Trijana Kartoatmodjo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA Muhammad Aulia Rizki Agsa; Trijana Kartoatmodjo; Siti Nuraeni E Sibuea
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2105

Abstract

AbstrakIndustri Migas di seluruh dunia memiliki peranan yang penting dalamperekonomian negara tidak terkecuali di Indonesia. Dikarenakan pada tahun 2014 hargaminyak dan gas bumi di pasaran dunia menurun signifikan. Karena jumlah produksi dariminyak dan gas bumi yang berlebihan. Sampai tahun 2010, teknologi shale oil telahberhasil menurunkan biaya produksi menjadi dibawah 40 US$ per barrel. MulailahAmerika memproduksi shale oil dan shale gas secara besar-besaran. Untuk Itulah,peneliti melakukan studi analisis mengenai metode untuk mempercepat pengembanganshale hidrokarbon di Indonesia. Strategi yang agresif perlu dilakukan karena besarnyakekuatan dan peluang di bidang shale hidrokarbon yang harus dimanfaatkan. Sistem bagihasil di Indonesia perlu diubah menggunakan Gross PSC with Sliding Scale, hal tersebutdapat memberikan keekonomian yang menarik kepada kontraktor. Kontraktor bisamendapatkan IRR yang cukup tinggi. Selain itu mempermudah perizinan menjadi “1 pintu1 izin”, dan statement formal dari pemerintah untuk membuat harga dari minyak dari shaleoil dan harga gas dari shale gas yang memerlukan harga khusus untuk membuatkontraktor tertarik sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan yang lebih besarkepada Indonesia.
EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X Reynaldi Romy Santoso; Trijana Kartoatmodjo; Djoko Sulistyanto
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2118

Abstract

Pekerjaan perekahan hidrolik pada sumur R dilakukan untuk meningkatkanproduktivitas dari zona produktif yang mempunyai permeabilitas kecil. Zona produktif diperforasi pada kedalaman 1768 ft – 1788 ft memiliki porositas sebesar 16% denganpermeabilitas 11 md, laju alir produksi harian sebesar 21 bfpd dengan water cut 20%.Operasi perekahan hidrolik di evaluasi berdasarkan permeabilitas rata-rata yang terjadisetelah perekahan dengan metode Howard & Fast dan kenaikan kelipatan produksidengan metode Prats, Cinco-Ley Samaniego & Dominque, dan McGuire-Sikora, sertakurva inflow performance relationship sebelum dan setelah perekahan hidrolik dilakukan.Hasil pekerjaan perekahan hidrolik meningkatkan laju alir produksi harian menjadi 308bfpd dengan water cut 95%. Permeabilitas rata-rata sebesar 59.63 md, dengan kenaikankelipatan produksi sebesar 5.15, 2.78, dan 2.87 untuk metode Prats, Cinco-LeySamaniego & Dominique, dan McGuire-Sikora. Perekahan hidrolik yang dilakukanberhasil secara teknikal dan produksi namun tidak dalam laju alir minyak yangdiharapkan. Penambahan aditif untuk mengurangi water cut dapat dilakukan denganmenambahkan relative permeability modifier yang terbuat dari surfaktan dan polimer agardapat menaikkan laju alir produksi harian minyak.
STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT William William; Trijana Kartoatmodjo; Andri Prima
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2125

Abstract

Sejak pertama kali minyak bumi Indonesia ditemukan tahun 1880-an di Langkat,Sumatera Utara, berbagai fenomena industri migas telah terjadi. Sempat berjaya tahun1977 dan 1995 dengan produksi minyak sekitar 1,5 juta barrel per day (bpd), saat inihanya berproduksi hampir setengahnya atau sekitar 800 ribu bpd. Di usia yang telah lebihdari 130 tahun, cadangan migas relatif stagnan dengan kecenderungan menurun.Rendahnya kegiatan eksplorasi menjadi penyebab utama. Seringkali penawaran wilayahkerja migas tidak laku atau nyaris tak laku. Seperti yang terjadi pada tahun 2015 dan 2016lalu. Hulu migas Indonesia mulai jenuh, perlu di-reformasi. Mulai dari hal yang palingmendasar, yaitu Production Sharing Contract (PSC). Tahun 1960-an, Indonesia menjadipelopor penerapan PSC cost recovery bagi negara lain. Indonesia dapat dikatakansebagai pencipta PSC tersebut. Seolah mengulang sejarah, tahun 2017 ini PemerintahIndonesia menciptakan PSC model baru. PSC skema gross split dengan model yangbelum pernah ada di dunia ini diciptakan melalui Peraturan Menteri Energi dan SumberDaya Mineral (ESDM) Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil gross split.Berbeda dengan PSC cost recovery, split antara Pemerintah dengan kontraktor padaPSC gross split ditetapkan diawal. Dari gross revenue langsung di-split antara Pemerintahdengan kontraktor. PSC ini juga sangat adil bagi Pemerintah dan kontraktor. Splitkontraktor dapat bertambah, juga mungkin berkurang, sesuai dengan kekhususanlapangan migas yang