest action of the FNB was motivated by world states that were too focused on the military field with the fulfillment of military spending, where states were competing to increase the military expenditure so that other sectors were not maximally fulfilled. This has become an established order and the FNB is trying to change that order revolutionarily with the values of pacifism. So the FNB Movement in the international structure have three forms of interaction with the structure itself, first the state system where the FNB is counter to the militaristic system of the states of the world. Second, an international society in which FNB forms solidarity. Third, the world society where FNB is transforming a new form of social order. In this interaction, the FNB carried out its protest actions against the militaristic actions of the states of the world in the form of direct and indirect diflusion. Direct diflusion namely FNB took to the streets in voicing their protest actions and indirect diflusion namely FNB using mass media. 
Keterlibatan RAMSI (Regional Assistance Mission to Solomon Islands) dalam Penanggulangan Konflik di Kepulauan Solomon Falhan Hakiki; Deasy Silvya Sari
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v2i2.27263

Abstract

Konflik internal pada Kepulauan Solomon mengakibatkan terjadinya krisis kemanusiaan yang berdampak kepada terancamnya keamanan manusia masyarakat negara tersebut. Hal ini di respon oleh negara-negara di kawasan Pasifik untuk menanggulangi konflik dengan membentuk RAMSI (Regional Assistance Mission to Solomon Islands). Dengan menggunakan metode riset kualitatif dan kerangka konseptual keamanan non tradisional, keamanan manusia, dan tanggung jawab untuk melindungi, pada artikel ini di dapatkan peran RAMSI dalam menanggulangi konflik di Kepulauan Solomon ada tiga bentuk. Pertama, tanggung jawab untuk mencegah yaitu RAMSI melakukan intervensi dan stabilisasi. Kedua, tanggung jawab untuk bereaksi yaitu RAMSI melakukan serangkaian aksi seperti penyitaan senjata kelompok yang berkonflik, mengejar tokoh-tokoh kriminal dan korup, serta melakukan penegakkan hukum. Ketiga, tanggung jawab untuk pemulihan yaitu RAMSI melakukan pembangunan kapasitas di bidang hukum, politik, keamanan, ekonomi di Kepulauan Solomon.Kata Kunci: Keamanan Manusia, Kepulauan Solomon, Konflik, RAMSI, Tanggung Jawab untuk Melindungi
Upaya Mediasi Utusan Khusus PBB Lakhdar Brahimi dalam Resolusi Konflik Suriah Tahun 2012-2014 Rayhan Indy Razani; Arfin Sudirman; Falhan Hakiki
Jurnal Transformasi Global Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Transformasi Global (JTG)
Publisher : Department of International Relations, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtg.011.01.4

Abstract

Sejak tahun 2011, Suriah telah dilanda perang saudara terbesar di Timur Tengah. Beberapa upaya mediasi telah dilakukan, terutama oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun sampai saat ini belum ada hasil yang memuaskan. Konflik ini merubah kondisi kehidupan jutaan warga Suriah. Dengan mengangkat resolusi konflik, penelitian ini berusaha untuk menelaah langkah-langkah upaya mediasi yang dilakukan oleh PBB, khususnya oleh Utusan Khusus untuk Suriah Lakhdar Brahimi. Analisis ini ditujukan untuk mengulas dan mengeksplorasi bagaimana langkah-langkah mediasi yang diterapkan oleh PBB dalam berupaya untuk mengatasi konflik di Suriah serta pengaruh eksternal dari negara-negara lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan 2 jenis sumber data, yaitu penelitian berbasis dokumen resmi dan penelitian berbasis internet. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa langkah yang diterapkan oleh Lakhdar Brahimi yang merugikan Suriah dan gagal dalam mengakhiri perang saudara di Suriah. PBB telah menunjuk dua utusan khusus setelah Lakhdar Brahimi dan satu sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan sebagian besar sama dan tidak dapat disetujui oleh setiap pihak yang terlibat dalam konflik ini. Keywords: Conflict resolution, Lakhdar Brahimi, United Nations, Suriah, Mediation