S Mulyadiharja
Universitas Pendidikan Ganesha

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS HABITAT DAN POPULASI JALAK BALI (Leucopsar rothschildi) DI RESORT TELUK BRUMBUN TAMAN NASIONAL BALI BARAT IW Yuliantara; IW Sukra Warpala; S Mulyadiharja
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v5i1.21932

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat dan kondisi populasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Resort Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat. Subjek dari penelitian ini adalah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang berada di Resort Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat. Sedangkan Objek dari penelitian ini adalah kondisi habitat dan kondisi populasi Jalak Bali di habitat aslinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan, wawancara dan studi dokumen yang dilakukan melalui pengamatan langsung dilapangan dan melakukan wawancara dengan pihak pengelola Taman Nasional serta dengan melakukan studi dokumen untuk memperoleh data pendukung. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan didukung dengan analisis yang memenuhi prinsip-prinsip ekologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah jalak bali yang ditemukan di Teluk Brumbun pada habitat aslinya sebanyak 32 ekor dengan katagori jantan sebanyak 14 ekor dan betina sebanyak 15 ekor serta anakan sebanyak 3 ekor yang menempati 15 sarang. Kondisi habitat Jalak Bali ditemukan tumbuhan jenis Pohon 14 jenis, 12 jenis tingkat Tiang, 15 jenis Pancang dan 10 jenis Semai. Habitat jalak bali di dominasi oleh kerasi (Lantana camara), Pilang (Acacia leucophloea) dan Kesambi (Schleichera oleosa), sesuai dengan Indeks Keanekaragaman Jenis diperoleh jenis Semai yaitu sebesar 1,66  yang dikatagorikan rendah, jenis Pancang memiliki indeks keanekaragaman jenis sebesar 2,41 yang di katagorikan sedang, jenis Tiang memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2,41 yang dikatagorikan sedang, dan jenis Pohon memiliki  indeks keanekaragaman sebesar 2,32 yang dikatagorikan sedang. Hal ini menunjukan bahwa Resort Teluk Brumbun memiliki tingkat keanekaragaman dari tingkat rendang hingga sedang. Semua jenis tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh jalak bali sebagai tempat bertengger/ perching, mencari makan/ foraging, dan bersarang/ nesting.
ANALISIS POPULASI DAN HABITAT MONYET HITAM (Tracyphitchecus auratus) DI RESORT TELUK BRUMBUN TAMAN NASIONAL BALI BARAT IGD Angga Praditya; IW Sukra Warpala; S Mulyadiharja
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v5i1.21935

Abstract

Resort Teluk Brumbun merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bali Barat yang menjadi salah satu habitat alami monyet hitam yang terdapat di Pulau Balu. Kondisi habitat dan populasi monyet hitam di Resort Teluk Brumbun belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi habitat monyet hitam, dan (2) kondisi populasi monyet hitam di Resort Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat. Subjek dalam penelitian ini yaitu monyet hitam (Tracyphitchecus auratus). Objek penelitian adalah habitat dan populasi monyet hitam di Resort Teluk Brumbun. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui metode observasi yang di analisis menggunakan statistik deskriptif yang memenuhi prinsip-prinsip ekologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi habitat monyet hitam pada kedua lokasi di Resort Teluk Brumbun mendapatkan hasil yaitu lokasi pertama di Waka Sorea di temukan 8 jenis tumbuhan pada tingkat semai, 9 jenis tumbuhanpada tingkat pancang, 8 jenis pada tingkat tiang dan 6 jenis pada tingkat pohon. Pada lokasi kedua di Teluk Brumbun di peroleh 10 jenis semai, 11 jenis pancang, 12 jenis tiang dan 11 jenis pohon. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tipe ekosistem. Ekosistem pada lokasi pertama yaitu hutan musim dan ekosistem lokasi kedua yaitu hutan musim, savanna, dan hutan pantai sehingga lebih banyak di temukan jenis tumbuhan pada lokasi kedua.  Jumlah populasi monyet hitam yang ditemukan berjumlah 44 individu yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok I ditemukan di Waka Sorea sebanyak 23 individu, kelompok II ditemukan di Teluk Brumbun sebanyak 21 individu. Perbedaan ini disebabkan oleh ketersediaan pakan di masing-masing habitat. Dalam sistem perkawinannya monyet hitam merupakan primate poligami. Perbandingan sex ratio monyet hitam pada kelompok I sebesar 1:4 dan kelompok II sebesar 1:3 dengan jumlah betina lebih banyak dari jantan.
Perendaman Tahu dengan Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon citratus) terhadap Kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan N L P Widiyanti; N P Ristiati; S Mulyadiharja; D A P I U Dewi
Prosiding Seminar Nasional MIPA Vol. 8 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) Rattusnorvegicus galur Wistar jantan setelah diberikan tahu yang direndam menggunakan akuades, formalin dan ekstrak daun sereh dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, dan 60% (2) mengetahui konsentrasi ekstrak daun sereh (Cymbopogon citratus) sebagai pengawet alami tahu yang menghasilkan kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) terendah pada Rattus norvegicusgalur Wistarjantan. Jenis penelitian ini adalah trueexperimental dengan desain the randomized posttest only control group design. Pada penelitian ini terdapat kelompok kontrol positif(formalin), kelompok kontrol negatif (akuades), kelompok perlakuan ekstrak daun sereh 20%, 40% dan 60%. Pemberian pakan berupa pellet tahu dilakukan selama sebulan dengan dosis sebanyak 10% dari berat tubuh Rattusnorvegicus dan pemberian air adlibitum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kadar SGPT Rattusnorvegicus galur Wistar jantan setelah diberikan tahu yang direndam menggunakan akuades, formalin dan ekstrak daun sereh dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, dan 60% (2) konsentrasi ekstrak daun sereh (Cymbopogon citratus) sebagai pengawet alami tahu yang menghasilkan kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) terendah pada Rattusnorvegicus galur Wistar jantan yaitu pada konsentrasi 40% dengan rerata kadar SGPT 12,928 μ/l.Kata kunci: ekstrak, daun sereh, tahu, serum glutamate pyruvate transaminase.