ABSTRAKMetode pemuliaan tanaman formal tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, terkait dengan beragamnyakondisi agroekosistem pertanaman dan sosial budaya masyarakat serta karakteristik produk benih yangdibutuhkan. Karakteristik benih yang dibutuhkan dapat ditelusur dari pengguna itu sendiri, yang bukanhanya di tingkat petani pengguna benih, tetapi juga sampai pada konsumen akhir pengguna produkusahatani. Salah satu pendekatan yang saat ini mulai banyak digunakan dalam kegiatan pemuliaantanaman adalah participatory plant breeding (PPB). Dalam pendekatan ini, petani beserta pelakulainnya, seperti penyuluh pertanian dan peneliti pemulia, berpartisipasi dalam pengembangan varietasbaru. Kata participatory berarti bahwa aktivitas pemuliaan tanaman ini bersifat inklusif,mempromosikan keragaman genetik, serta memberdayakan petani dan masyarakat perdesaan. PPBdapat dikenali dari tujuannya (pendekatan proses atau fungsional), konteks kelembagaannya (farmerled atau formal led), dan bentuk interaksi antar petani dan pemulia (konsultatif, kolaboratif, ataukolegial). Namun demikian, upaya pemuliaan kedelai saat ini, seyogyanya diantisipasi tidak hanyasampai pada tingkat petani pengguna tetapi lebih jauh lagi hingga tingkat pengguna akhir, dalam halini para pengrajin pangan berbahan baku kedelai. Oleh karenanya, integrasi antara pendekatanpemuliaan kedelai yang lebih partisipatif dengan produksi yang didorong permintaan pasar harusmenjadi perhatian. Artikel ini adalah studi literatur, mendeskripsikan cara mengimplementasikan PPB,perhatian terhadap preferensi konsumen akhir kedelai dan peluang penerapan integrasi antara PPB danpreferensi konsumen dalam pengembangan varietas kedelai baru di Indonesia. Sejumlah prasyaratharus dipenuhi dalam penerapan PPB, khususnya dalam konteks pengembangan varietas kedelai baru.Kata kunci:pengembangan varietas kedelai, participatory plant breedingABSTRACTFormal led plant breeding has not been always suitable with the needs, related to variance ofenvironmental and socio-cultural conditions and needed seed characteristics. Needed seedcharacteristics could be traced from the users, which is not only at seed user farmers level, but also atend consumers. Participatory plant breeding has begun to be a popular approach in plant breedingactivities, where farmers with other actors, such as agriculture extension officers and plant breedingresearchers work together to develop new variety of plants. The word “participatory” means that thisactivity is inclusive, promote genetics variability, and empower farmers as well as rural community.Participatory plant breeding can be recognized from the goals (process approach or functionalapproach), institutional contexts (farmer led or formal led), and interaction between farmers andbreeders (consultative, collaborative, or collegial). However, recent soybean breeding efforts shouldbe anticipated not only at user farmer level, but also at end user, namely food industries usingsoybean as raw material. This paper is a literature study; describe means to implement participatoryplant breeding, attentions toward soybean’s end consumer preferences, and the implementationopportunity of integration between PPB and consumer preference to develop new soybean variety inIndonesia. Several preconditions are needed to implement participatory plant breeding, particularlyin the context of development of new soybean variety.Keywords: soybean variety improvement,participatory plant breeding