Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Polimorfisme Genetik DNA Mikrosatellite GEN BoLA Lokus DRB3 pada Sapi Bali (Bos indicus) Puja , I Ketut; Wandia, I Nengah; Suastika, Putu; Sulabda, I Nyoman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.635 KB) | DOI: 10.24002/biota.v16i2.116

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dasar mengenai distribusi frekuensi lokus DRB3 gen BoLa (bovine lymphocyte antigen) pada sapi Bali. Untuk isolasi DNA digunakan sampel darah sapi Bali yang diambil dari populasi sapi Bali yang berasal dari Bali dan sapi Bali yang berasal dari Nusa Penida. Jumlah sampel untuk sapi Bali yang berasal dari Bali adalah 22 ekor dan sapi yang berasal dari Nusa Penida 21 ekor. Jumlah allel lokus DRB3 pada sapi Bali asal Bali adalah 7 dan 9 allel dari sapi Bali asal Nusa Penida. Rataan heterozigositas perlokus adalah 0,7967 pada sapi Bali asal Nusa Penida dan 0,7863 pada sapi Bali asal Bali. Nilai PIC lokus DRB3 pada sapi Bali asal Nusa Penida adalah 0,7417 dan 0,742 pada sapi Bali asal Bali. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah lokus DRB3 pada sapi Bali sangat polimorfik.
Tebal Struktur Histologis Duodenum Ayam Pedaging yang Diberi Kombinasi Tylosin dan Gentamicin Raditya, I Gede Gilang Ikra; Suastika, Putu; Ardana, Ida Bagus Komang
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (5) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.366 KB)

Abstract

ABSTRAKUsaha ternak broiler, sejak tahun 1998 semakin menonjol perannya dalam mempersempit kesenjangan terhadap meningkatnya kebutuhan akan daging. Daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena kita tahu bahwa ayam broiler sangat efisen diproduksi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tebal struktur histologis duodenum ayam yang diberi kombinasi tylosin dan gentamicin. Metode yang dipakai pada penelitian ini menggunakan 32 ayam pedaging yang di bagi dalam 4 kelompok yang di mana masing masing kelompok terbagi atas 8 ayam. Hasil penelitian ini sendiri adalah ketebalan struktur histologis duodenum pada kontrol (P0) rata-rata 7,2 ?m, perlakuan P1 rata-rata 7,2 ?m, perlakuan P2 rata-rata adalah 7,6 ?m, dan perlakuan P3 rata-rata adalah 7,9 ?m. P3 lebih tebal dari P2 dan P2 lebih besar dari P1 dan P0. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi tylosin dan gentamicin ini efektif untuk menyeimbangkan flora normal yang ada di dalam duodenum sehingga membuat pertumbuhan ayam menjadi sempurna.
POLIMORFISME LOKUS MIKROSATELIT DRB3 SAPI BALI DI NUSA PENIDA MUAZIN, MUAZIN; WANDIA, I NENGAH; SUASTIKA, PUTU
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (5) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.255 KB)

Abstract

Genetik populasi menggambarkan besarnya variasi genetik dalam populasi dan mekanisme untuk mempertahankan variasi tersebut. Tingkat keragaman genetik suatu populasi dapat memberikan petunjuk mengenai keadaan populasi di masa mendatang. Keragaman genetik rendah akan membahayakan kelestarian suatu populasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme alel lokus mikrosatelit DRB3, yang meliputi jenis dan jumlah alel, frekuensi alel dan heterozigositas pada sapi bali di Nusa Penida. Sejumlah 21 sampel darah sapi bali dari Nusa Penida diambil sebagai sumber DNA. Darah diekstraksi mengunakan QIAamp DNA Blood Mini Kit dari QIAGEN, Amplifikasi lokus mikrosatelit DRB3 menggunakan dengan teknik PCR dengan suhu annealing 580C. Produk PCR yang merupakan suatu alel dipisahkan melalui elektroforesis pada gel acrilamid 7% dan dimuculkan dengan pewarnaan perak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah tujuh alel terdeteksi pada lokus DRB3 di populasi Nusa Penida, dengan panjang alel berkisar 140-229 pasang basa. Frekuensi alel berurutan dengan frekuensi tertinggi (0,29) untuk alel 194, disusul oleh alel 178 (0,24), alel 211 (0,21), alel 170(0,19) dan alel 140, 155, serta alel 224 masing-masing dengan frekuensi 0,02. Nilai heterozigositas sapi bali Nusa Penida menggunakan lokus mikrosatelit DRB3 sebesar 0,80. Data disimpulkan bahwa lokus mikrosatelit DRB3 bersifat polimorfik populasi sapi bali di Nusa Penida.
Efektivitas Berbagai Dosis Asam Organik Dan Anorganik Sebagai Acidifier Terhadap Histomorfometri Duodenum Ayam Pedaging Pio, Paulus Oktavianus; Ardana, Ida Bagus Komang; Suastika, Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (1) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.577 KB)

