Eva Herlinawati
Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN STIMULAN GAS TERHADAP PRODUKSI DAN KARAKTER FISIOLOGI KLON BPM 24 Eva Herlinawati; Kuswanhadi Kuswanhadi
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 30, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v30i2.126

Abstract

Penggunaan stimulan seperti etefon atau gas etilen telah banyak diterapkan terutama pada perkebunan karet untuk meningkatkan produksi lateks. Mekanisme kerja stimulan yang berbahan aktif etefon dalam tanaman karet yakni terdekomposisi menjadi etilen, asam hidroklorit, dan asam fosfat. Stimulan dengan bahan aktif etefon berpengaruh tidak langsung, peningkatan produksi hanya mencapai kurang dari 50%. Sementara itu stimulan dengan bahan aktif berupa gas etilen diabsorbi langsung oleh batang tanaman karet dengan jumlah yang lebih banyak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi sistem stimulan gas terhadap produksi, karakter fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan kepekaan terhadap kering alur sadap. Frekuensi stimulan yang tepat dan optimum akan memberikan produksi tinggi, tanpa menimbulkan efek negatif terhadap metabolisme sel lateks. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa mulai Oktober 2010 sampai September 2011. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan sistem sadap  dan 4 ulangan, menggunakan klon BPM 24 tahun tanam 1997 berumur 13 tahun. Penyadapan telah dilakukan sejak 2002 dengan sistem sadap S/2 d3 ET2,5% 10/y(m). Perlakuan antara lain S/4 U d3 6d/7 ETG 40/y (w), S/4 U d3 6d/7 ETG 20/y (2w), S/4 U d3 6d/7 ETG 10/y (m), S/4 U d3 6d/7 ET2,5% 40/y (w), dan S/4 U d3 6d/7 ET2,5% 20/y (2w). Hasil penelitian menunjukkan dengan frekuensi stimulan gas yang tepat diharapkan, produksi tanaman karet dapat ditingkatkan tanpa menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap kesehatan tanaman. Stimulan gas dapat meningkatkan produksi sebesar 66,1-76,2% dibanding S/4 U d3 6d/7 ET2,5% 20/y (2w). Berdasarkan hasil pengamatan terhadap produksi, kondisi fisiologis, dan kesehatan tanaman, pengisian gas ke dalam aplikator dilakukan setiap 2 minggu dan panel dipindahkan setiap 3 bulan untuk menghindari menurunnya produksi akibat “kelelahan” panel sadap. Diterima : 17 Juli 2012; Disetujui : 20 September 2012 How to Cite : Herlinawati, E., & Kuswanhadi. (2012). Pengaruh penggunaan stimulan gas terhadap produksi dan karakter fisiologi klon BPM 24. Jurnal Penelitian Karet, 30(2), 100-107. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/126
ALTERNATIF SISTEM SADAP KLON RRIC 100 MULAI BUKA SADAP Eva Herlinawati; Kuswanhadi Kuswanhadi
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i2.137

Abstract

Stimulan etefon atau gas telah umum digunakan pada perkebunan, khususnya di perkebunan besar. Penggunaan stimulan harus dikombinasikan dengan penurunan intensitas penyadapan melalui pengurangan panjang irisan sadap. Penelitian bertujuan untuk membandingkan dan mengevaluasi pengaruh berbagai sistem sadap terhadap produksi dan parameter fisiologi sejak buka sadap. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa mulai Maret sampai Desember 2011. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan sistem sadap  dan 8 ulangan, menggunakan klon RRIC 100 tahun tanam 2004. Perlakuan antara lain S/2 d3, S/2 d3 ET2.5% Ga1 12/y (m), S/2 d3 ET2.5% Ga1 24/y (2w), Sc20 U d3 ETG 12/y(m), Sc20 U d3 ETG 24/y(2w), dan Sc20 U d3 ET2.5% Ba1 24/y(2w). Hasil penelitian menunjukkan sistem sadap S/2 d3 ET2.5% Ga1 12/y (m) atau Sc20 U d3 ETG 12/y(m) mampu meningkatkan produksi tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap karakter fisiologi. Namun demikian, penggunaan stimulan gas pada tanaman muda perlu pertimbangan risiko kering alur sadap. Penyadapan ke arah atas memiliki kecenderungan lebih tebal dalam konsumsi kulit dan tumpahnya lateks dari alur sadap, penyadap sebaiknya dilatih dengan baik. Diterima : 10 Mei 2013; Disetujui : 13 September 2013  How to Cite : Herlinawati, E., & Kuswanhadi. (2013). Alternatif sistem sadap klon RRIC 100 mulai buka sadap. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 102-109. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/137
AKTIFITAS METABOLISME BEBERAPA KLON KARET PADA BERBAGAI FREKUENSI SADAP DAN STIMULASI Eva Herlinawati; Kuswanhadi Kuswanhadi
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i2.138

