This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Dida A Gurnida
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Kadar N-Acetyl-ß-D-Glucosaminidase Urin pada Thalassemia ß Mayor Anak yang Mendapat Deferipron dan Deferasiroks Diana Rosifah; Dany Hilmanto; Dida A Gurnida
Sari Pediatri Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.498 KB) | DOI: 10.14238/sp16.3.2014.167-72

Abstract

Latar belakang. Gangguan fungsi ginjal pasien thalassemia ß dapat terjadi pada tingkat glomerulus ataupun tubulus. Kelainan tubulus ginjal merupakan kelainan patologi yang lebih banyak dijumpai pada biopsi ginjal thalassemia ß. Saat ini, penggunaan kelasi besi oral pada pasien thalassemia lebih disukai karena tingkat kepatuhan yang lebih tinggi.Tujuan. Menganalisis perbandingan aktivitas N-acetyl-β-D-glucosaminidase (NAG) urin sebagai penanda disfungsi tubulus ginjal pada thalassemia ß mayor anak yang mendapat kelasi besi oral deferipron dan deferasiroks.Metode. Penelitian analitik dengan metode potong lintang dilakukan sejak bulan Februari sampai dengan Juni 2013. Subjek terdiri atas anak usia 10-14 tahun dengan diagnosis klinis thalassemia ß mayor yang datang ke Poli Thalassemia Anak RS Dr. Hasan Sadikin Bandung yang mendapat deferipron atau deferasiroks. Pemeriksaan kadar NAG urin dilakukan pada saat kontrol. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney dan analisis kovarian dilakukan untuk menyingkirkan variabel perancu.Hasil. Subjek terdiri atas 36 anak, 18 kelompok deferipron dan 18 deferasiroks. Terdapat peningkatan rerata kadar NAG/kreatinin urin pada kedua kelompok (deferipron 20,1 (SB 13,4) nkat/mmol; deferasiroks: 23,4 (SB 17,8) nkat/mmol). Analisis komparasi menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara kadar NAG/kreatinin urin pada kedua kelompok (p=0,743). Analisis multivariabel untuk mengetahui peranan variabel perancu terhadap kadar NAG/kreatinin urin juga menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05).Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar NAG/kreatinin urin sebagai penanda gangguan fungsi tubulus ginjal pada thalassemia ß mayor yang mendapat kelasi besi oral, meskipun tidak terdapat perbedaan antara kelompok deferasiroks dan deferipron.
Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Perubahan Kadar Total Antioksidan Serum pada Penderita Tuberkulosis Paru Anak Eki Rakhmah Zakiyyah; Dida A Gurnida; Cissy B Kartasasmita
Sari Pediatri Vol 16, No 2 (2014)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.676 KB) | DOI: 10.14238/sp16.2.2014.110-4

Abstract

Latar belakang. Pada penderita tuberkulosis (TB) paru, terjadi peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang menyebabkan kebutuhan antioksidan meningkat sehingga terjadi penurunan kadar antioksidan serum. Pemberian vitamin C dapat meningkatkan kadar total antioksidan serum.Tujuan. Mengetahui pengaruh vitamin C terhadap kadar total antioksidan serum pada penderita TB paru.Metode. Penelitian uji klinis samar tunggal acak terkontrol dilaksanakan bulan April-Juli 2013. Tigapuluh orang penderita TB paru yang baru didiagnosis dilibatkan, berusia 1-14 tahun. Penelitian dilakukan di poli anak Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Cibabat, Dibagi 2 kelompok, yaitu mendapat vitamin C dan plasebo, dilakukan selama 2 minggu. Pemeriksaan kadar total antioksidan serum dilakukan sebelum dan sesudah pemberian vitamin C dan plasebo. Perhitungan statistik dengan analisis varian two-way ANOVA digunakan untuk menganalisis perubahan kadar total antioksidan serum berdasarkan waktu (faktor A), pengaruh perlakuan (faktor B), dan interaksi di antara keduanya.Hasil. Subjek terdiri dari 22 anak laki-laki dan 8 perempuan. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, status gizi, dan asupan gizi pada kedua kelompok. Terdapat perbedaan bermakna pada perubahan kadar total antioksidan serum berdasarkan waktu (p=0,01) dan interaksi antara perubahan kadar total antioksidan serum berdasarkan waktu dengan perlakuan (p=0,01).Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan pemberian vitamin C bermanfaat dalam meningkatkan kadar total antioksidan serum pada penderita TB paru