Abstract

Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat dalam preservasi dan memproteksi pakan dari kerusakkan oleh mikrobia dan fungi namun juga berdampak langsung terhadap mekanisme perbaikan kecernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi asam organik dan asam anorganik (Orgaicids®) sebagai bahan acidifier pada pakan terhadap histomorfometri duodenum ayam pedaging. Penelitian ini menggunakan 24 ekor ayam pedaging berjenis kelamin betina yang di bagi menjadi 4 kelompok dengan 6 ulangan, yaitu P0 (kontrol), P1 (3 g/kg pakan), P2 (6 g/kg pakan) dan P3 (9g/kg pakan) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata histomorfometri tunika mukosa duodenum (P0) 996,51µm, (P1) 1,040,01µm, (P2) 1,285,27µm, (P3) 1,114,22µm dan tunika muskularis duodenum pada (P0) 95,345µm, (P1) 93,691µm, (P2) 119,418µm, (P3) 95,464µm. Pemberian kombinasi asam organik dan anorganik sebagai acidifier berpengaruh pada histomorfometri tunika mukosa dan muskularis ayam pedaging. Dosis 6 g/kg pakan merupakan dosis efektif mempengaruhi histomorfometri tunika mukosa dan tunika muskularis duodenum ayam pedaging.
Pemberian Kombinasi Tylosin dan Gentamicin Terhadap Ketebalan Struktur Histologis Kolon Ayam Pedaging YANUNGRAH, WIDHI; ARDANA, IDA BAGUS KOMANG; SUASTIKA, PUTU
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.67 KB)

Abstract

Ayam pedaging merupakan ternak yang penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Tidak semua peternakan ayam pedaging berhasil, kegagalan para peternak juga sering terjadi, banyak kendala yang menyebabkan kegagalan peternak. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan ayam pedaging menyebabkan penggunaan obat-obatan pencegahan terhadap penyakit dan peningkatan konversi ransum menjadi semakin sering agar ayam pedaging dapat di produksi secara efisien. Salah satu obat yang sering digunakan yaitu antibiotik tylosin dan gentamicin. Kolon merupakan salah satu bagian dari saluran pencernaan yang berfungsi untuk absorbsi air, natrium, dan mineral lain yang masih tersisa. Tylosin dan gentamicin diharapkan dapat mengendalikan keseimbangan mikoflora usus yang dapat menggangu perkembangan dari kolon, dalam penelitian ini tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi tylosin dan gentamcin terhadap ketebalan strukur histologis dinding kolon.Penelitian menggunakan ayam pedaging betina sebanyak 32 ekor yang dikelompokkan 4, masing-masing kelompok telah dihomogenkan dan diberikan perlakuan yang berbeda. Perlakuan kontrol (P0) diberikan placebo berupa aquabidest, perlakuan pertama (P1) diberikan kombinasi tylosin dan gentamicin masing-masing 10 mg, perlakuan kedua (P2) diberikan kombinasi tylosin dan gentamicin masing-masing 20 mg, perlakuan ketiga (P3) diberikan kombinasi tylosin dan gentamicin masing-masing 30 mg. Selanjutnya semua sampel diambil bagian kolon dan dibuat preparat untuk diukur ketebalannya.Hasil menunjukkan bahwa dapat dilihat pengaruh pemberian antibiotik tylosin dan gentamicin terhadap ketebalan histologis kolon ayam pedaging berpengaruh nyata, dan antar dosis P1, P2, dan P3 yang di injeksi kombinasi tylosin dan gentamicin tidak berpengaruh nyata.
Gambaran Darah Ular Sanca Batik (Python reticulatus) di Pulau Bali Sunusi, Sulham; Ardana, Ida Bagus Komang; Suastika, Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.14 KB)

