Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Kompaksi dan Kandungan Grafit Terhadap Karakteristik Mekanis Bantalan Luncur Connecting Rod Ali Medi; Djoko W Karmiadji
Forum Teknik Vol 33, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractBearing is an important component in the automotive industry that is needed to be made of material having good properties. Aluminum graphite matrix composite becomes a selected tribology application in self-lubricating bearing. This composite has good wear resistance andlow density compared with bronze bearing material so that gives more economical values. This research is done by the method of powder metallurgy with aluminum matrix composite material using an additive of 5% graphite weight fraction. Variable compactions (P) are 400 MPa, 500MPa, 600 MPa and sintering temperature is 5500C, with variable holding times (HT) 1 hour, 2 hours and 3 hours. The study aims to analyze the effect of graphite content affecting the mechanical properties of aluminum graphite composite material. The test results show that the optimum condition of 5% graphite content is the density = 5.11 gr/cm3, the hardness = 54.449 HB, the compressive strength = 790 MPa, when P = 600 MPa and HT = 3 hours.Keywords: aluminium, komposit, serbuk, kompaksi, holding time.
RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 Kg/Jam Ali Medi; Ahmad Junaidi
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.476 KB)

Abstract

Kebutuhan konsumsi daging sekarang ini semakin meningkat diikuti dengan meningkatnya populasi sapi potong di dalam negeri, hendaknya diikuti dengan peningkatan jumlah pakan demi tersedianya pakan yang cukup untuk ternak sapi.Jagung merupakan sumber pangan dan pakan di Indonesia, dalam pengolahan jagung pasti akan menghasilkan sisa berupa bonggol jagung, pengolahannya yang hanya sedikit dijadikan kerajinan tangan serta digunakan alternative pengganti kayu bakar. Melihat kandungan bonggol jagung yang kaya akan karbohidrat, memungkinkan untuk dijadikan sebagai campuran pakan ternak sapi, sehingga perlu cara yang tepat untuk mengolah bonggol jagung menggunakan mesin penghancur bonggol jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi.
Analisis Pengaruh Perbandingan Koil Standar, Koil Imitasi, dan Koil Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Dengan Kapasitas Mesin 160 CC Muhammad Ranay; Muhammad Rasid; Ali Medi
AT-TAKLIM: Jurnal Pendidikan Multidisiplin Vol. 2 No. 2 (2025): At-Taklim: Jurnal Pendidikan Multidisiplin (Edisi Februari)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/at-taklim.v2i2.135

Abstract

The coil function to convert low voltage into high voltage, which produces a spark in the spark plug. This is important for efficient combustion. In this experimental research, we analyzed the effect of comparing standard coils, imitation coils and racing coils on the performance of motorbikes with an engine capacity of 160 cc. Performance tests are carried out using the Dyno Test tool to measure torque, power and motor acceleration. In terms of torque performance (Nm), data showed that the highest performance was found in tests with a standard coil of 34.16 Nm, while the racing coil was 29.79 Nm and the imitation coil was 26.50 Nm. In terms of power performance (HP), data was obtained that the highest performance was found in tests with a racing coil of 24.5 HP, while the standard coil was 23.1 HP and the imitation coil was 21.6 HP. In terms of acceleration performance (s), data shows that motorbike acceleration using a standard coil to reach peak performance or speed (topspeed) takes 6.34 seconds, a racing coil takes 5.64 seconds and an imitation coil takes 5.82 seconds.
Analisis Umur Pakai Oli Pada Fan PLTU Tanjung Enim 3x10 MW Vernando, Deby; Hendradinata , Hendradinata; Putri, Fenoria; Utami, Ogi Meita; Medi, Ali
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 6 No. 1 (2025): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14942716

