Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Hasil Tangkapan Ikan Kakap Putih (Latescalcarifer) Pada Ukuran Mata Jaring Insang Yang Berbeda Di Perairan Pesisir Kota Surabaya abdillah, ahmad rifqi; Subagio, Hari; Rosana, Nurul
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i2.19

Abstract

Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (bottom gillnet) dalam menangkap ikan kakap putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda pada jaring insang dasar. Penelitian ini di lakukan bulan Maret hingga Mei 2019 di perairan pesisir kota Surabaya dengan metode observasi untuk mengetahui hasil tangkapan ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda. Pengambilan data dilakukan 15 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi sehingga diperoleh 30 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan utama ikan kakap (Lates calcarifer) sebanyak 65% dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 35% diantaranya ikan laosan (Eleutheronema Tetradactylum), rajungan (Portanus pelagicus), dan dukang (Hexanematichthys). Jumlah hasil tangkapan pada mata jaring 6 inchi lebih besar dari pada ukuran 7 inch. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi atau 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dansalinitas.
HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunidae) PADA ALAT TANGKAP BUBU YANG BERBEDA DI PERAIRAN KECAMATAN PASONGSONGAN, KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR farahdiba, Safrina; Subagio, Hari; Rosana, Nurul
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.28

Abstract

Nelayan di Perairan Pasongsongan saat ini telah banyak yang menggunakan bubu lipat dalam menangkap Rajungan (Portunidae). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil tangkapan rajungan (Portunidae) pada alat tangkap bubu yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2019 di Perairan Pasongsongan Desa Padangdangan dengan menggunakan metode observasional untuk mengetahui hasil tangkapan Rajungan (Portunidae) dan pengaruh perbedaan alat tangkap bubu lipat. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa alat tangkap bubu lipat persegi dan bubu lipat kubah. Jumlah hasil tangkapan pada alat tangkap bubu lipat persegi lebih kecil dari pada hasil tangkapan bubu lipat kubah. Namun berdasarkan analisis Uji T-test disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa penggunaan jenis bubu yang berbeda tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan Rajungan (Portunidae).
Rancang Bangun Alat Tangkap dan Pola Ketertangkapan Ikan pada Jaring Insang Dasar di Perairan Pesisir Kota Surabaya subagio, hari; Rosana, Nurul; Sofijanto, M Arief
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.31

Abstract

Salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kota Surabaya adalah alat tangkap jaring insang dasar (bottom gil net). Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan rancang bangun serta pola ketertangkapan ikan pada jaring insang dasar untuk ikan kakap putih yang dioperasikan oleh nelayan di perairan pantai timur Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, data dikumpulkan dengan cara survei. Responden penelitian adalah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap jaring insang dasar untuk menangkap ikan kakap putih (Lates calcarifer). Pengukuran terhadap bagian alat, dimensi dan jumlah satuan dari bagian alat tangkap, serta pola ketertangkapan ikan hasil tangkapan langsung dilakukan di lapangan, dengan mengikuti kegiatan penangkapan sebanyak enam belas kali operasi. Hasil penelitian sebagai berikut, nalayan menggunakan tiga macam jaring insang dasar, yaitu jaring dengan ukuran mata 5 inci, 6 inci dan 7 inci, setiap ukuran mata jaring terdiri dari 9 tinting. Nilai extra buoyancy secara berturut-turut pada ukuran mata jarring 5 inci sebesar -68,70%, ukuran mata jarring 6 inci sebesar -68,31%, dan ukuran mata jarring 7 inci sebesar -61,09%. Hasil tangkapan terbanyak pada berbagai jenis pola ketertangkapan ikan, adalah sebagai berikut: secara snagged pada jaring ukuran mata 6 inci, secara gilled pada ukuran mata jaring 5 inci, secara wedged pada jaring ukuran mata 6 inci, dan secara entangled pada jaring ukuran mata 5 inci.
EVALUASI PENAMBAHAN JUMLAH LANTAI PADA GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER Hari Subagio; Krisnamurti; Paksitya Purnama Putra
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.031 KB) | DOI: 10.22225/pd.10.1.1965.1-12

Abstract

Learning facilities for students of the Faculty of Engineering, University of Jember (FT-UNEJ) were still insufficient. Fifteen study programs at FT-UNEJ were only served in one lecture building. Additional floors in existing buildings are done to increase the classrooms as a follow to the problem. An additional three floors were made as a classroom and one roof as a meeting room (rooftop). Planning and evaluation were done by modeling 3D buildings in a structural analysis program. Analysis and evaluation in the structural analysis program were modeled with the same dimensions as the existing conditions, and an additional number of floors would be added according to the preliminary design calculations. Modeling results showed the condition of the building plans was still safe. The largest inter-floor deviation value is 10.2 mm which is still below the permit deviation (31.5 mm), and the structural integrity value is -0.97 (requirement -1 <- 0.97 <1).
Penggunaan Lampu LED Pada Penangkapan Udang Werus (Penaeus merguiensis) dengan Alat Tangkap Prayang Mochamad Arief Sofijanto; Hari Subagio; Andre Pradhitya Putra Mustafa
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.35356