Abstract

Penelitian telah dilakukan dengan menggunakan sampel darah 15 ekor ular sanca batik (Python reticulatus). Terdiri dari 7 ekor jantan dan 8 ekor betina dengan umur 1-3 tahun. Darah diambil dari vena ventral coccygea dan organ jantung. Penentuan total eritrosit, total leukosit, nilai PCV dan kadar hemoglobin pada ular sanca batik yang terdapat di Pulau Bali menggunakan metode manual. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji T. Hasil analisis menunjukkan bahwa rataan jumlah total eritrosit ular sanca batik jantan yang terdapat di Bali yaitu sebesar 0.80 x 106/µL tidak berbeda nyata dengan rataan jumlah total eritrosit ular sanca batik betina sebesar 0.67 x 106/µL. Rataan jumlah nilai PCV ular sanca batik jantan yaitu sebesar 31,14% juga tidak berbeda nyata dengan rataan nilai PCV ular sanca batik betina sebesar 33,62%. Demikian halnya dengan hasil penghitungan rataan kadar hemoglobin ular sanca batik jantan yaitu sebesar 13,27 g/dL juga tidak berbeda nyata dengan rataan kadar hemoglobin ular sanca batik betina sebesar 12,12 g/dL. Berbeda halnya dengan rataan jumlah total leukosit ular sanca batik jantan yaitu sebesar 14.26 x 103/µL, nyata lebih tinggi dengan rataan jumlah total leukosit ular sanca batik betina sebesar 11.80 x 103/µL.
Struktur Histologi dan Histomorfometri Usus Halus Bagian Jejunum Sapi Bali Eristiawan, I Gede Erick; Setiasih, Ni Luh Eka; Suastika, Putu; Heriyani, Luh Gede Sri Surya; Susari, Ni Nyoman Werdi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.10.1.71

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur histologi dan perbedaan histomorfometri jejunum sapi bali pada bagian anterior, medial, dan posterior. Sebanyak 10 sampel sapi bali betina berusia empat sampai lima tahun diambil di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Organ jejunum diambil pada bagian anterior, medial, dan posterior untuk selanjutnya difiksasi menggunakan larutan Neutral Buffered Formalin (NBF) 10%, kemudian diberi pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) untuk dijadikan preparat histologi. Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menemukan jejunum tersusun atas empat lapisan; tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Pengukuran histomorfometri menunjukkan ketebalan tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pada bagian anterior secara berturut-turut 655,44±73,34 ?m, 191,98±25,78 ?m, 799,04±58,97?m, 122,68±32,90?m, pada bagian medial 726,04±52,87 ?m, 174,96±34,09 ?m, 885,14±69,74 ?m, 138,84±28,71 ?m dan pada bagian posterior 770,92±37,28 ?m, 211,08±27,99 ?m, 958,74±60,97 ?m, 273,2±46,56 ?m. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam ketebalan tunika mukosa antara bagian anterior dengan medial dan posterior, tunika submukosa antara bagian medial dengan posterior, tunika muskularis antara bagian anterior dengan posterior, tunika serosa antara bagian anterior dengan medial dan posterior, serta antara bagian medial dengan posterior, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan histomorfometri dari ketiga bagian jejenum sapi bali.
Struktur Histologi dan Histomorfometri Duodenum Sapi Bali Betina Dewasa Putra, I Komang Susila Semadi; Suastika, Putu; Susari, Ni Nyoman Werdi; Setiasih, Ni Luh Eka
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.10.1.82

