Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Nasopharyngeal bacterial carriage and antimicrobial resistance in underfive children with community acquired pneumonia Kartasasmita, Cissy B.; Duddy, Heda M.; Sudigdoadi, Sunaryati; Agustian, Dwi; Setiowati, Ina; Ahmad, Tri H.; Panigoro, Ramdan
Medical Journal of Indonesia Vol 11, No 3 (2002): July-September
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.086 KB) | DOI: 10.13181/mji.v11i3.70

Abstract

Pathogens in nasopharynx is a significant risk factor of pneumonia. According to WHO, isolates to be tested for antimicrobial resistance in the community should be obtained from nasopharyngeal (NP) swabs. The aim of this study is to know the bacterial patterns of the nasopharynx and cotrimoxazole resistance in under five-year old children with community acquired pneumonia. The study was carried out in 4 primary health clinic (Puskesmas) in Majalaya sub-district, Bandung, West Java, Indonesia. All underfive children with cough and/or difficult breathing and classified as having non-severe pneumonia (WHO guidelines) were placed in Amies transport medium and stored in a sterile jar, before taken to the laboratory for further examination, in the same day. During this nine month study, 698 children with clinical signs of non-severe pneumonia were enrolled. About 25.4% (177/698) of the nasopharyngeal specimens yielded bacterial isolates; i.e. 120 (67.8%) were positive for S pneumoniae, 21 for S epidermidis and alpha streptococcus, 6 for Hafnia alvei, 5 for S aureus, 2 for B catarrhalis, and 1(0.6%) for H influenza and Klebsiella, respectively. The antimicrobial resistance test to cotrimoxazole showed that 48.2% of S pneumoniae strain had full resistance and 32.7% showed intermediate resistance to cotrimoxazole. This result is almost similar to the other studies from Asian countries. It seems that H influenza is not a problem in the study area, however, a further study is needed. (Med J Indones 2002; 11: 164-8) Keywords: nasopharyngeal swab, S pneumoniae, cotrimoxazole
Hubungan Fungsi Keluarga dengan Status Gizi Anak di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung pada Tahun 2016 Hanifah, Ulfi Ainun; Arisanti, Nita; Agustian, Dwi; Hilmanto, Dany
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4 Juni 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.557 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i4.12498

Abstract

Malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh kebanyakan negara berkembang yang dapat disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak langsung salah satunya faktor keluarga. Setiap keluarga memiliki fungsi keluarga yang dapat memberi pengaruh terhadap aspek kehidupan setiap anggotanya. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara fungsi internal dan eksternal keluarga terhadap status gizi anak di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode potong lintang yang melibatkan 251 pasangan ibu dan anak balita di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung Tahun 2016. Data penelitian diambil pada bulan September- November 2016 dengan pengisian kuesioner APGAR serta SCREEM oleh responden untuk menilai fungsi keluarga dan melakukan pengukuran berat serta tinggi badan balita untuk menentukan nilai Z score (berat terhadap tinggi) sebagai status gizi balita. Selanjutnya hubungan keduanya dianalisis menggunakan perhitungan koefisien korelasi spearman. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada fungsi internal keluarga (p = 0,304; r = -0,065) dan fungsi ekternal keluarga (p = 0,116; r = -0,100) terhadap status gizi anak. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, fungsi keluarga tidak memberikan pengaruh pada status gizi anak di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Penelitian mengenai fungsi keluarga dengan menggunakan instrumen kuesioner APGAR Keluarga dan SCREEM dibutuhkan proses analisis yang lebih lanjut.Kata kunci: APGAR keluarga, Fungsi Keluarga, SCREEM, Status Gizi Anak
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT KUADRISEP TERHADAP MASSA BEBAS LEMAK EKSTREMITAS BAWAH DAN KEKUATAN OTOT KUADRISEP PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK RENDAH DAN TINGGI Salsabila, Susan; Moeliono, Marina Annette; Sastradimadja, Sunaryo Barki; Agustian, Dwi
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 68 No 4 (2018): Journal of the Indonesian Medical Association Majalah Kedokteran Indonesia Volum
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Osteoartritis (OA) lutut lebih sering menyebabkan rasa sakit dan disabilitas dibanding OA sendi lainnya. Kualitas otot ekstremitas bawah yang terdiri dari massa otot ekstremitas bawah dan kekuatan otot kuadrisep adalah salah satu faktor risiko OA lutut. Massa bebas lemak ekstremitas bawah (MBLEB) adalah representasi massa otot ekstremitas bawah. Tingkat aktivitas fisik merupakan faktor yang mempengaruhi MBLEB dan kekuatan otot kuadrisep. Latihan penguatan otot kuadrisep merupakan upaya meningkatkan MBLEB dan kekuatan otot kuadrisep. Metode: Sebanyak 42 orang subjek wanita penderita OA lutut mengikuti penelitian ini. Dilakukan wawancara untuk mendapatkan data karakteristik, dan tingkat aktivitas fisik serta asupan energi dengan meotode recall 2 x 24 jam. Pengukuran MBLEB menggunakan segmental Multifrequency Bio-Impedance Analyzer (BIA) Tanita MC180A dan kekuatan otot kuadrisep menggunakan dinamometer isometrik BASELINE® Evaluation Instrument dilakukan sebelum dan sesudah pemberian latihan penguatan otot kuadriseps dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 8 minggu. Hasil: Latihan penguatan otot kuadrisep tidak meningkatkan MBLEB, namunmeningkatkan kekuatan otot kuadrisep secara bermakna (p=0,00) pada tingkat aktivitas fisik rendah dan tingkat aktivitas fisiktinggi. Perbedaan perubahan antara tingkat aktivitas fisik fisik rendah dan tinggi tidak berbeda pada MBLEB, dan berbeda bermakna pada kekuatan otot kuadrisep baik ektremitas kiri (p=0,01) ataupun kanan (p=0,04). Kesimpulan: Pemberian latihan penguatan otot kuadrisep tidak meningkatkan MBLEB namun meningkatkan kekuatan otot kuadrisep. Perubahan MBLEB antara aktivitas fisik rendah dan tinggi tidak berbeda, sedangkan perubahan kekuatan otot kuadrisep berbeda. Kata kunci: osteoartritis lutut, latihan penguatan otot kuadrisep, massa bebas lemak ekstremitas bawah, kekuatan otot kuadrisep
Faktor yang Memengaruhi Perilaku Penggunaan Air Bersih pada Masyarakat Kumuh Perkotaan berdasar atas Integrated Behavior Model Raksanagara, Ardini S.; Santanu, Ayu Mutiara; Sari, Sri Yusnita Irda; Sunjaya, Deni K.; Arya, Insi Farisya Deasy; Agustian, Dwi
Majalah Kedokteran Bandung Vol 49, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v49n2.1059

