Esther Mayliana
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH LAMA WAKTU MORDANTING TERHADAP KETUAAN WARNA DAN KEKUATAN TARIK KAIN MORI DALAM PROSES PEWARNAAN DENGAN Esther Mayliana
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.942 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2373

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui (1) ketuaan warna kain mori pada pewarnaan mengunakan zat pewarna sabut kelapa dengan lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam dan16 jam, (2) kekuatan tarik kain mori pada pewarnaan menggunakan zat pewarna sabut kelapa dengan lama mornadanting 8 jam, 12 jam dan 16 jam, (3) pengaruh lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam dan 16 jam terhadap ketuaan warna (4) pengaruh lama waktu mordanting 8 jam, 12 jam, dan 16 jam terhadap kekuatan tarik kain. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sabut kelapa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alam dengan mordan soda abu dan tawas. Variabel bebas penelitian ini adalah lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam), dengan 12 jam sebagai kontrol. Variabel terikatnya adalah ketuaan warna dan kekuatan tarik kain mori. Unit eksperimen berupa kain mori primissima merek kereta kencana. Rancangan acak lengkap digunakan pada teknik penentuan letak pengambilan sampel uji. Ketuaan warna diuji dengan Sepectrophotometer, ukuran sampel uji 5cmx5cm. Kekuatan tarik uji dengan cara jalur potong (Strip test), tiap ukuran sampel uji 2,5 cm x 30 cm dan diuji menggunakan alat Tenso Lab. Normalitas dan Homogenitas diuji dengan Chi Kuadrat dan C-Cochran. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians satu jalur. Rerata hasil penelitian nilai ketuaan warna kain mori yang dimordanting 8 jam adalah 1,015, mordanting 12 jam adalah 1,067 dan mordanting 16 jam adalah 1,033, dengan hasil warna coklat muda untuk ketiga perlakuan. Rerata kekuatan tarik kain mori yang telah dimordanting 8 jam adalah 20,680, mordanting 12 jam 10,019, dan mordanting 16 jam 21,119. Analisa data menunjukkan hasil: (1) tidak ada pengaruh lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam) terhadap ketuaan warna kain mori pada pewarnaan dengan zat pewarna sabut kelapa, (2) tidak ada pengaruh lama waktu mordanting (8 jam, 12 jam, 16 jam) terhadap kekuatan tarik kain mori pada pewarnaan dengan zat pewarna sabut kelapa. Hasil pengujian diatas terjadi karena hasil pewarnaan tidak hanya dipengaruhi oleh mordanting saja tetapi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kata kunci: lama waktu mordanting, ketuaan warna, kekuatan tarik kain  
PENCIPTAAN BUSANA ANAK DENGAN MENERAPKAN TEKNIK SUBSTRACTION CUTTING Esther Mayliana
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.891 KB) | DOI: 10.24821/corak.v8i1.2690

Abstract

Children's clothing is clothing used by children in the age range of 6-12 years. Children's clothing has the main criteria that is comfortable when used. Comfort can be obtained from the choice of the type of material used and the design of children's clothing. The process of making fashion is very varied, and is increasingly developing, one of which is the Substraction cutting technique. Clothing made with substraction cutting techniques is usually women's clothing. This study wanted to examine the application of Substraction cutting techniques with the Tunnel method to make children's clothing.This study has 3 objectives, that is to find out how to make children's clothing with Substraction cutting techniques, efficient use of materials and speed of the fashion making process. This research uses the Action Reserch method. The method of creation through 3 stages, that is exploration, design and realization. In this study several techniques in pattern placement were carried out, and the results were: (1) Making clothes with the substraction cutting technique does not require two circle patterns to increase the volume, but just one circle pattern if needed., (2) Fabric folds when cutting material is necessary pay attention to produce the desired length of clothing, (3) The volume produced from the substraction cutting technique can be completed by draping technique, as decoration that is part of the children's clothing, (4) Substraction cutting technique removes relatively little fabric (5) The process that is passed is enough fast because it cuts down several stages in the process of making fashion in general.Keywords: Children's Clothing, Substraction Cutting, Tunnel Busana anak adalah busana yang digunakan oleh anak di rentang usia 6-12 tahun. Busana anak memiliki kriteria utama yaitu nyaman saat digunakan. Kenyamanan dapat diperoleh dari pilihan jenis bahan yang digunakan serta desain busana anak. Proses pembuatan  busana  sangat bervariasi, dan semakin berkembang,  salah satunya  adalah teknik Substraction cutting. Busana yang dibuat dengan teknik Substraction cutting biasanya adalah busana wanita. Penelitian kali ini ingin meneliti penerapan teknik Substraction cutting dengan metode Tunnel untuk membuat busana anak. Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yaitu untuk mengetahui bagaimana cara membuat busana anak dengan teknik Substraction cutting, efisiensi penggunaan bahan dan kecepatan proses pembuatan busana. Penelitian ini  menggunakan  metode Action Reserch. Metode penciptaan melalui 3 tahapan yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Pada penelitian ini beberapa tehnik dalam penempatan pola dilakukan, dan hasilnya adalah: (1) Pembuatan busana dengan teknik Substraction cutting tidak diperlukan dua pola lingkaran untuk penambah volume, namun cukup satu pola lingkaran jika diperlukan., (2) Lipatan kain saat memotong bahan perlu diperhatikan untuk menghasilkan panjang busana yang diinginkan, (3) Volume yang dihasilkan dari teknik Substraction cutting dapat diselesaikan dengan teknik draping, sebagai hiasan yang menjadi bagian dari busana anak, (4)Teknik Substraction cutting membuang kain relatif sedikit (5) Proses yang dilalui cukup cepat karena memangkas beberapa tahap dalam proses pembuatan busana pada umumnya.Kata kunci: Busana Anak, Substraction Cutting, Tunnel
Pelatihan Teknik Jumputan Inovasi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Tie Dye Kelompok Seni SEEJ Esther Mayliana; Anna Galuh Indreswari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i1.4699

