p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Arthur H. P. Mawuntu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Parkinson dengan Probabel Gangguan Perilaku Tidur Fase Gerak Mata Cepat di Manado Koleangan, Grisheila M.; Mawuntu, Arthur H. P.; Kembuan, Mieke A. H. M.
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.8.1.2020.27191

Abstract

Abstract: Rapid eye movement sleep behavior disorder (RBD) often occurs in patients with Parkinson's disease (PD) and it could reduce their quality of life (QoL). This study was aimed to obtain the characteristics and QoL of PD patients with pRBD in Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Subjects were PD patients with pRBD at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital from October to November 2019. The QoL was measured by using the SF-36 QoL questionnaire. The results obtained 48 eligible subjects. Male patients were more common than females (52.1% vs 47.9%). Most of the subjects were 60-69 years (54.1%), had senior high school and junior high school education (each of 29.1%), and unemployed (41.7%). Moreover, 62.5% of patients had been diagnosed as PD since 1-5 years ago. The mean score of the physical and mental component of the subjects were 46.5 and 60.8 subsequently. In conclusion, the majority of patients with Parkinson's disease and pRBD were 60-69 years, senior or junior high school educated, unemployed, and had been diagnosed as PD since 1-5 years ago. Their quality of life in physical component was below norm-based score but in mental component was still good.Keywords: Parkinson's disease, probable RBD, quality of life, SF-36 Abstrak: Gangguan perilaku tidur fase gerak mata cepat (rapid eye movement sleep behaviour disorder/RBD) sering terjadi pada pasien penyakit Parkinson (PD) yang mungkin menurunkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas hidup pasien PD dengan probabel RBD (pRBD) di Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang terhadap pasien PD dengan pRBD yang datang ke RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado bulan Oktober-November 2019. Kualitas hidup diukur menggu-nakan kuesioner kualitas hidup SF-36. Hasil penelitian mendapatkan 48 pasien yang meme-nuhi kriteria penelitian. Pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan (52,1% vs 47,9%). Sebagian besar pasien berada pada kelompok usia 60-69 tahun (54,1%), tingkat pendidikan terakhir SMA/Sederajat dan SMP sama banyak (29,1%), dan tidak bekerja (41,7%). Sebanyak 62,5% subjek telah terdiagnosis PD sejak 1-5 tahun sebelumnya. Skor rerata komponen fisik dan komponen mental kualitas hidup SF-36 ialah 46,5 dan 60,8. Sim-pulan penelitian ini ialah mayoritas pasien penyakit Parkinson dengan pRBD berusia 60-69 tahun, pendidikan SMA/sederajat atau SMP, tidak bekerja, dan telah terdiagnosis PD sejak 1-5 tahun sebelumnya. Kualitas hidup pasien penyakit Parkinson dengan pRBD pada komponen fisik secara umum berada di bawah skor normatif tetapi komponen mental masih baik.Kata kunci: penyakit Parkinson, probabel RBD, kualitas hidup, SF-36
Hubungan antara Migrain dan Kafein Kumaat, Matthew A.; Pertiwi, Junita M.; Mawuntu, Arthur H. P.
e-CliniC Vol 9, No 2 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v9i2.32864

Abstract

Abstract: Migraine is one of the primary headaches that often causes moderate to severe disability. One of the most commonly consumed psychoactive substances associated with migraine is caffeine. This study was aimed to evaluate the relationship between migraine and caffeine thoroughly based on various studies. This was a literature review study using databases of Pubmed/Medline, Cochrane, Wiley Online Library, Science Direct, Google Scholar, and Garuda. The eligibility criteria for this study were observational research articles or clinical trials, written in Indonesian or English, published in the last five years, and their fulltexts could be accessed. The results obtained 10 articles. Almost all of them showed that caffeine could cause migraine whether after caffeine consumption (non-absent group) or no consumption of caffeine (absent group). The association of caffeine with migraine was more significant than with tension headaches. Besides being a trigger factor of migraine, caffeine cpuld also act as a migraine therapy. In conclusion, there is a close association between migraine and caffeine. Migraine tends to be triggered than to be reduced by caffeine.Keywords: caffeine, migraine  Abstrak: Migrain merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang sering menyebabkan disabilitas sedang dan berat. Salah satu zat psikoaktif yang umum dikonsumsi dan berhubungan dengan migrain yaitu kafein. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan migrain dan kafein lebih mendalam berdasarkan berbagai penelitian. Jenis penelitian ialah literature review menggunakan database dari Pubmed/Medline, Cochrane, Wiley Online Library, Science Direct, Google Scholar, dan Garuda. Kriteria kelayakan artikel penelitian ialah artikel penelitian observasional atau uji klinis, ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Inggris, terbit dalam lima tahun terakhir, dan naskah lengkap artikel dapat diakses secara lengkap. Hasil penelitian mendapatkan 10 artikel penelitian. Hampir semua penelitian memperlihatkan bahwa kafein dapat menyebabkan migrain baik setelah kafein dikonsumsi (kelompok nonabsen) maupun saat kafein sudah tidak dikonsumsi (kelompok absen). Hubungan kafein dengan migrain lebih kuat dibandingkan dengan nyeri kepala tipe tegang. Selain menjadi factor pencetus, kafein juga dapat berperan sebagai terapi migrain. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan erat antara migrain dan kafein. Migrain cenderung lebih sering dicetuskan oleh kafein dibandingkan diringankan oleh kafein.Kata kunci: kafein, migrain