Abstract

Kebutuhan air bersih semakin meningkat terutama di wilayah perkotaan. Kelurahan Tamansari merupakan wilayah kumuh yang berlokasi di tengah Kota Bandung, 60% penduduk menggunakan air bersih perpipaan sisanya menggunakan sumber air tanah, namun tidak semua sumber air dilindungi secara benar sehingga berpotensi terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan air bersih pada masyarakat kumuh perkotaan dengan mengaplikasikan teori Integrated Behavior Model. Penelitian potong lintang dilakukan pada 188 rumah tangga di 10 RW pada bantaran sungai Cikapundung di Kelurahan Tamansari. Survei dilakukan menggunakan kuesioner dan ceklist observasi pada sumber air perpipaan (PDAM), sumur terlindungi (ST), dan sumur tidak terlindungi (STT). Hasil penelitian menunjukkan sikap, norma yang dipersepsikan dan faktor personal memengaruhi niat untuk menggunakan air bersih pada ketiga jenis sumber air yang digunakan. Pada pengguna PDAM tidak ada faktor yang signifikan memengaruhi perilaku. Pada pengguna ST perilaku dipengaruhi oleh faktor kepentingan menggunakan air bersih. Pada pengguna STT faktor niat, hambatan lingkungan dan kebiasaan memengaruhi perilaku menggunakan air bersih. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku khususnya di wilayah kumuh perkotaan berbeda-beda berdasar atas sumber air bersih yang digunakan sehingga upaya promosi kesehatan untuk melakukan perubahan perilaku harus dikembangkan sesuai dengan jenis sumber air yang digunakan. [MKB. 2017;49(2):122–31]Kata kunci: Air bersih, integrated behavior model , kumuh perkotaan, perilaku  Integrated Behavior Model: Factors Influencing Clean Water Use among  Urban Slum DwellersThe increasing need for clean water, especially in urban area, is becoming more prominent. Tamansari Urban Village is a slum area located in the center of Bandung City. Sixty percents of its dwellers use pipe water as the clean water source while the rest uses ground water. However, not all water sources are protected correctly that there is a potential for contamination. This study aimed to analyze factors influencing clean water use behavior among urban slum dwellers by applying the Integrated Behavior Model. A cross-sectional study was performed on 188 households in 10 RW (neighborhood unit) on Cikapundung River Bank in Taman Sari Urban Village. Questionnaires and observation checklists were used for piping water source (Local Water Company, PDAM), protected wells, and unprotected wells. The results of this study showed that the attitude, perceived norms, and personal factors influenced the intention to use clean water for the three clean water sources. Among PDAM users, no significant factor was seen to influence behavior. Among protected well users, the behavior was influenced by the interest factor in using clean water. Among unprotected well users, attitude, environmental barriers, and habit influenced the behavior of using clean water. Factors influencing behaviors, especially in urban slum areas, are different based on the source of clean water used; hence, the implementation health promotion through behavioural change should be adapted to the type of water source used. [MKB. 2017;49(2):122–31]Key words: Behavior, clean water, integrated behavior model, urban slum 
Gambaran Kesejahteraan Burung Murai Batu (Copsychus malabaricus) di Annafi Bird Farm, Cirebon, Jawa Barat Irfan, Mohamad; Agustian, Dwi; Hiroyuki, Andi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.683

