This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Tetty Yuniati
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan antara Nilai C−Reactive Protein, Immature To Total Neutrophil Ratio, dan Red Cell Distribution Width dengan Kejadian Sepsis Neonatorum Bayi Prematur Fouad Hakiem; Susi Susanah; Tetty Yuniati
Sari Pediatri Vol 21, No 4 (2019)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.4.2019.218-25

Abstract

Latar belakang. Bayi prematur rentan terhadap infeksi yang berisiko sepsis akibat sistem imun yang belum sempurna. Deteksi dini sepsis neonatorum dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian modifikasi Tollner yang berdasarkan penilaian klinis dan parameter laboratorium, seperti C-Reactive Protein (CRP), rasio Immature to Total Neutrophil (rasio I/T), dan Red Cell Distribution Width (RDW). Pemeriksaan RDW menunjukkan heterogenitas eritrosit akibat detruksi eritrosit oleh suatu proses infeksi.Tujuan. Mengetahui hubungan antara nilai CRP, rasio I/T, dan RDW dengan kejadian sepsis neonatorum bayi prematur. Metode. Studi kasus kontrol menggunakan data sekunder rekam medis dengan subjek penelitian bayi prematur usia gestasi 28-<37 minggu yang dirawat di ruang neonatus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) periode Desember 2018−Mei 2019. Kelompok kasus adalah bayi prematur sepsis, sedangkan kelompok kontrol adalah bayi prematur sakit tidak sepsis yang dilakukan pemeriksaan CRP, rasio I/T, dan RDW. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan program SPSS dan STATA.Hasil. Penelitian ini melibatkan 30 bayi prematur sepsis dan 30 bayi prematur tidak sakit (kontrol). Analisis bivariat menunjukkan nilai CRP dan rasio IT berhubungan bermakna terhadap kejadian sepsis dengan masing-masing p<0,001 dan p<0,011. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan nilai CRP >0,64 mg/dL berisiko 32 kali terhadap kejadian sepsis (p<0,001) dibandingkan rasio I/T >0,119 dan RDW >18,7% yang masing-masing 3,2 kali (p=0,446) dan 0,9 kali (p=0,947) terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Pemeriksaan CRP merupakan pemeriksaan yang lebih baik dalam membantu menegakkan diagnosis sepsis neonatorum bayi prematur dibandingkan pemeriksaan rasio I/T dan RDW.
Faktor Risiko Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Namira Oktaviani Suwarna; Tetty Yuniati; Adi Imam Cahyadi; Tri Hanggono Achmad; Dwi Agustian
Sari Pediatri Vol 24, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.2.2022.99-105

Abstract

Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan salah satu penyakit infeksi pada bayi baru lahir yang masih menjadi masalah utama di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum awitan dini dapat dikelompokkan menjadi faktor ibu dan bayi. Faktor risiko ibu seperti ketuban pecah dini dan riwayat infeksi pada kehamilan, sedangkan faktor bayi adalah prematuritas, berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, air ketuban bercampur mekonium, asfiksia neonatorum, dan skor APGAR rendah.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang pada neonatus yang lahir hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2018 sampai Desember 2019 dengan metode total sampling. Analisis statistik menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil bermakna apabila nilai p<0,05. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa angka kejadian sepsis neonatorum awitan dini tahun 2018 – 2019 adalah 8,1% dari 5224 subjek. Analisis bivariat chi square dan multivariat dengan regresi logistik menunjukkan faktor risiko seperti ketuban pecah dini OR 1,69 (p=<0,001; IK95%: 1,27 – 2,25), usia kehamilan 34 – 37 minggu OR 1,59 (p=0,036; IK95%:1,03 – 2,45), usia kehamilan <34 minggu OR 8,65 (p=<0,001; IK95%:5,47 – 13,70), sectio caesarea OR 1,42 (p=0,002;IK95%:1,14 – 1,77), dan berat badan lahir <2500 gram OR 2,59 (p=<0,001; IK95%: 1,73–3,89) mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis.Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko ibu dan bayi seperti ketuban pecah dini >18 jam, usia kehamilan <37 minggu, sectio caesarea dan berat badan lahir <2500 gram memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian sepsis neonatorum awitan dini.