Y Meldia
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakterisasi dan Evaluasi Beberapa Aksesi Nanas Hadiati, Sri; Purnomo, Sudarmadi; Meldia, Y; Sukmayadi, I; -, Kartono
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi dan mengevaluasi karakter-karakter penting beberapa aksesi nanas dalam upaya mendapatkan tetua untuk perakitan varietas unggul. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok mulai bulan  Januari 2001 sampai Februari  2002. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 24 nomor aksesi sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter antaraksesi nanas berbeda, kecuali jumlah dan lebar daun. Aksesi dengan tepi daun tidak berduri ditampilkan oleh aksesi nomor 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, dan 34C. Aksesi yang mempunyai karakter unggul pada komponen buah, yaitu mempunyai mahkota tunggal ditampilkan oleh semua nomor aksesi, kecuali nomor 30H dan 32H; tangkai buah pendek oleh nomor 2Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, dan 34C; bobot buah>1.000 g oleh nomor 26C, 30H, 32H, dan 34C; mata dangkal oleh nomor 2Q, 16Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, dan 34C; serta aksesi yang mempunyai diameter buah >9,5 cm ditampilkan oleh nomor 3H, 30H, 32H, 4C, 8C, 26C, 27C, dan 34C. Aksesi yang mempunyai karakter unggul pada kualitas buah, yaitu kandungan TSS ³16° Brix adalah nomor 2Q, 16Q, 18Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, dan 34C; vitamin C tinggi aksesi nomor 1MP, 45MP, 3H, 30H, 32H, 10M, 33M, dan 4C; kadar serat rendah ditampilkan oleh semua nomor aksesi kecuali nomor 1MP dan 45MP; rasio daging/hati yang besar oleh nomor 3H, 30H, 32H, 10M, dan 33M. Aksesi yang mempunyai jumlah karakter unggul terbanyak, yaitu tepi daun tidak berduri, mahkota tunggal, tangkai buah pendek, mata dangkal, diameter buah >9,5 cm, TSS ³16° Brix, kadar serat rendah ditampilkan oleh nomor 4C, 8C, 27C, dan 34C. Bobot buah ditentukan oleh karakter diameter dan panjang buah. Pada jarak taksonomi 1,95 terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A (klon merah, hijau, queen, dan cayenne) dan kelompok B (klon merah pagar). Informasi karakter ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemilihan tetua dalam program perakitan varietas unggul. Kata kunci: Ananas comosus; Aksesi; Karakterisasi; Evaluasi;  Pertumbuhan dan hasil; Mutu buah. ABSTRACT. The aim of the research was to characterize and evaluate the important characters of some pineapple accessions to obtain the parents for establishing the superior variety. This research was conducted at Indonesian Fruit Research Institute from January 2001 to February 2002. The experiment was arranged in a com- pletely randomized block design with 24 accessions as treatments and two replications. Each experimental unit con- sisted of four plants. The results showed that all characters were significantly different among accessions, except the number and width of leaves. The leaves margin whithout  spine were showed by accessions number of 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, and 34C; superior characters of fruit component, i.e single crown were showed by all accessions, ex- cept accession number 30H and 32H; short peduncle showed by 2Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, and 34C; fruit weight >1000 g showed by 30H, 32H, 26C, and 34C; flat eyes showed by 2Q, 16Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, and 34C of accessions number. Superior characters of fruit quality, i.e. TSS ³16°Brix were showed by accessions number of 2Q, 16Q, 18Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, and 34; high vitamin C content showed by 1MP, 45MP, 3H, 30H, 32H, 10M, 33M, and 4C; low fibre content showed by all accessions except accessions number 1MP and 45MP; high flesh/core thickness ratio showed by 3H, 30H, 32H, 10M, and 33M. It’s looked that accessions number 4C, 8C, 27C, and 34C had more su- perior characters than the others, i..e leave margin whithout spine, single crown, short peduncle, fruit diameter >9.5 cm, TSS ³16 °Brix, and low fibre content. Fruit weight was determined by diameter and length of fruit characters. There were two clone groups at 1.95 taxonomic distance, i.e group A consisted of merah, hijau, queen, and cayenne clones, and group B consisted of merah pagar clone. The information about the characters observed could be used to obtain the parents for establishing the superior variety.