Abstract

Kelompok seni di Yogyakarta banyak berkembang, salah satunya adalah Shibori Ecoprint Eng Jogja (SEEJ). SEEJ berlokasi di Dusun Kepuh, Klitren, Gondokusuman yang berdiri tahun 2018. SEEJ menghasilkan produk shibori/tie dye dan eco print. Produk dipasarkan melalui bazar yang sering dilakukan. Namun, produk yang dihasilkan sebatas dengan model corak dasar yang sama sehingga kurang bersaing dengan produk serupa karena tidak adanya inovasi. Pelatihan bagi anggota SEEJ diperlukan untuk meningkatkan kemampuan sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas unggul, yaitu memberikan inovasi produk. Pelatihan dilakukan melalui program Penyuluhan Seni ISI Yogyakarta, yang diselenggarakan pada 10 Maret-21 Agustus 2020. Pelatihan awalnya akan diselenggarakan dengan tatap muka, namun karena pandemi, pelatihan dilakukan secara daring. Materi dibuat dalam Power Point dan video tutorial. Materi dikirimkan melalui WhatsApp Group dan dipelajari peserta serta dipraktikkan secara mandiri. Materi yang diberikan adalah teknik jumputan inovasi. Materi ini diberikan supaya peserta dapat menghasilkan produk berbeda sehingga kualitas produk meningkat dengan adanya inovasi motif. Peningkatan kualitas diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Dalam pelatihan ini hasil yang diharapkan berupa produk jadi, yaitu kain panjang. Namun, kondisi yang terjadi membuat pelatihan tidak dapat berjalan sesuai rencana sehingga hasilnya kurang sesuai dengan harapan. Dalam pelatihan ini dihasilkan sampel pembuatan motif jumputan inovasi. Melalui pelatihan, peserta sudah paham teknik yang digunakan dalam jumputan inovasi sehingga pengetahuan tersebut dapat menjadi bekal dalam pengembangan produk. Akan tetapi, sampel yang dihasilkan dapat dikatakan kurang sempurna dan masih perlu berlatih terus-menerus. Kondisi ini yang belum menungkinkan untuk pembuatan produk jadi.Arts community in Yogyakarta has grown rapidly, one of them is Shibiri Ecoprint Eng Jogja (SEEJ). SEEJ, that is located at Kepuh Village, Klitren, Gondokusuman, has been established since 2018. SEEJ produces shibori/tie dye and ecoprint products. These products are marketed at frequent bazaar. As the product mainly only have the same basic patterns, they are hard to compete with other similar products due to the lack of innovation. A workshop dedicated for SEEJ members is needed to increase their ability to manufacture better products and to inovate other product variety. This training is done through ISI Yogyakarta Arts Workshop held at March 10 - August 21, 2020. Initially this training is meant to be held on site, yet due to pandemic, it is directed to online meetings. Material is created in Power Point and tutorial videos and distributed through Whatsapp Group to be learned by the participants and independently practiced. Material given is that of innovation in tie-dyeing method. This material is given to ensure the participants are able to produce better products with pattern variety. The increasing quality is believed to lead to the increase of sales. This training envisions a product of a long fabric, yet as the situational problem arises, the results gained is less from satisfactory. This training resulted in samples of innovation in tie-dyeing method. Through this training, the participants are equipped with the new innovation skill and technique that will assist them to develop even further in varying patterns. The results, however, show that more continual trainings are still needed and their progress has not provided enough skill to create a new finished and polished product.
Konsep Wabi-Sabi Yang Diterapkan Dengan Teknik Sulam Dan Shibori Pada Busana Outerwear Kania Gitaswari; Yulriawan Dafri; Esther Mayliana
Style : Journal of Fashion Design Vol 1, No 1 (2021): Style : Journal of Fashion Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.428 KB) | DOI: 10.26887/style.v1i1.2108

