This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Fadhilah Tia Nur
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rasio Neutrofil Limfosit untuk Membedakan Meningitis Bakterial dan Viral pada Anak Ismi Ratnasari; Fadhilah Tia Nur; Muhammad Riza
Sari Pediatri Vol 23, No 4 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.4.2021.222-7

Abstract

Latar belakang. Meningitis bakterial merupakan penyakit infeksi yang berat pada meningen (selaput otak) yang menimbulkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi di dunia. Gejala dan tanda kinis tidak dapat digunakan untuk membedakan antara meningitis bakterial dan miningitis viral. Apabila pemeriksaan cairan serebrospinal tidak memungkinkan untuk dilakukan, pemeriksaan marker inflamasi serum dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis dari meningitis. Rasio neutrofil limfosit (NLR) adalah parameter sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan meningitis bakterial dan viral.Tujuan. Membedakan nilai NLR antara meningitis bakterial dan meningitis viral pada anak.Metode. Penelitian potong lintang dengan pendekatan uji diagnostik. Data didapatkan dari rekam medis pasien dengan meningitis usia 1 bulan - 18 tahun yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi Januari 2017 - Desember 2020. Data dianalisis menggunakan uji independent t test dan uji Mann Whitney, tingkat kemaknaan hasil uji ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.Hasil. Dari 36 rekam medis, meningitis bakterial dan viral paling banyak terjadi pada usia 1 bulan – 5 tahun. Dari data karakteristik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Terdapat perbedaan bermakna NLR pada pasien meningitis bakterial dan viral tanpa disertai infeksi di luar sistem saraf pusat (p=0,014). Nilai cut off NLR untuk meningitis bakterial adalah >2,31 dengan sensitivitas 81,8%, spesifisitas 71,4%.Kesimpulan. Rasio neutrofil limfosit dapat digunakan untuk membedakan meningitis bakterial dan viral dengan nilai cut off untuk meningitis bakterial adalah >2,31.
Pengaruh Terapi Vitamin D Terhadap Kadar Kalsidiol dan CD4 pada Anak dengan Human Immunodeficiency Virus Dalam Terapi Antiretroviral Reza Chandra Abdilla; Rustam Siregar; Fadhilah Tia Nur
Sari Pediatri Vol 23, No 3 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.3.2021.143-9

Abstract

Latar belakang. Publikasi ilmiah terdahulu telah membuktikan bagaimana vitamin D berdampak terhadap imunitas pasien HIV. Kadar vitamin D yang adekuat berkaitan erat dengan luaran klinis dan kadar CD4 yang lebih baik. Hingga kini belum terdapat penelitian yang mengkaji pengaruh terapi vitamin D pada anak HIV dalam terapi antiretroviral di Indonesia.Tujuan. Untuk menganalisis pengaruh terapi vitamin D terhadap kadar kalsidiol dan CD4 pada pasien HIV dalam terapi antiretroviral.Metode. Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan pretest-posttest design. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah pasien HIV dalam terapi antiretroviral lini pertama, berada dalam stadium klinis HIV satu atau dua, berusia kurang dari 18 tahun. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Moewardi, Surakarta pada periode waktu Maret – September 2020. Kadar kalsidiol dan CD4 diperiksa sebelum dan sesudah intervensi pemberian vitamin D. Pasien dengan kadar insufisiensi atau defisiensi vitamin D diberikan vitamin D3 2000 IU/hari selama 24 minggu. Uji analisis multivariat dilakukan dengan t-test berpasangan, dimana nilai p<0,05 dianggap signifikan.Hasil. Didapatkan peningkatan yang signifikan pada kadar kalsidiol pasien sebelum dan sesudah intervensi yaitu 18,29ng/ml +5,37dan 32,34ng/ml + 6,78, juga didapatkan peningkatan kadar CD4 dari 860.74/mm3 +396,09 dan 1020.26/mm3 +520,63 secara berurutan.Kesimpulan. Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kadar kalsidiol dan CD4 pada pasien HIV dalam terapi antiretroviral setelah terapi vitamin D.
Usia Gestasi Sebagai Prediktor Keberhasilan Terapi Antibiotik Empiris pada Infeksi Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Yanuar Ariefudin; Husnia Auliyatul Umma; Fadhilah Tia Nur; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 24, No 3 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.3.2022.189-95

Abstract

Latar belakang. Infeksi merupakan penyebab utama kematian ketiga pada bayi baru lahir setelah komplikasi prematuritas dan asfiksia. Pemberian antibiotik empiris yang sama, baik pada neonatal aterm maupun neonatal preterm, dan penggunaan antibiotik empiris yang tetap dalam 10 tahun terakhir, maka dilakukan penelitian prospektif untuk menganalisis usia gestasi sebagai prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.Tujuan. Menganalisis usia gestasi sebagai prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan pendekatan uji prognostik. Penelitian dilakukan di High Care Unit (HCU) Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan April - Desember 2021. Nama pasien, usia gestasi, jenis kelamin, metode persalinan, berat badan lahir, asupan ASI, hasil kultur darah, jenis antibiotik dan terapi suportif dicatat. Uji chi square dilanjutkan dengan uji multivariat regresi logistik digunakan untuk menganalisis data.Hasil. Dari 146 neonatal infeksi, didapatkan 75 neonatal aterm dan 71 neonatal preterm. Kedua kelompok mendapatkan terapi antibiotik empiris. Analisis multivariat regresi logistik menunjukkan hasil usia gestasi dengan nilai p=0,001, terapi suportif dengan nilai p=0,090 dan kewaspadaan isolasi dengan nilai p=0,010. Usia gestasi aterm didapatkan hasil paling signifikan dengan nilai p=0,001 dan odds rasio 0,289 (IK 95%, 0,137 – 0,612).Kesimpulan. Usia gestasi merupakan prediktor keberhasilan terapi antibiotik empiris pada infeksi neonatorum.