This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Dimple G Nagrani
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efektivitas Kombinasi Parasetamol dan Ibuprofen sebagai Antipiretik pada Anak Dimple G Nagrani; Ari Prayitno
Sari Pediatri Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.932 KB) | DOI: 10.14238/sp17.2.2015.150-4

Abstract

Latar belakang. Beberapa tenaga medis yang menyarankan terapi kombinasi parasetamol dan ibuprofen (secara bersamaan ataupunselang-seling) untuk mengatasi demam. Terapi tersebut dapat membingungkan orangtua dan berpotensi kelebihan dosis obat,sedangkan efektifitas terapi kombinasi dibandingkan monoterapi belum diketahui.Tujuan. Mengevaluasi apakah pemberian terapi kombinasi antara parasetamol dan ibuprofen lebih efektif untuk mengatasi demampada anak dibandingkan dengan terapi tunggal.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik yaitu Pubmed, Cochrane, dan Highwire.Hasil. Satu meta-analisis menyatakan terapi kombinasi yang diberikan secara simultan dapat menurunkan suhu 0,27oC dan 0,7oCberturut-turut pada jam pertama dan keempat dibandingkan dengan terapi tunggal, namun tidak terdapat perbedaan pada kenyamananpasien. Terapi selang-seling dapat menurunkan suhu 0,6oC pada jam pertama dibandingkan dengan terapi tunggal dan jumlah pasienyang memiliki suhu normal pada 3 jam pasca pemberian antipiretik selang-seling lebih banyak dibandingkan dengan terapi tunggal(RR 0,25). Satu uji klinis acak terkontrol menyatakan terapi kombinasi menurunkan suhu (2,19±0,83)oC dibandingkan denganterapi tunggal parasetamol (1,48±0,94)oC ataupun ibuprofen (1,87 ± 0,99)oC, p=0,013.Kesimpulan. Terapi antipiretik yang diberikan secara kombinasi dapat menurunkan suhu <1oC dan dapat memberikan bebas demamyang lebih lama dibandingkan dengan terapi tunggal. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan pada tingkat kenyamanan pasienantara cara pemberian kedua regimen terapi tersebut.