Abstract

One of the boiler auxiliaries for the running of the production process is the fan. The fan acts as a primary and secondary air supply and as a vacuum cleaner for the remaining ash when the boiler burns and is discharged into the atmosphere. In this fan often occurs over heat (over heat) one of the causes is the decline in oil quality. Lack of attention to the lubrication system if allowed to continue will experience over heat in the fan which will cause damage to the fan, especially the bearing due to the decrease in oil viscosity caused by operating hours and temperatures that affect the oil in the fan. The data obtained will be processed and analyzed with a Quantitative to see the effect of running hours and temperature on the kinematic viscosity of oil samples. From this study with a test of 40 ° C obtained results at 0 hours (92.88 cSt), 1923 hours (57.94 cSt), 2012 hours (53.26 cSt), 2195 hours (46.82 cSt), 2202 hours (44.75 cSt), 2207 hours (43.26 cSt). From the results of this study, running hours greatly affect the kinematic viscosity value and temperature treatment of oil affects the kinematic viscosity along with the increase in running hours
PENGARUH UKURAN BIJI JARAK PAGAR TERHADAP LAMANYA NYALA API DAN TEMPERATUR YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR Mila, Andika Nopriansyah; Junaidi, Ahmad; Arnoldi, Dwi; Witjahjo, Soegeng; Hidayati, Baiti; Rizal, Syamsul; Medi, Ali
MACHINERY Jurnal Teknologi Terapan Vol. 4 No. 3 (2023): Machinery: Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10122361

Abstract

The availability of fuels, especially fossil fuels, is increasingly scarce, concerns about meeting energy needs in the future are increasing. In urban areas, fuel gas (LPG) is generally used for daily cooking, while in rural areas, kerosene is more commonly used. This significant oil content opens up the possibility to use castor beans as fuel directly. Therefore, in this study the author conducted an experiment entitled "The Effect of Jatropha Bean Size on Fire Intensity and Temperature produced on the Stove". The variable used is jatropha beans weighing 350 grams in each form of castor bean roughness, namely: whole, peeled, coarse and fine. Where the results obtained from the research that has been carried out are whole castor beans with a flame for 93 minutes and a temperature of 314.7 °C, peeled to produce a flame for 85 minutes and a temperature of 433.3 °C, coarsely crushed to produce a flame for 73 minutes and a temperature of 498.8 °C, and finely crushed to produce a flame of 65 minutes and a temperature of 519 °C. So it can be concluded from the data produced, the larger the size of the castor bean, the more time the fire is and the finer the roughness of the castor bean fence, the higher the resulting temperature.
ANALISIS PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PASKA PENGELASAN TERHADAP KETAHANAN KOROSI BESI TUANG KELABU KAJI Mardiana, Mardiana; Rasid, Muhammad; Medi, Ali
AUSTENIT Vol. 4 No. 02 (2012): AUSTENIT: Oktober 2012
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.734 KB)

