Noor Erma Nasution Sugijanto
Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri dari Jamur Endofit Penicillium oxalicum Hasil Isolasi dari Spons Homaxinella tanitai Ni Putu Diah Parwita Sari; Bian Dwi Cahyo; Noor Erma Nasution Sugijanto; Suciati Suciati
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.10-15

Abstract

Pendahuluan: Jamur endofit yang berasal dari biota laut spons diketahui sebagai sumber penghasil berbagai jenis metabolit sekunder. Metabolit sekunder yang dihasilkan telah dilaporkan memiliki beberapa bioaktivitas termasuk sebagai antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat dan fraksi dari jamur endofit Penicillium oxalicum yang diisolasi dari spons Homaxinella tanitai terhadap bakteri Gram positif Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis serta bakteri Gram negatif Eschericia coli. Metode: Identifikasi jamur endofit dilakukan berdasarkan sekuensing dari 28S rRNA. Jamur endofit P. oxalicum ditumbuhkan pada media malt extract. Ekstraksi dilakukan dengan metode partisi cair-cair dengan pelarut etil asetat. Fraksinasi dari ekstrak etil asetat dilakukan dengan metode kromatografi kolom cepat. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi dilakukan dengan metode mikrodilusi dan difusi agar. Skrining golongan senyawa pada ekstrak dilakukan dengan metode KLT yang divisualisasi dengan berbagai penampak noda serta menggunakan spektroskopi 1H NMR. Hasil: Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat P. oxalicum memberikan aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis dan E. coli dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) 250 µg/mL dan menghambat pertumbuhan S. aureus dengan KHM 500 µg/mL. Hasil uji aktivitas antibakteri dari fraksi pada konsentrasi 100 µg/cakram menunjukkan aktifitas penghambatan yang sedang terhadap ketiga bakteri uji. Berdasarkan hasil KLT dan spektroskopi 1H NMR, dapat diketahui bahwa ekstrak etil asetat P. oxalicum mengandung senyawa terpenoid dan polifenol. Kesimpulan: Jamur endofit P. oxalicum yang diisolasi dari spons H. tanitai menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Optimasi Kadar Awal, Waktu Kontak dan Berat Biomassa pada Proses Biosorpsi Cu2+ Menggunakan Cangkang Lorjuk Syarifa Hajar; Noor Erma Nasution Sugijanto; Sugijanto Kartosentono
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.98-106

Abstract

Pendahuluan: Cangkang kerang pisau (Solen vagina) dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitarnya, tetapi berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi biosorben dalam penyerapan logam berat khususnya Cu karena umumnya cangkang kerang mengandung CaCO3 dan kitin. Beberapa variabel yang berperan dalam proses biosorpsi, antara lain: konsentrasi awal logam, massa biosorben, dan waktu kontak. Tujuan: Untuk menentukan pengaruh konsentrasi awal Cu (II), massa biosorben, dan waktu kontak terhadap proses biosorpsi melalui data persentase efisiensi dan kapasitas adsorpsi. Metode: Proses biosorpsi dilakukan dalam berbagai variasi parameter dengan memasukkan biosorben dan larutan Cu (II) dalam kolom, sesuai masing-masing variasi yang telah ditentukan dan dilakukan penyaringan. Pengukuran kadar Cu (II) secara kuantitatif dari hasil proses biosorpsi menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)­. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosorben cangkang lorjuk mengandung Cu (II) 0,0220 mg/g. Kadar Cu (II) dalam cangkang tersebut digunakan sebagai faktor koreksi. Hasil optimal untuk parameter konsentrasi awal Cu (II) adalah 100 mg/L dengan persentase efisiensi (98,47 + 0,19)% dan kapasitas adsorpsi (630,37 + 1,2)ug/g. Hasil optimal waktu kontak adalah 120 menit dengan persentase efisiensi (90,78 + 0,25)%. Hasil optimal massa biosorben berdasarkan persentase efisiensi (97,69 + 0,1)% adalah 2 gram. Kesimpulan: Penelitian ini dapat menunjukkan bahwa serbuk dari cangkang kerang pisau (Solen vagina) dapat dimanfaatkan sebagai biosorben yang efektif untuk adsorpsi  tembaga (Cu) dari larutan. Hasil optimasi faktor terbaik untuk digunakan dalam proses biosorpsi Cu (II) yaitu konsentrasi awal 100 mg/L, massa biosorben 2 gram dan waktu kontak 120 menit.