E. Kusnadiningrat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Al-Farabi tentang "Negara Utama" dan Demokrasi E. Kusnadiningrat
Refleksi Vol 3, No 3 (2001): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v3i3.25777

Abstract

Teori politik al-Farabi elitis dan tidak melakukan pembaharuan terhadap konsep negara yang berlaku saat itu (khilafah). Al-Farabi hanya memberikan tawaran konsep alternatif yang dibangun untuk penyatuan antara ilmu politik dengan ilmu ketuhanan yang bersumber pada wahyu. Bisa dimengerti kemudian, demokrasi tidak menjadi pilihan final tapi hanya “bentuk rezim yang tidak utama” (unvirtuous regime).
Tingkatan Wujud dalam Filsafat Islam: Kajian tentang Doktrin Wujud dan Teori Emanasi dalam Filsafat Al-Farabi dan Ibn Sina E. Kusnadiningrat
Refleksi Vol 5, No 3 (2003): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v5i3.25905

Abstract

Inti ajaran ketuhanan dari semua agama semitik (Yahudi, Kristen, Islam) adalah pengajuan tentang keesaan Tuhan, yakni tauhid (tawhīd). Prinsip ini mengajarkan bahwa Tuhan adalah Esa (Yang Satu, the One), mutlak (absolute), dan kekal (eternal atau qadīm). Segala yang ada selain Tuhan adalah makhluk – yang diciptakan, plural/banyak, dan bersifat baru (ḥadith atau muḥdath). Tema ini menjadi salah satu topik perbincangan utama di kalangan teolog (mutakallimūn) maupun filosof Muslim (falāsifah).
Al-Farabi tentang "Negara Utama" dan Demokrasi E. Kusnadiningrat
Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat Vol 3, No 3 (2001): Refleksi
Publisher : Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ref.v3i3.25777

Abstract

Teori politik al-Farabi elitis dan tidak melakukan pembaharuan terhadap konsep negara yang berlaku saat itu (khilafah). Al-Farabi hanya memberikan tawaran konsep alternatif yang dibangun untuk penyatuan antara ilmu politik dengan ilmu ketuhanan yang bersumber pada wahyu. Bisa dimengerti kemudian, demokrasi tidak menjadi pilihan final tapi hanya “bentuk rezim yang tidak utama” (unvirtuous regime).