Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASANWISATA DI PEDESAAN BERBASIS MASYARAKAT STUDI KASUS : TAMAN BUNGA NUSANTARA Mufrizon, Harry; Prabawasari, Veronika Widi
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 8, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasikan keterlibatan masyarakat dalamperencanaan dan pengembangan kawasan wisata di pedesaan melalui evaluasi prosesinteraksi antar pemerintah, pengelola obyek wisata (swasta) dan masyarakat setempat,identifikasi manfaat dan faktor-faktor berpengaruh dalam proses interaksi tersebut.Analisis proses interaksi menggunakan kerangka ‘pemberdayaan masyarakat’ meliputiupaya : menciptakan iklim kondusif, meningkatkan peluang dan perlindungan sertameningkatkan potensi / daya masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan aparat desa dankecamatan terlibat dalam proses perijinan, pembebasan lahan dan penerimaan tenagakerja. Pengelola Taman Bunga Nusantara (TBN) telah melibatkan masyarakat melaluipemberian kesempatan kerja, fasilitas berdagang di Pasar Kuring, peningkatan kualitasjalan akses, pelatihan teknis serta wawasan teknologi bagi tenaga kerja. Hal ini memberimanfaat langsung berupa peningkatan kesejahteraan dan ketrampilan bagi masyarakatdesa yang terlibat, dan terimbasnya budidaya tanaman bunga ke masyarakat desa. Daritemuan studi dihasilkan suatu model perencanaan dan kerangka pengembangan meliputiupaya meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam rencana pengembangan,memasyarakatkan dan menerapkan kebijakan peraturan perundangan, mereposisiperan TBN untuk kesejajaran peran dengan masyarakat, serta mengembangkankewirausahaan masayarakat dan lembaga pedesaan.AbstractThe objective of this research is to explore community involvement in tourist attractiondevelopment in rural area. This is done by evaluating the interaction process among thegovernment, private investor and local community, and also by identifying the benefit andfactors influenced in the process. The interaction process analysis uses ‘communityempowerment’ framework, including efforts in enabling, empowering and increasingopportunity and protection. This research shows that the officers of rural areas orvillages and district areas involved in licensing process, land preparation , and labourrecruitment. Taman Bunga Nusantara (TBN) management involved the community byproviding job, commerce facilities, access road improvement, technical training andtechnology perception for the labours. These efforts give direct benefit to the communityin the form of prosperity and skill improvement. Indirectly, the flower cultivation isspread out to the rural community. The result of this research comes up with thedevelopment framework which includes efforts in increasing community understandingand involvement in development planning, socializing and applying policy andregulation, repositioning TBN management role, and developing communityentrepreneurship and rural institution.
Arsitektur Dan Ruang Gerak Anak Dalam Lingkungan Harry Mufrizon
ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual Vol 9 No 2 (2016): Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.138 KB) | DOI: 10.31937/ultimart.v9i2.750

Abstract

Esai ini membahas pembentukan ruang pengembangan gerak anak pada usia awal anak agar pertumbuhan anak disertai dengan pertumbuhan kecerdasan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama, yaitu bagaimana penyediaan ruang sebagai wadah gerak dapat membantu mengembangkan kecerdasan anak. Kinesphere atau ruang gerak anak menjadi menarik begitu terkait dengan lingkungan tempat anak beraktivitas. Dan penciptaan ruang mereka menjadi unik karena setiap individu mempunyai bentuk gerak yang sangat berbeda dalam memahami dan beradaptasi dengan lingkungan. Kata kunci: kinespehere, ruang gerak, pertumbuhan
Perancangan Wisma Atlet dengan Pendekatan Biophilic Mufrizon, Harry; Waluyo, Agus
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Sport activities not only require training and competition facilities in the form of stadium building facilities but also require accommodation facilities for athletes and support teams so that training and competition activities can be carried out well. The accommodation design that will be located in Balikpapan City is in the form of athlete dormitory with a variety of supporting facilities with a Biophilic approach to architectural design with the aim that the architecture offered will be one of the triggers for enthusiasm for training and competition for athletes and teams. The application of Biophilic in architectural design has 14 forms which can be applied together or individually according to the needs of the design application. The application of biophilic to accommodation facilities is in the form of visual and non-visual connections with nature, where the patterns will be applied in direct visual form to natural elements, living systems and natural processes combined with non-visual patterns related to the senses other than seeing. - hearing, feeling, smelling, tasting to evoke spatial references. Architectural design is not only the creation of forms, but also involves the involvement of the human body and environmental conditions considered at a certain scale such as: position, direction, orientation, center, surface; as well as types of formal manipulation in superimposition, visual and conceptual superposition. Keywords: athlete dormitory, biophillic, visual, non-visual Abstrak Kegiatan olahraga ternyata tidak hanya membutuhkan sarana latih dan tanding dalam bentuk fasilitas bangunan stadion tetapi juga membutuhkan sarana akomodasi untuk atlet dan team pendukung agar kegiatan pelatihan dan pertandingan dapat terlaksana dengan baik. Desain akomodasi yang akan diletakan di Kota balikpapan ini berupa akomodasi inap dengan beragam fasilitas pendukungnya dengan pendekatan Biophilic terhadap perancangan arsitekturalnya dengan tujuan agar arsitektur yang ditawarkan menjadi salah satu pencetus semangat berlatih dan bertanding bagi bagi atlet dan team. Penerapan Biophilic dalam desain arsitektural mempunyai 14 bentuk yang dapat diterapkan secara bersama ataupun secara satuan secara mandiri sesuai kebutuhan dalam penerapan dalam desain. Penerapan biophilic terhadap fasilitas akomodasi ini dalam bentuk keterkaitan visual dan non-visual dengan alam, dimana pola yang akan diterapkan dalam bentuk visual langsung terhadap terhadap unsur-unsur alam, sistem kehidupan dan proses alam dikombinasikan dengan non-visual berupa pola pola terkait inderawi selain melihat - mendengar, merasakan, mencium, mencicipi guna membangkitkan referensi keruangan. Desain arsitektural yang dilakukan tidak hanya pembuatan bentuk, tetapi juga melibatkan keterlibatan tubuh manusia dan kondisi lingkungan dipertimbangkan pada skala tertentu seperti: posisi, arah, orientasi, pusat, permukaan; serta jenis-jenis manipulasi formal dalam superimposisi, superposisi secara visual dan konseptual. Kata kunci: wisma atlet, biophillic, visual, non-visual
Perencanaan dan Perancangan Mixed Use Building Terintegrasi Lingkungan di Kemayoran – Jakarta Miarsono, Harry; Permana, Galih Andika; Mufrizon, Harry; Gea, Lepiter
Jurnal Pelita Teknologi Vol 15 No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/pelitatekno.v15i2.4827

Abstract

Mixed Use Building Planning and Design of Environmental Integration in Kemayoran – Jakarta is a process of thinking about environmentally friendly and sustainable multifunctional building planning combined with the concept of building design integrated / connected with the environment or public facilities around the design location. Mixed used building planning in Kemayoran is one of the solutions to the problems facing the city of Jakarta as the capital of the State of Indonesia. Especially regarding the problem of population density, and limited land for the development of residential areas. The design of mixed use buildings is also intended to accommodate the need for a building / residential that is comfortable, integrated with the environment and public facilities so that it supports the lifestyle of the metropolitan city amid the limited land area of the city of Jakarta.