This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Teny Tjitra Sari
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Fungsi Ginjal Pasien Thalassemia Mayor yang Mendapatkan Kelasi Besi Oral Teny Tjitra Sari; Aulia Fitri Swity; Hikari Ambara Sjakti; Eka Laksmi Hidayati; Dian Puspita Sari
Sari Pediatri Vol 20, No 4 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.396 KB) | DOI: 10.14238/sp20.4.2018.242-8

Abstract

Latar belakang. Peningkatan angka kelangsungan hidup pasien thalassemia menyebabkan terdeteksinya berbagai penyakit komorbid termasuk komplikasi pada ginjal. Anemia kronis, kelebihan besi, dan pemakaian kelasi besi, terutama kelasi besi oral diduga berpengaruh pada fungsi ginjal. Berbagai derajat disfungsi tubular dan abnormalitas laju filtrasi glomerulus (LFG) dideteksi dengan berbagai macam pemeriksaan. Tujuan. Membandingkan laju filtrasi ginjal (tubulus dan glomerulus) pada pasien thalassemia yang mendapatkan kelasi besi oral.Metode. Penelitian potong lintang ini dilakukan di Pusat Thalassemia RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada bulan Maret – Juli 2017. Kriteria inklusi adalah pasien thalassemia major berusia <18 tahun, dan telah mendapatkan kelasi oral minimal selama 1 tahun. Kriteria eksklusi adalah pasien telah memiliki penyakit atau kelainan ginjal sebelumnya dan menggunakan kelasi besi kombinasi. Pasien menjalani pemeriksaan hematologi, kreatinin serum, feritin serum, dan pengambilan urin pagi sewaktu untuk pemeriksaan kadar kalsium dan kreatinin urin sewaktu.Hasil. Penurunan nilai LFG pada 15 pasien deferipron (DFP) 53,6%, tetapi masih dalam batas normal, sedangkan 12 pasien deferasirox (DFX) 46,2%. Tidak ada perbedaan bermakna antara fungsi tubular ginjal yang dinilai berdasarkan rasio kalsium kreatinin urin pada pasien thalassemia yang mendapatkan DFP dibandingkan dengan DFX. Terdapat 1 (3,6%) pasien dengan hiperkalsiuria pada kelompok DFP dan 7 pasien (12,9%) dengan hiperkalsiuria pada kelompok DFX.Kesimpulan. Terdapat penurunan fungsi ginjal pada pasien yang mendapat kelasi besi oral, walaupun hal ini tidak bermakna. Pemeriksaan fungsi tubular maupun glomerular ginjal pasien thalassemia mayor perlu dinilai secara berkala, mengingat penggunaan kelasi besi jangka panjang dan cukup tingginya angka kejadian penurunan LFG dan hiperkalsiuria. Pemeriksaan rasio kalsium kreatinin urin maupun LFG perlu diukur pada saat pasien kontrol bersamaan dengan pemeriksaan kreatinin serum.
Immune Thrombocytopenic Purpura Teny Tjitra Sari
Sari Pediatri Vol 20, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.997 KB) | DOI: 10.14238/sp20.1.2018.58-64

Abstract

Immune thrombocytopenic purpura (ITP) telah mengalami perubahan definisi dan klasifikasi. Definisi ITP sebagai jumlah trombosit <100.000/uL dengan klasifikasi new diagnosed ITP, ITP persisten, dan ITP kronik. Disregulasi imun ITP menyebabkan menurunnya jumlah megakariosit di sumsum tulang dan trombosit di darah tepi. Diagnosis ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan penunjang. Berbagai penelitian telah menunjukkan banyak perubahan pada tata laksana ITP. Bila tidak ada perdarahan ataupun perdarahan ringan, kasus ITP dapat ditatalaksana hanya dengan observasi. Namun demikian, dokter tetap harus dipertimbangkan faktor sosial dalam menentukan pilihan terapi seperti kecemasan orang tua, akivitas anak, dan jarak ke pusat kesehatan. Terapi IVIG dan kortikosteroid tetap menjadi pilihan pertama dalam tata laksana ITP bila terjadi perdarahan berat ataupun mengancam jiwa.
Seng dan Respons Imun pada Talasemia Teny Tjitra Sari
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.157-63

Abstract

Infeksi merupakan morbiditas dan mortalitas yang penting pada pasien talasemia. Mekanisme terjadinya infeksi yang berperan adalah gangguan respons imun akibat patofisiologi penyakit talasemia, kelebihan besi, splenektomi dan defisiensi seng. Seng merupakan zat penting pada respons imun yang dihubungkan dengan akivitas timulin. Kadar feritin yang tinggi juga memengaruhi kadar seng pada pasien talasemia. Suplementasi seng memperbaiki kadar seng yang berakibat pada perbaikan stres oksidatif dan respons imunpada pasien talasemia. Â