Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN Muchith, M. Saekan
ADDIN Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Addin
Publisher : ADDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengawas sekolah/madrasah memiliki tugas pokok dan fungsi yang sangat mulia, berat dan kompleks. Tugas pokok pengawas sekolah/madrasah adalah memantau, menilai mensupervisi, membina, membimbing, dan melaporkan kualitas kinerja seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan kinerja kepemimpinan kepala sekolah/madrasah dalam mengelola satuan pendidikan. Tugas ini memiliki makna bahwa tugas pokok pengawas tidak hanya memberdayakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, tetapi juga harus mampu memberdayakan kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan proses manajerial. Dengan demikian, untuk melaksanakan tugas ini memerlukan berbagai kompetensi atau keterampilan secara komprehensif. Secara umum wewenang pengawas sekolah/madrasah dapat dirumuskan ke dalam wewenang sebagai berikut; (a) memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi. (b) menetapkan kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (c) menetapkan dan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan pembinaan secara langsung. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 381 Tahun 1999 menjelaskan bahwa pengawas sekolah/madrasah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah. Posisi pengawas sekolah belum senyaman/seindah dalam idealisme, dalam tataraan realitas pengawas sekolah masih dalam posisi yang termaginalkan, dalam artian perannya masih belum dapat dioptimalkana dalam konteks penegelolaan lembaga pendidikan formal. Perlu ada berbagai upaya dan perubahan manajerial untuk memposisikan pengawas sekolah/madrasah secara proporsional agar peran pengawas sekeolah dalam konteks manajemen pendidikan sesuai harapan, sehingga penegawas sekolah memiliki kemampuan untuk melaksanakan perannya tidak hanays ebagai pengawas/pembina melainkan juga mampu melaksanakan peran yang lainnya. Kata Kunci: pengawas sekolah/madrasah, pembinaan, pengawasan, kompetensi
ISLAM DAN PERDAMAIAN Muchith, M. Saekan
ADDIN Vol 3, No 2 (2011): Jurnal Addin
Publisher : ADDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam memiliki visi dan misi sebagai rahmatan lil ‘lamiin (rahmat /kedamaian bagi semua alam). Artinya Islam selalu menjelma sebagai keyakinan dan dogma yang mampu mewujudkan kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan bagi semua mahluk di atas bumi tanpa melihat asal usul, suku, golongan, warna kulit dan agama. Islam memuat teks atau pesan yang sangat global dan memiliki makna yang dapat dipahami sesuai dengan kualitas pengalaman yang dimiliki maisng masing pemeluk. Ada tiga hal yang memiliki potensi menimbulkan perilaku dan sikap yang kurang sesuai dengan harapan, setidaknya sikap yang berpotensi menimbulkan konflik diantara manusia. Tiga itu adalah terminologi kafir, jihad, perang. Rahmat bagi semesta alam adalah adanya kesediaan dan kemauan serta kemampuan bagi orang yang beragama untuk saling menghormati dan menghargai tidak hanya mahluk yang berwujud manusia tetapi mahluk apa saja yang hidup di dalam alam sisinya ini. Oleh sebab itu bagi orang yang beragama dalam menjalankan misi perdamaian tidak mengenal asal susul suku, agama, golongan dan warna kulit. Kafir, jihad, perang memiliki makna yang berpotensi alternatif ekstrem yaitu dapat menimbulkan perilaku anarkhis dan positif bagi manusia selama menjalani hidup di dunia. Oleh sebab itu ketiga istilah tersebut perlu dipahami atau dimaknai secara tepat agar sikap dan perilaku manusia benar benar sesuai dengan semangat Islam sebagai rahmatan lil’alamiin. Setiap agama khususnya agama Islam dikenal dengan istilah dakwah Islam yang dapat diartikan upaya mensosialisasikan (mengajak, menyeru) kepada orang lain untuk memahami dan melaksanakan/mengamalkan ajaran agama. Bahkan tidak jarang masing- masing agama menjastifikasi bahwa agamanya yang paling benar. apabila kepentingan ini lebih dikedepankan, masing-masing agama akan berhadapan satu sama lain dalam menegakakan hak kebenarannya. Inilah yang memunculkan adanya setimen agama. maka tidak mustahil benturan pun sulit dihindarkan. Persoalan ini menjadi salah satu faktor yanag dapat memunculkan konflik diantara agama yang sama sama mengajarkan semangat dan nilai perdamaian atau kerukunan. Berdasarkan asumsi di atas, antara Islam dan perdamaian merupakan dua sisi mata uang logam yang tidak mungkin dapat dipisahkan. Islam harus selalu menebarkan kedamaian dan kedamaian akan sangat mudah diperoleh jika manusia benar benar mengalamkan ajaran Islam sesuai dengan apa yanag difirmankan. Kunci: Islam, Damai, Jihad, Kafir dan Perang
Membangun Komunikasi Edukatif Muchith, M. Saekan
AT-TABSYIR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v3i1.1657

Abstract

Komunikasi merupakan alat yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Tanpa komunikasi yang baik, manusia akan kesulitan membangun peradabannya, atau bahkan tidak akan bias. Karena dalam kehidupan social, komunikasi menjadi bagian dari rukunya. Oleh karenanya komunikasi menjadi kebutuhan pokok dalam kelangsungan hidup manusia sekaligus dalam membangun peradabannya. Dalam membangun peradaban diperlukan sebuah komunikasi edukatif, bukan sekedar komunikasi biasa. Komunikasi edukatif adalah pola komunikasi yang dilakukan kepada pihak pihak lain yang didasarkan atas semangat untuk meraih kemanfaatan secara individual dan sosial dengan tetap memperhatikan asas kepantasan, ketepatan dan kearifan. Dalam banyak ayat al-qur’an maupun Hadits Nabi menunjukkan betapa pentingnya komunikasi, maka komunikasi edukatif  sangat tepat dijadikan metode dakwah khususnya di era teknologi dan semakin berkembangnya dinamika masyarakat yang menyebabkan banyaknya problem kehidupan masyarakat
GURU PAI YANG PROFESIONAL Muchith, M. Saekan
QUALITY Vol 4, No 2 (2016): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/quality.v4i2.2121

Abstract