Muhammad Nurman Novian
Universitas Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DI KOTA TANGERANG SELATAN MELALUI PROGRAM TANGSEL YOUTH PLANNER Muhammad Nurman Novian; Sari Viciawati Machdum
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 9, No 2 (2020): Empati Edisi Desember 2020
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v9i2.18690

Abstract

Abstract. Participatory development has become one of the main keys in development in accordance with what the community wants and needs. Community in participatory development is also a major highlight in the context of success in development. In participatory development in the City of South Tangerang, it is organized by the Tangsel Youth Planner (TYP) Program, which is the result of a collaboration between the South Tangerang City Development Planning Agency and the local community, namely the Tangsel Creative Foundation, which contains South Tangerang youth or local millennials. In previous research, it was said that the barrier to community participation was due to the lack of participation forums such as the Tangsel Youth Planner Program. From the results of this study it was found that it is very important for local community participation in development such as the Tangsel Youth Planner program. It is also known that the Tangsel Youth Planner program has the characteristics of an interventionist social development and uses a social development approach by the government. Abstrak. Pembangunan partisipatif sudah menjadi salah satu kunci utama dalam pembangunan yang sesuai dengan apa yang di kehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat dalam pembangunan partisipatif juga menjadi sorotan utama dalam konteks keberhasilan dalam pembangunan. Dalam pembangunan partisipatif di Kota Tangerang Selatan di wadahi oleh Program Tangsel Youth Planner (TYP) yang merupakan hasil kerjasama Bappeda Kota Tangerang Selatan dengan Komunitas Lokal yaitu Tangsel Creative Foundation, berisi anak-anak muda Tangerang Selatan atau milenial lokal. Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa hambatan partisipasi masyarakat dikarenakan minimnya wadah partisipasi seperti Program Tangsel Youth Planner. Dari hasil penelitian ini didapati bahwa sangatlah penting wadah partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan seperti adanya program Tangsel Youth Planner. Serta diketahui bahwa program Tangsel Youth Planner mempunyai karakteristik pembangunan sosial yang bersifat intervensionis, serta menggunakan pendekatan pembangunan sosial oleh pemerintah.
HUBUNGAN RELIGIUSITAS, DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT STRES TERHADAP PERILAKU COPING ORANG TUA ANAK PENYANDANG DISABILITAS UNIT PELAYANAN DISABILITAS (UPD) KOTA TANGERANG SELATAN Muhammad Nurman Novian
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 8, No 1 (2019): Empati Edisi Juni 2019
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v8i1.14697

Abstract

Abstract. “Coping” behavior towards families of children with disabilities is suspected by a variety of parental conditions, such as the spiritual parent in dealing with social problems, parental stress levels and social support will trigger the direction of “coping” behavior of parents with children with disabilities. This study will look at the influence of spiritual variables, social support and stress levels in influencing the “coping” behavior of parents with children with disabilities who receive UPD Tangsel assistance. This research uses a quantitative approach. Based on the techniques in data collection, this research is a survey research. Survey research was carried out through questionnaires and formal interviews to collect information, background, behavior, beliefs and attitudes of people. Data processing was carried out using SPSS 25 software. At the value of the level of religiosity is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. Thus, there is a relationship between the level of religiosity with the level of coping. At the level of social support, the value is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. In the stress level variable, the value is smaller than α (0.005). So, 0,000 <0.005, then Ho is rejected and H1 is accepted. The conclusion is that there is a relationship between the level of religiosity, the level of social support and the level of stress with the level of coping of parents of children with disabilities in the South Tangerang City Disability Service Unit (UPD). Abstrak.  Perilaku coping terhadap keluarga anak penyandang disabilitas ditengarai oleh berbagai kondisi orang tua, seperti spiritual orangtua dalam menghadapi permasalahan sosialnya, tingkat stres orangtua dan dukungan sosialnya akan memicu arah perilaku coping orangtua dengan anak penyandang disabilitas. Penelitian ini akan melihat pengaruh dari variabel spiritual, dukungan sosial dan tingkat stres dalam mempengaruhi perilaku coping orangtua dengan anak penyandang disabilitas penerima bantuan UPD Tangsel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berdasarkan teknik dalam pengambilan datanya maka penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei dilakukan melalui kuesioner tertulis serta wawancara formal guna mengumpulkan informasi, latar belakang, perilaku, kepercayaan dan sikap orang, pengolahan data dilakukan menggunakan software SPSS 25. Pada nilai tingkat religiusitas lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat coping. Pada tingkat dukungan sosial nilainya lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Pada variabel tingkat stress nilainya lebih kecil dari α (0,005). Sehingga 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan antara tingkat religiusitas, tingkat dukungan sosial dan tingkat stress dengan tingkat coping orang tua anak penyandang disabilitas Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Kota Tangerang Selatan.