Penyakit Layu Panama pada Pisang: Observasi Ras 4 Fusarium oxysporum f. sp. cubense di Jawa Barat Nasir, N; -, Jumjumidang; Meldia, Y
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 4 (2003): DESEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui keberadaan ras 4 F. oxysporum f. sp. cubense (Foc) di daerah pertanaman pisang rakyat di Jawa Barat, serta kultivar pisang yang diserangnya. Ras 4 adalah ras Foc yang paling ganas dari patogen tular tanah ini. Pengumpulan data di lapang dilakukan selama 10 hari pada bulan Oktober 1999. Uji ras 4 dengan volatile odour test (VOT) dilakukan di laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, dari bulan Nopember 1999 sampai dengan Februari 2000. Penentuan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada daerah yang terserang layu panama yang disebabkan oleh Foc yang diinformasikan oleh Dinas Pertanian Tk. I Jawa Barat. Uji VOT untuk setiap isolat diulang sebanyak lima kali. Selama di lapang, berhasil dikoleksi 18 isolat Foc yang berasal dari 12 kultivar pisang di tujuh lokasi. Enam belas (88,8%) dari 18 isolat menghasilkan aroma aldehid saat VOT dilakukan. Satu isolat tidak menghasilkan aroma aldehid, sedangkan satu isolat lagi tidak dapat dimurnikan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penyakit layu panama yang menyerang pertanaman pisang di Jawa Barat, didominasi oleh Foc ras 4. Penelitian ini juga mengindikasikan pentingnya pemetaan sebaran Foc, untuk mendukung pengembangan agribisnis pisang Indonesia di masa depan. Kata kunci: Pisang; Fusarium oxysporum f. sp. cubense; Ras 4; Penyakit layu panama; VOT ABSTRACT. The study was  purposed to  investigate F. oxysporum f. sp. cubense (Foc) race 4 in bananas in West Jawa, and cultivars affected. Race 4 is the most virulence race of this soilborne pathogen. Data were collected within 10 days during October 1999. Volatile odour test (VOT) was conducted at the laboratory of Plant Pathology of the Indonesian Fruit Research Institute in Solok, from Novem- ber 1999 to February 2000. Sampling area was chosen on the basis of affected area by panama wilt disease those in- formed by Dinas Pertanian Tk. I, of West Jawa. The test of each isolate was replicated fives times. During this study, 18 Foc isolates have been collected derived from 12 cultivars in seven areas. Sixteen (88,8%) of the 18 isolates pro- duced aldehyde when they were tested with the VOT. One isolate did produce aldehyde odour, while another was con- taminated. Results of this study indicated that panama wilt disease in West Jawa, was dominated by Foc race 4. It also indicated how important of the Foc map was in supporting the future of commercial banana plantations development in Indonesia.
Karakterisasi dan Evaluasi Beberapa Aksesi Nanas Sri Hadiati; Sudarmadi Purnomo; Y Meldia; I Sukmayadi; Kartono -
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n3.2003.p157-168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi dan mengevaluasi karakter-karakter penting beberapa aksesi nanas dalam upaya mendapatkan tetua untuk perakitan varietas unggul. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok mulai bulan  Januari 2001 sampai Februari  2002. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 24 nomor aksesi sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter antaraksesi nanas berbeda, kecuali jumlah dan lebar daun. Aksesi dengan tepi daun tidak berduri ditampilkan oleh aksesi nomor 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, dan 34C. Aksesi yang mempunyai karakter unggul pada komponen buah, yaitu mempunyai mahkota tunggal ditampilkan oleh semua nomor aksesi, kecuali nomor 30H dan 32H; tangkai buah pendek oleh nomor 2Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, dan 34C; bobot buah>1.000 g oleh nomor 26C, 30H, 32H, dan 34C; mata dangkal oleh nomor 2Q, 16Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, dan 34C; serta aksesi yang mempunyai diameter buah >9,5 cm ditampilkan oleh nomor 3H, 30H, 32H, 4C, 8C, 26C, 27C, dan 34C. Aksesi yang mempunyai karakter unggul pada kualitas buah, yaitu kandungan TSS ³16° Brix adalah nomor 2Q, 16Q, 18Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, dan 34C; vitamin C tinggi aksesi nomor 1MP, 45MP, 3H, 30H, 32H, 10M, 33M, dan 4C; kadar serat rendah ditampilkan oleh semua nomor aksesi kecuali nomor 1MP dan 45MP; rasio daging/hati yang besar oleh nomor 3H, 30H, 32H, 10M, dan 33M. Aksesi yang mempunyai jumlah karakter unggul terbanyak, yaitu tepi daun tidak berduri, mahkota tunggal, tangkai buah pendek, mata dangkal, diameter buah >9,5 cm, TSS ³16° Brix, kadar serat rendah ditampilkan oleh nomor 4C, 8C, 27C, dan 34C. Bobot buah ditentukan oleh karakter diameter dan panjang buah. Pada jarak taksonomi 1,95 terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A (klon merah, hijau, queen, dan cayenne) dan kelompok B (klon merah pagar). Informasi karakter ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pemilihan tetua