Abstract

Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pada cahaya. Prayang termasuk jenis perangkap dengan cara udang dipikat melalui cahaya lampu, masuk secara sukarela dan tidak bisa keluar lagi. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan prayang yang menggunakan lampu dibandingkan dengan prayang yang menggunakan leader tanpa lampu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 di tambak tradisional Surabaya Timur. Manfaat penelitian adalah mengetahui cara operasi prayang ber-leader di tambak tradisional Kota Surabaya dan prayang yang menggunakan lampu LED recharge. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan RAL 3 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan A adalah prayang sebagai kontrol (dengan leader tanpa lampu); Perlakuan B (prayang tanpa leader, dengan lampu); Perlakuan C (prayang tanpa leader, tanpa lampu). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A mendapatkan jumlah hasil tangkapan udang werus terbanyak (12.257 gram) diikuti oleh perlakuan B (10.316 gram) dan perlakuan C (349 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antar perlakuan dimana perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C, demikian pula perlakuan B juga berbeda nyata dengan perlakuan C. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan prayang adalah udang werus (Penaeus marguiensis), ikan bandeng (Chanos chanos), udang windu (Penaeus monodon), ikan mujair (Tilapia sp.), kepiting bakau (Scilla sp.) dan belut (Monopterus albus). Lampu LED recharge sebagai lampu baru yang selama ini belum digunakan oleh penjaga tambak dapat memikat ikan dan non ikan untuk mendatangi prayang berlampu.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN ALAT TANGKAP JARING INSANG DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN BULU, TUBAN, JAWA TIMUR sonia dzakiatul fajria; M Arief Sofijanto; Hari Subagio
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 4 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v4i2.56

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar (bottom gillnet) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan demersal. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing kemudian di analisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2022. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa lama perendaman 1 jam dan 3 jam sehingga diperoleh 32 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan jaring insang dasar pada lama perendaman 1 jam sebanyak 47% dan lama perendaman 3 jam sebanyak 53%. Jumlah hasil tangkapan pada lama perendaman 3 jam lebih besar dari pada lama perendaman 1 jam. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh lama perendaman 1 jam atau 3 jam terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan demersal di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dan salinitas.
PENGARUH JENIS BUBU LIPAT DAN JENIS UMPAN YANG BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (portunus pelagicus) DI PERAIRAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Rif’an Najahi; Mochammad Arief Sofijanto; Hari Subagio
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 4 No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v4i1.58

Abstract

Penangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Paciran pada umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir Paciran, yang menggunakan alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat tangkap yang cukup dikenal di kalangan nelayan . Alat tangkap ini berupa jebakan dan bersifat pasif dan tergolong sebagai alat tangkap jenis traps (perangkap). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bubu lipat dan jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode ekserimental, dengan menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu jenis alat tangkap yang berbeda dan jenis umpan yang berbeda. Adapun jenis alat tangkap yang digunakan yaitu bubu lipat persegi dan bubu lipat kubah, serta jenis umpan yang digunakan yaitu ikan peperek (Leiognatrhidae) dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan Two-way Anova dilanjut dengan uji BNT. Berdasarkan hasil uji analisis Two-way ANOVA diperoleh nilai signifikansi untuk faktor A sebesar 0,916 dengan nilai signifikansi > 0,05. Nilai signifikansi untuk faktor B sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi < 0,05 maka maka dapat disimpulkan bahwa pengoperasian alat tangkap bubu lipat kubah dan bubu lipat persegi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus).
PENGARUH PERBEDAAN JENIS IKAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (portunus pelagicus) DENGAN ALAT TANGKAP BUBU LIPAT DI PERAIRAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Sofia Hana Yunita; Hari Subagio; Mochamad Arief Sofijanto
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 4 No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v4i1.60

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Paciran dan usaha tersebut sudah lama berlangsung, alat tangkap yang biasanya digunakan oleh nelayan Desa Paciran yaitu alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat penangkap ikan yang tergolong ke dalam kelompok perangkap (traps). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis ikan umpan yang berbeda dalam pengoperasian alat tangkap bubu lipat terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dengan menggunakan 3 perlakuan jenis ikan umpan yang berbeda, yaitu : A : ikan swanggi (Priacanthus tayenus), B : ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan C : ikan buntal (Tetraodontidae). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil uji F terhadap hasil tangkapan dalam satuan ekor diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,597, dengan nilai signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan bahwa penggunaan umpan yang berbeda pada pengoperasian bubu lipat tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan dalam satuan ekor. Berdasarkan hasil uji F terhadap hasil tangkapan dalam satuan berat (kg) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,939, dengan nilai signifikasi > 0,05, penggunaan umpan yang berbeda pada pengoperasian bubu lipat tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) dalam berat (kg).
PRODUKTIVITAS TANGKAPAN BENIH BENING LOBSTER (Panulirus spp.) MENGGUNAKAN ALAT KOLEKTOR ‘POCONG’ DI PERAIRAN PRIGI TRENGGALEK Hari Subagio; Mochamad Arief Sofijanto; Aniek Sulestiani; Nurul Rosana; Supriyatno Widagdo; Gatut Bintoro; I Made Kawan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.28.3.2022.%p