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologi, histomorfometri, dan perbedaan struktur histologi serta histomorfometri duodenum sapi bali. Penelitian ini menggunakan 10 ekor sapi bali betina berumur 4-5 tahun yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar. Sampel duodenum diambil pada tiga bagian berturut-turut yaitu bagian kranial, desenden dan asenden, kemudian sampel difiksasi dengan larutan Neutral Buffered Formalin (NBF) 10% yang selanjutnya dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, struktur histologi duodenum tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Perbedaan struktur histologi duodenum pada bagian kranial, desenden dan asenden ditemukan pada bentuk vili, ada tidaknya nodul limfoideus (payer’s patch), kontinuitas lamina muskularis mukosa dan kepadatan kelenjar Brunner. Pengukuran histomorfometri menunjukkan bahwa ketebalan tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pada bagian kranial berturut-turut 490,12 ± 55,604 ?m, 1283,00 ± 223,716 ?m, 1905,74 ± 282,900 ?m, 263,30 ± 14,837 ?m, pada bagian desenden berturut-turut 591,02 ± 66,854 ?m, 554,36 ± 62,573 ?m, 972,36 ± 110,316 ?m, 215,78 ± 23,190 ?m dan pada bagian asenden berturut-turut 655,70 ± 87,828 ?m, 420,14 ± 101,476 ?m, 808,78 ± 120,716 ?m, 143,50 ± 27,804 ?m. Histomorfometri tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan serosa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bagian kranial dengan desenden dan asenden. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara bagian desenden dengan asenden pada tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada ketebalan tunika serosa.
Histopatologi Hepar Ayam Broiler yang Diberikan Infusa Daun Dadap (Erythrina subumbrans) dan Mengalami Stres Pengangkutan Firdaus, Ihsanul; Suastika, Putu; Merdana, I Made; Sudimartini, Luh Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (4) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.4.564

Abstract

Stres pengangkutan pada ayam broiler yang akan mengakibatkan penurunan bobot badan dan mortalitas yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun dadap (Erythrina subumbrans) dengan sediaan 10% sebagai antioksidan pada ayam broiler yang diberi stress pengangkutan pada suhu 33o-35oC selama 4 jam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x2x5 dengan tiga ulangan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor ayam broiler fase grower-finisher yang dibagi kedalam lima kelompok perlakuan. P0: kontrol negatif; P1: sebagai kontrol positif diberikan vitamin C 2 gram/L; P2 diberikan: infusa daun dadap 1000 ppm; P3 diberikan: infusa daun dadap 2000 ppm; dan P4 diberikan: infusa daun dadap 3000 ppm. Pada hari kedelapan setelah perlakuan stress pengangkutan dilakukan pengambilan organ hepar dibuat preparat dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Data skoring histopatologi dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan rerata degenerasi melemak dan nekrosis hepar memiliki perbedaan nyata (P<0,05) pada masing-masing perlakuan. Perubahan histopatologi dengan kerusakan paling parah terjadi pada kelompok P0, sementara pada kelompok P1 dan P2 menunjukkan hasil yang sama, sedangkan kerusakan yang ringan terjadi pada kelompok P4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa daun dadap 10% dapat mengurangi kerusakan hepar ayam broiler akibat stress pengangkutan.
Histopatologi Testis Tikus Penderita Diabetes Mellitus Pasca Pemberian Ekstrak Daun Kelor Raodatul Jannah; Ni Luh Eka Setiasih; Putu Suastika
Buletin Veteriner Udayana Vol. 10 No. 2 Agustus 2018
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.536 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i02.p11

Abstract

This study aimed to determine changes in testicular histopathological of the rat strain wistar diabetes mellitus experienced. This study used 24 white rats (Rattus norvegicus) strain Wistar which were divided into six groups: administration of Moringa oleifera leaves P1 (extract dose 0 mg/kg bw) , P2 (100 mg/kg bw) , P3 (200 mg/kg bw), P4 (300 mg/kg bw) , P5 (400 mg/kg bw) and P6 ( 500 mg/kg bw) . In the end of administration, the diabetic Wistar rats were sacrificed and their testes were taken to make the histopathological preparations using haematoxylin and eosin staining. The observed variables are fat degeneration and necrosis. The results show that moringa leaves can improve histopathology testis structure of diabetes mellitus white rats. Extract of Moringa leaves (Moringa oleifera) dose of 400 mg/kg body weight has the best effect repair damage to the histopathological testis.