Aji Fatahilah
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENAFSIRAN ALI AL-SHABUNI TENTANG AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN TEOLOGI Aji Fatahilah; Ahmad Izzan; Erni Isnaeniah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.172 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i2.1600

Abstract

Penelitian ini mengkaji penafsiran  Ali al-Shabuni tentang ru’yatullah dan  sifat-sifat Allah yang dianggap anthrofomorphisme. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui kecenderungan Ali al-Shabuni dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan wacana teologi, terutama tentang ru’yatullah  dan anthrofomorphisme serta perbuatan Tuhan (afal Allah) dan manusia). Metode yang digunakan ialah deskriptif-analitis. Sumber primernya yaitu kitab Shafwah al-Tafâsîr karya Ali al-Shabuni. Penelitian ini menemukan bahwa  ketika Ali al-Shabuni menafsirkan tentang ru’yatullah dalam surat al-Qiyamah [75]: 22-23, ia sepaham dengan teologi ahlu al sunnah yang berpendapat bahwa Tuhan bisa dilihat di akhirat kelak. Dalam menafsirkan surat an-Nisa [4]: 164 tentang Allah berbicara dengan Musa, ia pun cenderung dengan teologi Asy’ari, bahwasannya Allah berbicara dengan Musa secara langsung. Demikian pula ketika menafsirkan masalah anthropomorfhisme dalam surat as-Sajdah [32]: 4, Ali al-Shabuni sepaham dengan teologi Asy’ari. Dalam menafsirkan kata بِيَدَىَّ  pada surat Shaad [38]: 75,  cenderung  berwarna ahlu  al-sunnah karena dalam memahami ayat seperti ini ahlu al-sunnah menggunakan dua metode, yaitu tafwidh dan takwil. Demikian pula ketika memahami perbuatan Tuhan dan manusia yaitu surat al-Saffat [37]: 96, sepaham dengan teologi Asy’ari yang mengatakan bahwa Allah yang menciptakan kalian dan perbuatan kalian. Secara umum, dalam menafsirkan ayat-ayat teologi  cenderung mengikuti teologi ahlussunnah Asy’ariah.