Abstract

Indonesia memiliki peluang bagus guna pengembangan usaha industri budidaya lobster (Panulirus spp.) terbesar di dunia, karena memiliki modal utama ketersediaan sumber daya benih alami stadia puerulus atau Benih Bening Lobster (BBL) yang sangat melimpah. Untuk mengantisipasi perkembangan budidaya lobster di Indonesia, maka kebutuhan akan benih lobster alami di masa mendatang diprediksi akan meningkat secara signifikan, karena teknologi pembenihan lobster belum berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan fluktuasi hasil tangkapan BBL pada bulan yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2022 dengan ditunjang data yang dicatat oleh kelompok nelayan. Lokasi penelitian di perairan pesisir Prigi Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Responden dalam penelitian adalah para nelayan penangkap BBL anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gurita Jaya. Hasil tangkapan BBL dalam satuan ekor per trip per lembar alat kolektor pocong pada bulan berbeda menunjukkan hasil tangkapan yang berbeda sangat nyata. Puncak hasil tangkapan BBL terjadi pada dua kelompok bulan yaitu pada Maret-April dan Agustus-September. Dalam melakukan penangkapan BBL nelayan Prigi menggunakan kolektor yang dikenal sebagai alat kolektor pocong. Berfluktuasinya tangkapan BBL pada bulan berbeda diduga disebabkan adanya pengaruh fenomena arus, upwelling dan kesuburan perairan di Samudera Indonesia khususnya wilayah perairan pesisir Prigi.Indonesia has the opportunity to develop the world's largest lobster (Panulirus spp.) cultivation industry, because it has the main capital for the availability of abundant natural seed resources at the puerulus stage or Lobster Transparent Seed (LTS). In order to anticipate the development of lobster cultivation in Indonesia, the need for natural lobster seeds in the future is predicted to increase significantly, because lobster hatchery technology has not yet developed. This study aims to examine the productivity and fluctuations in the catch of LTS in different months. The research was conducted in March-August 2022. The research location is in the coastal waters of Prigi, Trenggalek Regency. The research uses descriptive analytical method which is survei. Respondents in the study were fishermen who caught BBL members of the Gurita Jaya Joint Business Group (JBG). LTS catches in units of tails per trip per piece of pocong equipment in different months showed very significant different catches. The peak of LTS catches occurred in two groups of months, namely in March-April and August-September. In catching LTS, Prigi fishermen use a collector known as a pocong fishing gear. The fluctuation of LTS catches in different months is due to the influence of current phenomena, upwelling and water fertility in the Indonesian Ocean and the Prigi coastal waters.
HASIL TANGKAPAN BENIH BENING LOBSTER (Panulirus spp.) PADA KEDALAMAN ALAT TANGKAP POCONG YANG BERBEDA DI PERAIRAN PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR Dani Kristian kusuma wijaya; Hari Subagio; Mochamad Arief Sofijanto; Nurul Rosana
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 5 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v5i1.71

Abstract

Pantai Prigi merupakan salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Pantai prigi umumnya berprofesi sebagai nelayan penangkapan benih bening lobster menggunakan alat tangkap pocong. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengaruh kedalaman alat tangkap pocong terhadap hasil tangkapan dan komposisi benih bening lobster bedasarkan jenisnya di perairan Prigi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan pada saat malam hari, penelitan menggunakan 1 rakit menetap, terpasang 2 alat tangkap pocong benih bening lobster sesuai dengan perlakuan. Posisi alat tangkap pocong 5 m dari permukaan perairan (A1) dan posisi alat tangkap pocong 5 m dari dasar perairan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung dengan mengikuti kegiatan penangkapan benih bening lobster. Data pendukung tentang suhu permukaan laut, salinitas, kecerahan, arus, dan pH perairan. Berdasarkan data hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisa data dengan uji-t menggunakan program pengolahan data SPSS, selain itu dilakukan juga analisa deskriptif terhadap hasil tangkapan pada level kedalaman yang berbeda. Komposisi hasil tangkapan di dapatkan sebanyak 4 jenis benih bening lobster dari 2 perlakuan diantaranya lobster Pasir (Panulirus homarus) 138 ekor (59%), lobster Mutiara (Panulirus ornatus) 67 ekor (29%), lobster Bambu (Panulirus versicolor) 27 ekor (11%), lobster Batu (Panulirus panucillatus) 3 ekor (1$%). Total hasil tangkapan dari A1 dan A2 (235 ekor, 100%). Hasil analisa data paired sample test menggunakan program SPSS di dapatkan bahwa nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05 berarti terdapat perbedaan secara sangat nyata perlakuan A1 dan A2 terhadap hasil tangkapan benih bening lobster.