M Arvin Arliand0
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Prevalensi Abses Leher Dalam di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2015 M Arvin Arliand0; Adelien Adelien; Denny Satria Utama
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 3 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i3.8509

Abstract

Abses leher dalam merupakan kumpulan nanah yang terdapat di dalam ruang-ruang yang terbentuk oleh fasia-fasia leher. Abses terjadi akibat komplikasi dari infeksi tonsil, infeksi saluran nafas, infeksi gigi dan periodontal dan diperparah oleh penyakit diabetes melitus dan imunodefisiensi. Gejala klinik yang dapat ditemukan pada pasien abses leher dalam juga beragam.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi prevalensi abses leher dalam di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2012-31 Desember 2015.Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Data sampel penelitian diambil dari rekam medik pasien abses leher dalam yang dirawat inap di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada 1 Januari 2012-31 Desember 2015. Didapatkan 26 kasus yang memenuhi kriteria inklusi yang kemudian dideskripsikan menggunakantabel distribusi frekuensi.Dari 26 kasus yang diteliti, pasien abses leher dalam paling banyak (65,4%) adalah laki-laki, (26,9%)20-29 tahun, dengan tiga gejala klinik terbanyak (80,8%)adalah bengkak, (73,1%)odinofagia, dan(69,2%) demam. Abses leher dalam paling banyak(46,2%) terjadi di ruang submandibula dan (69,2%)disebabkan oleh infeksi odontogenik. Jarang dilakukan (15,3%)kultur pada abses leher dalam  dengan hasil kultur paling banyak(75%) adalah Klabsiella pneumoniae. 23,1% kasus terdapat penyakit diabetes melitus dan tidak ada yang memiliki penyakit immunodefisiensi.Abses leher dalam paling banyak ditemukan pada laki-laki, usia 20-29 tahun, dengan gejala bengkak, demam, dan odinofagia, terjadi di ruang submandibula dan disebabkan oleh infeksi odontogenik.