Abstract

Dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist pada tahun 2019 status konservasi burung murai batu (Copsychus malabaricus) di dunia tergolong beresiko punah. Di Pulau Jawa murai termasuk burung langka. Penyebab utama kelangkaan dan kepunahan adalah rusaknya habitat dan perburuan untuk diperdagangkan, sehingga perlu adanya upaya konservasi salah satunya dalam bentuk kegiatan penangkaran agar keberadaanya tetap lestari. Annafi Bird Farm merupakan salah satu penangkar burung murai batu yang berada di Cirebon, Jawa Barat dalam pemanfaatannya perlu untuk memperhatikan kesejahteraan hewan. Kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan. Penilaian terhadap penerapan kesejahteraan hewan dapat membantu pihak penangkar untuk lebih memperhatikan kesejahteraan satwa dari penanganan medis maupun non-medis. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesejahteraan burung murai batu yang dikelola oleh penangkar Annafi Bird Farm. Sampel responden diambil menggunakan total sampling yaitu satu animal keeper yang bekerja di penangkaran. Selain itu dilakukan pengamatan pada 65 ekor burung dari seluruh kandang. Variabel yang diamati adalah kesejahteraan hewan dan program kesejahteraan hewan pada burung murai batu di penangkaran. Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara terstruktur dan lembar observasi checklist mengacu pada peraturan dirjen PHKA No. 6 Tahun 2011 yang diisi oleh peneliti dan pengelola kemudian data diolah secara deskriptif. Hasil didapatkan bahwa menurut peneliti memiliki skor 74,8 dan menurut pengelola 82. Skor tersebut termasuk kategori baik. Hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kesejahteraan murai batu yaitu pada dimensi bebas rasa sakit dan luka dan bebas bebas dari rasa takut dan tertekan.
KERAGAMAN LUMUT KERAK PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) Kuntze) DI PERKEBUNAN TEH PT. SARANA MANDIRI MUKTI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU Rochmah Supriati; Helmiyetti Helmiyetti; Dwi Agustian
BERITA BIOLOGI Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v20i1.3944

Abstract

Lichen is a mutualism symbiotic organism between fungi (mycobiont) and photosynthetic symbiont in the form of algae (photobiont). It can be found from the lowlands to the highlands, growing epiphytically on soil, rocks, weathered wood, and tree bark, as shown on surface of the tea plants (Camellia sinensis (L.) Kuntze) in The PT Sarana Mandiri Mukti Tea plantation in Kepahiang regency, Bengkulu Province. The purpose of this research was to identify and find out the species of epiphytic lichens on the tea plant in this place. The study was conducted in May–November 2019. Samples was collected purposively, by taken ephyphitic lichens growth on the bark of tea plants stems. Then, samples was identified based on morphological characteristics at the Basic Science Biosystematics Laboratory, FMIPA University of Bengkulu. The data obtained were analyzed descriptively. It was identified as many as 35 species of lichens from the Ascomycota division, belonged to three classes, six orders, 11 families; those are  Graphidaaceae, Stereocaulaceae, Parmeliaceae, Lecanoraceae, Malmideaeceae, Pertusariaceae, Teloschistaceae, Caliciaceae, Physciaceae, Arthoniaceae, dan Pyrenulaceae. 23 species have crustose type thalus and 12 species have foliose type thalus.  
Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat Pasca Bencana Banjir Melalui Pemeriksaan Kesehatan di Desa Asem Kumbang Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah Suhin, Hermanto; Carolina, Putria; Sianipar, Siti Santy; Rahayu, Septian Mugi; Ningsih, Fitriani; Agustian, Dwi; Natalia, Lensi; Arsesiani, Angga
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2 No.1 Mei (2022) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/abdikesmasmulawarman.v2i1.21