Abstract

Besi tuang kelabu banyak digunakan pada meja mesin seperti mesin bor, mesin Miling, Mesin Bubut, surface grinding  karena mempunyai sifat-sifat antara lain dapat meredam getaran yang    sangat baik  ( kapasitas peredamnya tinggi), tahan panas, tahan korosi, mudah dalam pengecoran  karena memiliki titik lebur yang rendah, mudah untuk dikerjakan di mesin, mudah didapat  dengan harga yang relatif murah.  Salah satu proses  pengelasan yang dapat dilakukan pada besi tuang kelabu adalah proses pengelasan dengan elektroda terbungkus  atau SMAW ( Shield Metal Arc Welding) dengan menggunakan arus searah DC dan menggunakan elektroda jenis DFC NiFE atau NiFE-C1. Hal yang paling memungkinkan akibat dari proses pengelasan besi tuang (Cast Iron)  adalah terjadinya retak las dimana hal ini disebabkan karena pembekuan yang terlalu cepat, tegangan penyusutan yang terlalu tinggi, prosedur pengelasan yang salah dan penggunaan elektroda yang tidak sesuai. Tegangan penyusutan dalam pengelasan yang terjadi karena timbulnya lonjakan tegangan yang lebih besar yang disebabkan oleh perubahan sifat-sifat bahan pada sambungan terutama pada daerah terpengaruh panas  HAZ ( heat Affected Zone), Untuk mengetahui sejauhmana laju korosi untuk specimen uji setelah dilakukan pengelasan yaitu dengan perendaman specimen uji kedalam larutan NaCl dengan perbandingan 3,5% dengan waktu ekspos 40 hari. Dari data pengujian dapat kita lihat adanya penurunan laju korosi yang cukup siknifikan sebesar 62,06 % yaitu 3.1558 . 10-6 gram/menit untuk specimen uji tanpa di heat treatment dan  1,1971.10-6 gram/menit untuk material yang mendapat perlakuan panas (heat treatment). Hal ini menunjukkan bahwa  proses heat treatment paska pengelasana pada temperatur 730 °C dan kemudian ditahan selama 60 menit dapat meningkatkan ketahanan terhadap korosi pada material besi tuang kelabu.
DESAIN OPTIMASI SUDU KIPAS SENTRIFUGAL Medi, Ali; Rizal, Samsul
AUSTENIT Vol. 7 No. 2 (2015): AUSTENIT: Oktober 2015
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.604 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang cara optimasi desain kipas sentrifugal menggunakan analisis elemen hingga dengan menggunakan Autodesk Inventor 2013. Dalam analisis kipas sentrifugal yang digunakan analisis siklus simetri. Ada dua bahan yang digunakan dalam optimasi desain yaitu; baja ringan dan baja.kekuatan tinggi paduan rendah Harapan desain di bawah 0,5 mm perpindahan dan di atas faktor 1,5 keselamatan. Hasil analisis didapat desain yang baik adalah baja kekuatan tinggi paduan rendah (high strength low alloy steel) dengan ketebalan 4 mm dan 5 mm
DESAIN TEMPAT PARKIR SEPEDA MOTOR BERTINGKAT DENGAN SISTEM OTOMASI Sani, Almadora Anwar; Medi, Ali; Malik, Irawan; Ginting, Muchtar
AUSTENIT Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT: April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.196 KB)

Abstract

Parkir kendaraan khususnya sepeda motor saat ini membutuhkan lahan parkir yang luas. Seiring dengan meningkatnya jumlah sepeda motor setiap tahunnya lahan parkir menjadi semakin kurang dan sempit. Masalah lainnya dengan sistem parkir konvensional saat ini membuat parkir menjadi semrawut, ditambah tidak teraturnya pemilik kendaraan dalam memarkirkan kendaraannya dan menjamurnya juru parkir liar. Kebutuhan lahan parkir di perkotaan menjadi hal yang serius untuk ditangani seiring perkembangan kendaraan yang terus bertambah. Solusi dari permasalahan lahan parkir telah dicoba oleh Negara Maju dengan memanfaatkan parkir betingkat otomatis, yang dapat dekendalikan oleh  pengendara dengan mudah. Sistem parkir ini menggunakan sistem otomasi yang dikendalikan dengan komputer. Sistem parkir bertingkat otomatis yang dikembangkan saat ini disusun dengan vertikal keatas dan bisa dirancang untuk vertikal ke bawah tanah. Solusi parkir seperti ini menjadi alternatif untuk  menanggulangi lahan parkir yang mulai berkurang. Cara kerja sistem parkir otomatis menggunakan sistem pneumatik, sensor, kamera dan komponen mekanis untuk mengambil sepeda motor, memindahkannya ke seluruh slot parkir yang kosong. Luas area parkir 45 m2 tinggi bangunan 9 m, dengan daya tampung maksimum 20 sepeda motor. Tempat parkir ini dapat digunakan pada area perkantoran, pasar, mall, tempat rekreasi dan lokasi lainnya yang membutuhkan tempat parkir khususnya sepeda motor.