Abstract

Stimulasi merupakan bagian penting dalam sistem eksploitasi tanaman karet untuk meningkatkan produksi. Munculnya banyak klon menuntut pengetahuan mengenai hubungan antara produksi lateks dengan kondisi fisiologis tanaman untuk mengoptimalkan penggunaan stimulan, sehingga sistem eksploitasi yang diterapkan tidak mengalami over atau under eksploitasi. Penelitian bertujuan membandingkan aktivitas metabolisme klon PB 260, RRIM 600, dan PB 217 pada berbagai frekuensi sadap maupun stimulasi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa mulai April 2010 sampai Maret 2012 dengan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan sistem sadap  dan 3 ulangan, menggunakan klon PB 260, RRIM 600, dan PB 217 tahun tanam 2004. Hasil penelitian menunjukkan klon berproduksi tinggi (quick starter) dengan kandungan sukrosa rendah dan fosfat anorganik tinggi seperti PB 260, hanya membutuhkan pelukaan (wounding) untuk mengaktifkan metabolisme sel lateks, tidak membutuhkan stimulan dengan frekuensi yang tinggi untuk meningkatkan produksi. Stimulasi pada klon berproduksi tinggi hanya berfungsi untuk mengurangi adanya hambatan aliran. Sementara klon RRIM 600 dan PB 217 membutuhkan stimulan untuk mengaktifkan metabolisme sel lateks. Frekuensi stimulasi optimal untuk RRIM 600 dan PB 217 masing-masing adalah 12/y dan 24/y. Diterima : 15 Mei 2013; Disetujui : 13 September 2013How to Cite : Herlinawati, E., & Kuswanhadi. (2013). Aktifitas metabolisme beberapa klon karet pada berbagai frekuensi sadap dan stimulasi. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 110-116. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/138
KERAGAAN SISTEM PREMI PENYADAP DI BEBERAPA PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET Iif Rahmat Fauzi; Lina Fatayati Syarifa; Eva Herlinawati; Nurhawaty Siagian
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 32, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v32i2.162

Abstract

Produktivitas tanaman di perusahaan perkebunan karet selain dipengaruhi oleh faktor teknis budidaya juga dipengaruhi oleh faktor nonteknis seperti manajemen penyadapan. Faktor manajemen penyadapan yang paling berpengaruh dalam mendorong produktivitas adalah sistem premi. Premi merupakan suatu penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan sistem premi di beberapa perusahaan perkebunan karet. Penelitian dilakukan pada tahun 2012 dengan metode survei dan wawancara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu dengan memilih sentra perkebunan karet terbesar di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum jenis premi penyadap di perusahaan perkebunan karet meliputi premi sadap hari biasa (premi prestasi, premi kerajinan, dan premi khusus), premi sadap hari libur, dan premi sadap bebas. Untuk mendukung penyadapan memperoleh hasil yang optimal maka diberikan premi kepada pekerja lain yang berkaitan dengan operasional panen. Di antara jenis premi pekerja lain yang dianggap penting adalah premi mandor besar, mandor sadap, TAP kontrol induk, TAP kontrol afdeling, koordinator produksi, krani afdeling, pembantu krani, pekerja TPH, dan penjaga afdeling. Seorang mandor dan TAP kontrol memiliki kontribusi dalam menentukan kelas penyadap. Perannya pada beberapa kebun berada di bawah kendali afdeling. Nilai premi seorang mandor dan TAP kontrol diatur sedemikian rupa sehingga berbanding lurus dengan nilai premi penyadap. Pada kondisi tersebut penerapan fungsi kelas penyadap yang berkaitan langsung dengan kualitas penyadapan menjadi tidak representatif. Selain faktor peran dari fungsi pengawasan, nilai insentif yang diatur dalam sistem premi dinilai belum mampu mendorong penyadap melakukan penyadapan sesuai norma. Diperlukan sistem premi yang tegas terhadap perbedaan kelas penyadap dan peran pengawas yang berdiri sendiri di luar stuktur afdeling sebagaimana yang disampaikan dalam studi ini. Diterima : 5 Desember 2013; Direvisi : 28 Februari 2014; Disetujui : 30 Mei 2014  How to Cite : Fauzi, I. R., Syarifa, L. F., Herlinawati, E., & Siagian, N. (2014). Keragaan sistem premi penyadap di beberapa perusahaan perkebunan karet. Jurnal Penelitian Karet, 32(2), 157-180. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/162
KERAGAMAN SIFAT PERTUMBUHAN FISIOLOGI DAN DAYA HASIL PROGENI KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL ARG) HASIL PERSILANGAN ANTARA KLON PB 260 DAN RRIC 100 Afdholiatus Syafaah; Sigit Ismawanto; Eva Herlinawati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 33, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v33i2.177

Abstract

Tingginya keragaman ditingkat progeni membuat para pemulia karet dituntut lebih teliti dalam melakukan seleksi awal calon genotipe baru. Beberapa parameter seperti karakter pertumbuhan tanaman, anatomi dan fisiologi lateks mempengaruhi produksi karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragamaan ditingkat progeni dan mengetahui karakter yang berpengaruh langsung terhadap daya hasil karet pada populasi hasil persilangan antara PB 260 dan RRIC 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa progeni hasil persilangan antara PB 260 dan RRIC 100 mempunyai tingkat keragaman tinggi pada daya hasil, kadar sukrosa, kadar fosfat anorganik, dan jumlah pembuluh lateks, sedangkan lilit batang, tebal kulit, dan kadar tiol mempunyai keragaman yang rendah. Lilit batang dan tebal kulit batang berkorelasi nyata terhadap daya hasil. Namun berdasarkan analisis regresi bertatar, hanya lilit batang yang mempunyai pengaruh langsung terbesar terhadap daya hasil pada progeni hasil persilangan PB 260 x RRIC 100, sedangkan parameter lilit batang dan kadar tiol mempunyai pengaruh langsung terbesar terhadap daya hasil pada progeni hasil persilangan RRIC 100 x PB 260. Diterima : 19 Mei 2015; Direvisi : 8 September 2015; Disetujui : 19 September 2015 How to Cite : Syafaah, A., Ismawanto, S., & Herlinawati, E. (2015). Keragaman sifat pertumbuhan fisiologi dan daya hasil progeni karet (hevea brasiliensis muell arg) hasil persilangan antara klon PB 260 dan RRIC 100. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 121-130. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/177