Abstract

Latar Belakang: Bencana alam adalah suatu kejadian yang tidak bisa di prediksi dan setiap saat bias terjadi. Kalimantan tengah yang memiliki hutan luas, tidak menjadi jaminan untuk bebas dari banjir. Banjir akan menimbulkan dampak terhadap ekonomi dan kesehatan.Musibah banjir di kalimantan tengah khususnya terjadi di desa asem kumbang, kecamatan baringai, kabupaten katingan yang berlokasi di tepian sepanjang sungai memiliki kontur tanah yang rendah sehingga apabila air sungai naik akan menggenangi pemukiman warga. Beberapa masalah kesehatan yang bias muncul adalah diare, gatal-gatal serta kebutuhan makanan yang kurang. Tujuan: Dengan adanya kegiatan ini masalah kesehatan yang di sebabkan oleh banjir bisa segera di atasi sehingga dapat mengurangi permasalahan yang ada. Metode: Permasalahan yang ada akan diselesaikan dalam tiga tahapan kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi, Persiapan dilakukan dengan melakukan survey kondisi di lapangan yang berkordinasi dengan tenaga kesehatan di wilayah asem kumbang, Pelaksanaan dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian vitamin serta pemberian sembako, Evaluasi kegiatan dilakukan untuk masing-masing tahap dengan mengumpulkan dan menyimpulkan data dari masing-masing tahapan kegiatan. Sasaran dalam kegiatan ini adalah warga masyrakat desa asem kumbang yang terdampak banjir. Hasil: Kegiatan ini berhasil dilaksakan dan diikuti sebanyak 32 masyarkat yang melakukan pemeriksaan kesehatan baik anak-anak maupun dewasa dengan masalah kesehatan yang dikeluhkan yaitu tekanan darah tinggi, gastritis, batuk pilek dan badan pegal-pegal, serta diserahkan sebanyak 100 paket sembako kepada 100 kepala keliarga warga asem kumbang. Kesimpulan:Selama kegiatan berlangsung warga sangat antusias hal ini tampak pada keaktifan warga mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan yang di laksanakan. Kata kunci: Banjir, Kesehatan, Pemeriksaan Kesehatan, Vitamin
Epidemiology and population-based incidence of influenza in two communities, Bandung district, West Java, Indonesia, 2008–2011 Agustian, Dwi; Mutyara, Kuswandewi; Murad, Chrysanti; M. Uyeki, Timothy; B. Kartasasmita, Cissy; Simoes, Eric AF.
Narra J Vol. 4 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i3.981

Abstract

Influenza surveillance is important for monitoring influenza virus circulation and disease burden to inform influenza prevention and control measures.  The aim of this study was to describe the epidemiology and to estimate the incidence of influenza in two communities in West Java, Indonesia, before and after the 2009 H1N1 pandemic. A population-based surveillance study in the community health care setting was conducted to estimate the annual incidence of influenza. A real-time reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) assay was used for influenza case ascertainment. A population census was implemented to calculate the population at risk and estimate community health care utilization rate. The mean annual incidence of influenza A and B, adjusted for healthcare utilization, was 1.6 (95%CI: 1.3–2.0) and 0.7 (95%CI: 0.5–1.0) per 1000 persons, respectively, with the most affected group being young and school-age children. The annual cumulative incidence of influenza A for children under five in 2009, 2010, and 2011 was 7.0 (95%CI: 4.4–11.2), 10.6 (95%CI: 7.3–15.4), and 6.3 (95%CI: 3.8–10.2). For influenza B was 4.3 (95%CI: 2.4–7.8), 2.0 (95%CI: 0.8–4.7), and 0.4 (95%CI: 0.1–2.8), respectively. This study highlights that the incidence of influenza among young and school-age children is consistently higher compared to adults and the elderly throughout these periods. These populations are potential targets for influenza vaccination in Indonesia.
Perancangan dan Pengembangan Alat Pengukur UV dan Pelacak Surya Dual-Axis Berbasis IoT untuk Optimalisasi Pemantauan Indeks UV Secara Real-Time Dwi Agustian; Ilham Muthahhari; Valiant Yuvi Syahreza; Anton Widodo; Muchamad Rizqy Nugraha; Edward Trihadi
Journal of Computation Physics and Earth Science (JoCPES) Vol 5 No 1 (2025): Journal of Computation Physics and Earth Science
Publisher : Yayasan Kita Menulis - JoCPES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63581/JoCPES.v5i1.01

Abstract

The ultraviolet (UV) radiation emitted by the sun has both positive and negative impacts on human life. Excessive exposure to UV rays can lead to various health issues, such as skin cancer and cataracts. Therefore, UV radiation monitoring becomes crucial, especially in the face of climate change, which may increase the intensity of UV radiation due to the depletion of the ozone layer. This study aims to design an Internet of Things (IoT)-based UV index monitoring system, equipped with a dual- axis solar tracker to optimize UV index measurements. The system utilizes the ESP32 microcontroller as the main processing unit, the UVM-30A sensor to detect UV radiation, and the DS3231 Real Time Clock (RTC) module for time synchronization. UV index data is displayed in real-time through a Liquid Crystal Display (LCD) screen and the Blynk platform for easy remote access. Test results show that the system performs well, with a low relative error compared to UV index data from the reference site uvindex.app. This system provides an innovative solution for efficient and real-time UV index monitoring, which can increase public awareness about the dangers of UV radiation.