Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penggunaan Lampu LED Pada Penangkapan Udang Werus (Penaeus merguiensis) dengan Alat Tangkap Prayang Mochamad Arief Sofijanto; Hari Subagio; Andre Pradhitya Putra Mustafa
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.35356

Abstract

Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pada cahaya. Prayang termasuk jenis perangkap dengan cara udang dipikat melalui cahaya lampu, masuk secara sukarela dan tidak bisa keluar lagi. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan prayang yang menggunakan lampu dibandingkan dengan prayang yang menggunakan leader tanpa lampu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 di tambak tradisional Surabaya Timur. Manfaat penelitian adalah mengetahui cara operasi prayang ber-leader di tambak tradisional Kota Surabaya dan prayang yang menggunakan lampu LED recharge. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan RAL 3 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan A adalah prayang sebagai kontrol (dengan leader tanpa lampu); Perlakuan B (prayang tanpa leader, dengan lampu); Perlakuan C (prayang tanpa leader, tanpa lampu). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A mendapatkan jumlah hasil tangkapan udang werus terbanyak (12.257 gram) diikuti oleh perlakuan B (10.316 gram) dan perlakuan C (349 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antar perlakuan dimana perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C, demikian pula perlakuan B juga berbeda nyata dengan perlakuan C. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan prayang adalah udang werus (Penaeus marguiensis), ikan bandeng (Chanos chanos), udang windu (Penaeus monodon), ikan mujair (Tilapia sp.), kepiting bakau (Scilla sp.) dan belut (Monopterus albus). Lampu LED recharge sebagai lampu baru yang selama ini belum digunakan oleh penjaga tambak dapat memikat ikan dan non ikan untuk mendatangi prayang berlampu.
PENGEMBANGAN LAMPU LED DENGAN TEKNOLOGI PHOTOVOLTAIC (LED-PV) SEBAGAI ALAT BANTU PENGUMPUL IKAN PADA PERIKANAN BAGAN Mochamad Arief Sofijanto; Irfan Rasyidi; Manggala Saputra
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.265 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.1.2015.55-62

Abstract

Bagan adalah satu jenis alat penangkapan ikan yang menggunakan cahaya buatan sebagai alat bantu pengumpul ikan. Saat ini alat tangkap tersebut menggunakan genset bensin untuk menghidupkan lampu hemat energi (LHE) sebagai pemikat ikan, yang dipasang di bawah rumah bagan. Saat ini harga bensin makin mahal akibat subsidi BBM dikurangi pemerintah mengakibatkan biaya operasi penangkapan juga makin mahal. Untuk efisiensi usaha penangkapan diperlukan sumber energi alternatif sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit. Pada penelitian ini digunakan lampu LED (light emitting diode) dengan panel surya (photovoltaic) sehingga tidak menggunakan bahan bakar minyak. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui apakah lampu LED dapat menggantikan lampu petromaks dan lampu LHE, (2) untukmengetahui perbedaan jumlah hasil tangkapan pada bagan tancap akibat perlakuan warna lampu LED yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan experimental fishing dimana rancangan penelitiannya adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan warna lampu LED sebanyak 5 jenis warna yaitu merah (A), kuning (B), hijau (C), biru (D), dan putih (E) dengan 6 kali ulangan. Secara deskriptif hasil penelitian menunjukkan lampu LED dapat digunakan untuk menggantikan lampu petromaks dan lampu LHE. Diperoleh 17 jenis ikan laut yang tertarik pada cahaya lampu LED yang digunakan. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan nyata terhadap hasil tangkapan bagan dengan perlakuan warna lampu LED. Berdasarkan Uji Nyata Terkecil dinyatakan bahwa bagan yang menggunakan warna lampu LED biru mendapatkan hasil tangkapan tertinggi kemudian diikuti oleh warna kuning, hijau, putih dan merah. The set ‘bagan’ (liftnet fishing gear) is a kind of fishing gears which using atificial light as fishes gathering. This fishing gear uses an electric generator to turn on the energy saving lamp which hang on under the set ‘bagan’. The price of gasoline more expensive due to the Indonesia government’s fuel subsidy reduced and this make fishing operation costs more expensive for fishermen. This research using the LED lamps that do not use gasoline as fuel because the LED lamps can use the photovoltaic technology (solar cell system). The purposes of this study were: 1) to find out whether the LED lamps can replace the kerosene lamps and saving energy lamps, 2) to know the different in cath using different colours of LED lamps. The reserach methods are descriptive and experimental fishing which used Completely Randomized Design with LED lamps colour treatments i.e: red (A), yellow (B), green (C), blue (D), and white (E), the number of replications are 6 times. LED lamps can be used to replace the kerosene and saving energy lamps. There were 17 species of fishes attracted to LED lights (positive phototaxis) of the set bagan. The statistical analysis showed that the siginificant difference in the colour of the LED lamps by the difference of the number of catches the. Based on the calculation of the Least Significant Different (LSD), the blue LED lamps and followed by yellow, green, white and red.
Sesame Oil Addition to Bamboo Reinforced Composite Matrix Januar Putra Umba Kusairiawan; Akhmad Basuki Widodo; Dwisetiono Dwisetiono; Mochamad Arief Sofijanto
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i1.16072

Abstract

Wooden ships use jati wood. Over time jati wood has become scarce. So that jati wood is relatively expensive. therefore bamboo is researched starting from the skin, bamboo meat, and bamboo internodes contained in the plant. In the structure of bamboo there are internodes. The bamboo segment is the weakness of the bamboo structure. The effect of bamboo segments in composite construction was investigated. Sesame oil replaces mineral oil and chemicals, because sesame oil is biodegradable, non-toxic, environmentally friendly, and renewable. To determine the effect of bamboo segments, tensile and bending tests will be conducted on the bamboo composite. The results of this research are expected to find alternative materials, namely bamboo fibre-based composites or so-called bamboo reinforcement plastics (BRP) as materials for making people's ships. This study found that the more layers of bamboo and bamboo segments are very influential in influencing the tensile and bending strength of a laminated material. The tensile testing value of layer 3 with segments reached 127.556 Mpa and without segments 933.333 as well as bending testing layer 3 with segments reached 113.889 Mpa and without segments 111.111 Mpa. From this value, the value has not met the standard of the Indonesian Classification Bureau (BKI).