dalam program perakitan varietas unggul. Kata kunci: Ananas comosus; Aksesi; Karakterisasi; Evaluasi;  Pertumbuhan dan hasil; Mutu buah. ABSTRACT. The aim of the research was to characterize and evaluate the important characters of some pineapple accessions to obtain the parents for establishing the superior variety. This research was conducted at Indonesian Fruit Research Institute from January 2001 to February 2002. The experiment was arranged in a com- pletely randomized block design with 24 accessions as treatments and two replications. Each experimental unit con- sisted of four plants. The results showed that all characters were significantly different among accessions, except the number and width of leaves. The leaves margin whithout  spine were showed by accessions number of 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, and 34C; superior characters of fruit component, i.e single crown were showed by all accessions, ex- cept accession number 30H and 32H; short peduncle showed by 2Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 26C, 27C, and 34C; fruit weight >1000 g showed by 30H, 32H, 26C, and 34C; flat eyes showed by 2Q, 16Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, and 34C of accessions number. Superior characters of fruit quality, i.e. TSS ³16°Brix were showed by accessions number of 2Q, 16Q, 18Q, 4C, 5C, 8C, 20C, 27C, and 34; high vitamin C content showed by 1MP, 45MP, 3H, 30H, 32H, 10M, 33M, and 4C; low fibre content showed by all accessions except accessions number 1MP and 45MP; high flesh/core thickness ratio showed by 3H, 30H, 32H, 10M, and 33M. It’s looked that accessions number 4C, 8C, 27C, and 34C had more su- perior characters than the others, i..e leave margin whithout spine, single crown, short peduncle, fruit diameter >9.5 cm, TSS ³16 °Brix, and low fibre content. Fruit weight was determined by diameter and length of fruit characters. There were two clone groups at 1.95 taxonomic distance, i.e group A consisted of merah, hijau, queen, and cayenne clones, and group B consisted of merah pagar clone. The information about the characters observed could be used to obtain the parents for establishing the superior variety.
Penyakit Layu Panama pada Pisang: Observasi Ras 4 Fusarium oxysporum f. sp. cubense di Jawa Barat N Nasir; Jumjumidang -; Y Meldia
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 4 (2003): DESEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n4.2003.p269-275

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui keberadaan ras 4 F. oxysporum f. sp. cubense (Foc) di daerah pertanaman pisang rakyat di Jawa Barat, serta kultivar pisang yang diserangnya. Ras 4 adalah ras Foc yang paling ganas dari patogen tular tanah ini. Pengumpulan data di lapang dilakukan selama 10 hari pada bulan Oktober 1999. Uji ras 4 dengan volatile odour test (VOT) dilakukan di laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, dari bulan Nopember 1999 sampai dengan Februari 2000. Penentuan lokasi pengambilan sampel didasarkan pada daerah yang terserang layu panama yang disebabkan oleh Foc yang diinformasikan oleh Dinas Pertanian Tk. I Jawa Barat. Uji VOT untuk setiap isolat diulang sebanyak lima kali. Selama di lapang, berhasil dikoleksi 18 isolat Foc yang berasal dari 12 kultivar pisang di tujuh lokasi. Enam belas (88,8%) dari 18 isolat menghasilkan aroma aldehid saat VOT dilakukan. Satu isolat tidak menghasilkan aroma aldehid, sedangkan satu isolat lagi tidak dapat dimurnikan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penyakit layu panama yang menyerang pertanaman pisang di Jawa Barat, didominasi oleh Foc ras 4. Penelitian ini juga mengindikasikan pentingnya pemetaan sebaran Foc, untuk mendukung pengembangan agribisnis pisang Indonesia di masa depan. Kata kunci: Pisang; Fusarium oxysporum f. sp. cubense; Ras 4; Penyakit layu panama; VOT ABSTRACT. The study was  purposed to  investigate F. oxysporum f. sp. cubense (Foc) race 4 in bananas in West Jawa, and cultivars affected. Race 4 is the most virulence race of this soilborne pathogen. Data were collected within 10 days during October 1999. Volatile odour test (VOT) was conducted at the laboratory of Plant Pathology of the Indonesian Fruit Research Institute in Solok, from Novem- ber 1999 to February 2000. Sampling area was chosen on the basis of affected area by panama wilt disease those in- formed by Dinas Pertanian Tk. I, of West Jawa. The test of each isolate was replicated fives times. During this study, 18 Foc isolates have been collected derived from 12 cultivars in seven areas. Sixteen (88,8%) of the 18 isolates pro- duced aldehyde when they were tested with the VOT. One isolate did produce aldehyde odour, while another was con- taminated. Results of this study indicated that panama wilt disease in West Jawa, was dominated by Foc race 4. It also indicated how important of the Foc map was in supporting the future of commercial banana plantations development in Indonesia.