Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLIMORFISME LOKUS MIKROSATELIT DRB3 SAPI BALI DI NUSA PENIDA MUAZIN, MUAZIN; WANDIA, I NENGAH; SUASTIKA, PUTU
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (5) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.255 KB)

Abstract

Genetik populasi menggambarkan besarnya variasi genetik dalam populasi dan mekanisme untuk mempertahankan variasi tersebut. Tingkat keragaman genetik suatu populasi dapat memberikan petunjuk mengenai keadaan populasi di masa mendatang. Keragaman genetik rendah akan membahayakan kelestarian suatu populasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme alel lokus mikrosatelit DRB3, yang meliputi jenis dan jumlah alel, frekuensi alel dan heterozigositas pada sapi bali di Nusa Penida. Sejumlah 21 sampel darah sapi bali dari Nusa Penida diambil sebagai sumber DNA. Darah diekstraksi mengunakan QIAamp DNA Blood Mini Kit dari QIAGEN, Amplifikasi lokus mikrosatelit DRB3 menggunakan dengan teknik PCR dengan suhu annealing 580C. Produk PCR yang merupakan suatu alel dipisahkan melalui elektroforesis pada gel acrilamid 7% dan dimuculkan dengan pewarnaan perak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah tujuh alel terdeteksi pada lokus DRB3 di populasi Nusa Penida, dengan panjang alel berkisar 140-229 pasang basa. Frekuensi alel berurutan dengan frekuensi tertinggi (0,29) untuk alel 194, disusul oleh alel 178 (0,24), alel 211 (0,21), alel 170(0,19) dan alel 140, 155, serta alel 224 masing-masing dengan frekuensi 0,02. Nilai heterozigositas sapi bali Nusa Penida menggunakan lokus mikrosatelit DRB3 sebesar 0,80. Data disimpulkan bahwa lokus mikrosatelit DRB3 bersifat polimorfik populasi sapi bali di Nusa Penida.
KARAKTERISTIK ALAT MUSIK TRADISIONAL SULING GAYO Muazin, Muazin; Palawi, Ari; Ramdiana, Ramdiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Sendratasik Vol 5, No 4 (2020): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Pendidkan Seni Drama, Tari dan Musik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/sendratasik.v5i4.22557

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul Karakteristik Alat Musik Tradisional Suling Gayo, mengangkat masalah bagaimana karakteristik alat musik tradisional suling gayo yang ada di bagian uken (hulu) dan toa (hilir). Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan karakteristik alat musik tradisional suling gayo yang ada di bagian uken (hulu) dan toa (hilir). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah suling gayo sedangkan objek dalam penelitian ini adalah karakteristik suling gayo khususnya daerah uken dan toa. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Tengah, di dua desa yaitu desa uken dan toa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suling gayo merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup yaitu melalui lubang yang telah disediakan dari suling tersebut tergantung bentuk karakter suling itu sendiri. Pada umumnya suling gayo saat ini ditiup dari samping bagian kepala suling. Karakter nada suling gayo bagian uken sering disebut dengan kata loteng yang berarti melenting karena karakter nada ini berasal dari suara wanita yang tinggi sedangkan Karakter nada suling gayo bagian toa sering disebut dengan kata lungun yang berarti merdu karena karakter nada ini berasal dari suara lelaki yaitu rendah. Yang membedakan karakteristik peniupan yaitu yang pertama dari tinggi atau rendah nada dan yang kedua adalah dari bentuk dan jenis suling itu sendiri. Tergantung dari besar, sedang dan kecil bentuk suling. Nada suling ini tidak pasti cukup menggunakan rasa atau feeling sehingga mendapatkan karakter nada yang diinginkan. Suling uken memiliki panjang kurang lebih 25 cm dan menghasilkan suara yang melenting. Pada umumnya suling loteng berawal dari pepongoten dan memiliki alunan-alunan sering disebut denang (lagu) ditambah lagi dengan sarik (teriakan). Suling toa memiliki panjang kurang lebih 40 cm yang menghasilkan suara yang rendah. Pada umumnya suling lungun berawal dari sebuku yang memiliki alunan denang (lagu) yang merdu.Kata kunci: Karakteristik, Alat Musik, Suling Gayo.