Silvia Dewi Kumalasari
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta Tri Achmadi; Silvia Dewi Kumalasari; Hasan Iqbal Nur; Pratiwi Wuryaningrum
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3352

Abstract

Daging sapi merupakan komoditi utama daging di Indonesia, salah satu daerah dengan konsumsi daging sapi tertinggi yakni DKI Jakarta. Sehingga dibutuhkan pasokan sapi dari Salah satu daerah pemasok sapi terbesar di Indonesia yakni NTT sebagai sentra produksi untuk pemenuhan permintaan daging sapi DKI Jakarta. Namun kondisi pengiriman sapi dari NTT – Jakarta tidak sesuai dengan animal welfare, sehingga dioperasikan kapal ternak KM camara Nusantara 1 dengan kapasitas 500 sapi, dengan rute NTT – Jakarta dengan tujuan untuk menurunkan harga daging sapi di Jakarta. Dalam pengoperasiannya kapal tersebut pada pengiriman kedua dan ketiga kapal tidak bermuatan dikarenakan pemilik sapi lebih memilih menggunakan pengiriman cara lama. Sehingga perlu dilakukan analisis perbandingan distribusi sapi NTT – Jakarta pengiriman cara lama dengan moda kapal ternak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui moda terpilih pengiriman sapi dari NTT – Jakarta berdasarkan 3 aspek yakni unit biaya pengiriman, waktu pengiriman dari peternakan hingga rumah pemotongan hewan, dan, produksi daging sapi. Serta dari moda terpilih tersebut didapatkan pola operasi yang optimum untuk distribusi sapi NTT – Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode komparasi dan optimasi dengan memperhatikan variabel-variabel yang berpengaruh. Dari penelitian ini didapatkan hasil perbandingan yang paling menguntungkan untuk distribusi sapi NTT – Jakarta untuk pelabuhan asal Tenau Kupang yakni skenario 1 dengan hasil perbandingan total 9 miliar rupiah dan untuk skenario 2 dengan pelabuhan asal Waingapu, hasil perbandingan total 8,9 miliar rupiah, dengan moda terpilih kapal ternak, pola operasi port to port, rute Waingapu – Jakarta
Model Analisis Kapasitas Pasar Pelayaran Petikemas: Studi Kasus Rute Surabaya - Sampit Silvia Dewi Kumalasari; Tri Achmadi
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol. 11 No. 2 (2017)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jurnalwave.v11i2.2714

Abstract

Pelayaran petikemas rute Surabaya – Sampit  terjadi oversupply sejak tahun 2011 hingga saat ini, yakni selisih antara demand dan jumlah supply yang melayani rute tersebut mencapai hampir dua kali lipat, menyebabkan kapasitas kapal kosong mencapai 44% per tahun. Hal tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah demand yang drastis, sehingga perusahaan pelayaran yang beroperasi pada rute tersebut dapat mengalami kerugian operasional. Berdasarkan kondisi tersebut, sehingga perlu dilakukan analisis kapasitas pasar pelayaran petikemas, agar tidak terjadinya oversupply pada rute Surabaya – Sampit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode optimasi untuk mendapatkan kapasitas pasar yang sesuai untuk rute Surabaya – Sampit. Hasil yang didapatkan untuk kapasitas pasar yang ideal yakni disesuaikan dengan jumlah demand agar tidak terjadi oversupply, sehingga pada tahun 2017 – 2021 dibutuhkan 1 – 2 armada kapal dengan ukuran 300 - 385 Teus, dan required freight rate sebesar Rp  5.103.273 – Rp  5.797.403 per Teus, dengan jumlah 1 – 2 perusahaan pelayaran yang disesuaikan dengan jumlah kapal. Kondisi pasar yang menguntungkan perusahaan pelayaran pada rute Surabaya – Sampit adalah kondisi pasar konsentrasi tinggi dengan indeks konsentrasi pasar 0,50 – 1 yang dikuasai oleh 1 atau 2 perusahaan pelayaran. Pada kasus rute Surabaya – Sampit ini dapat dibuktikan bahwa tidak selalu kondisi pasar yang kompetitif adalah kondisi pasar yang ideal yang dapat memberikan perusahaan pelayaran keuntungan.