Abstract

The creation of a work with the title "The concept of Wabi-Sabi applied with embroidery and shibori techniques in Outerwear Clothing" is the embodiment of individual ideas or thoughts to achieve inner satisfaction which is processed according to the abilities of the author. This work has character and aesthetic value, using balanced ideas, concepts, and techniques. The creation of the work uses the Japanese concept of wabi-sabi which is applied to outerwear inspired by kimono. Approach methods in the creation of works are aesthetic, ergonomic, and semiotic approaches. There are three creation methods used to search data according to the theme raised, namely data collection, data analysis, design, and embodiment. The technique of embodiment of the work applies shibori and embroidery techniques. The works resulting from this creation are four works of art, each of which has its own uniqueness and characteristics in terms of motifs, colors and pieces of clothing. It is hoped that in making this work useful for art connoisseurs and the community. And can contribute and creative discourse about culture and fashion.
Batik Buketan Motif Bunga Nasional Indonesia Dan Penerapannya Dalam Busana Bernuansa Vintage Budiarti Nafisah; Esther Mayliana; I Made Sukanadi
Style : Journal of Fashion Design Vol 1, No 1 (2021): Style : Journal of Fashion Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.1 KB) | DOI: 10.26887/style.v1i1.2109

Abstract

National flowers are considered to represent the character of the nation and state. The flowers chosen as the national flower of Indonesia are white jasmine, moon orchid, and raflesia arnoldi. Floral motifs have often been used as a source of ideas for making batik since ancient times, one of which is the Bouquetan batik motif which was popularized by Dutch women at that time. classic style.The author makes four collections of works entitled "TOENEMEN", meaning that it grows as the idea taken in this work is the Indonesian national flower, these three flowers have a deep philosophy about the value of a nation or individual, the values needed for growth are sincerity, kindness, beauty. also unique.
Penerapan accelerated learning dengan pendekatan SAVI untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kompetensi menggambar busana Esther Mayliana; Herminarto Sofyan
Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 3, No 1 (2013): Februari
Publisher : ADGVI & Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.029 KB) | DOI: 10.21831/jpv.v3i1.1573

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada kompetensi menggambar busana dengan menerapkan accelerated learning melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual). Penelitian terdiri dari tiga siklus setiap siklus dilakukan dua pertemuan. Kegiatan penelitian meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data motivasi belajar dan hasil belajar dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan accelerated learning dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga jumlah siswa yang masuk kategori motivasi belajar tinggi dengan nilai 77,6 - 86,6 sebanyak 10 siswa (32,3%), jumlah siswa kategori motivasi belajar sedang dengan nilai 68,5 - 77,5 sebanyak 21 siswa (67,7%), dan tidak ada siswa (0%) dengan kategori motivasi belajar rendah dengan nilai 59,4 - 68,4; (2) penerapan accelerated learning dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil belajar di atas KKM sebanyak 28 siswa (90,3%), sedangkan siswa dengan nilai hasil belajar di bawah KKM berjumlah 3 siswa ( 9,7%). APPLICATION OF ACCELERATED LEARNING WITH SAVI APPROACH TO IMPROVE MOTIVATION AND LEARNING RESULTS COMPETENCY DRAWING FASHIONAbstractThis study aims to improve the learning motivation and learning outcomes at fashion drawing competence by applying the accelerated learning SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) approach. This research consisted of three cycles, each of which consisted of two meetings. The research activities included planning, action, observation and reflection. The data on learning motivation and learning outcomes were analyzed using descriptive statistics technique.The results show that: (1) the application of accelerated learning using the SAVI approach can increase students’motivation so that the number of students who fall into the category of high learning motivation with scores 77.6 - 86.6 reaches 10 students (32.3%), the number of the students in the medium category of learning motivation with the scores of 68.5 - 77.5 reaches 21 students (67.7%), and no student (0%) falls in the low learning motivation category with scores of 59.4 - 68.4; (2) the application of accelerated learning using the SAVI approach can improve students’learning outcomes so that the number of students who can obtain the score of the learning outcomes above KKM is 28 students (90.3%), while the number of those with learning outcomes under the KKM is three students (9.7%).