This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Yuniasti Evitasari
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Variabilitas Pola Perdarahan Anak Hemofilia A yang Mendapat Terapi On-demand di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Novie Amelia Chozie; Yuniasti Evitasari; Darmawan Budi Setyanto
Sari Pediatri Vol 20, No 4 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.332 KB) | DOI: 10.14238/sp20.4.2018.221-9

Abstract

Latar belakang. Gejala perdarahan pada hemofilia A bergantung pada kadar faktor VIII, namun pada kadar faktor koagulasi yang sama dapat terjadi perbedaan karakteristik dan luaran klinis. Tujuan. Mengidentifikasi pola perdarahan, terapi dan komplikasi pada anak hemofilia A. Metode. Penelitian kohort retrospektif pada anak ≤18 tahun di RSCM. Data diambil dari rekam medis (Januari 2014 – Juni 2016) meliputi data usia awitan perdarahan sendi, usia saat diagnosis, kekerapan perdarahan, lokasi perdarahan, penggunaan faktor VIII, dan komplikasi yang dialami. Hasil. Terdapat 109 anak lelaki terdiri dari 2,8% hemofilia A ringan, 27,5% hemofilia A sedang, dan 69,7% hemofilia A berat. Perdarahan tersering ditemukan pada sendi (60,6%) terutama pada lutut (37,2%). Dibandingkan hemofilia A ringan dan sedang, anak hemofilia A berat menunjukkan usia awitan perdarahan sendi lebih dini (median 12,5 (4-120) bulan), kekerapan perdarahan sendi lebih sering (median 8 (1-44) kali/tahun), dan menggunakan konsentrat faktor VIII lebih banyak (median 712 (131-1913) IU/kg/tahun). Komplikasi terbanyak adalah artropati dan sinovitis kronik (46,8%) serta inhibitor faktor VIII (7,3%). Terdapat 9 dari 71 (12,6)% subjek hemofilia A berat menunjukkan karakteristik klinis lebih ringan. Kesimpulan. Pola perdarahan pada anak hemofilia A sesuai kadar faktor VIII, tetapi pada hemofilia A berat terdapat variabilitas subjek dengan gejala klinis lebih ringan.