Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI DASAR PENGUASAAN AKSARA LONTARA SECARA EFEKTIF BERDASARKAN METODE SULO (The Basic Strategy of Mastering Lontara Text Effectively Based on Sulo Method) Muhlis Hadrawi
Salingka Vol 14, No 2 (2017): Salingka, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3029.413 KB) | DOI: 10.26499/salingka.v14i2.155

Abstract

AbstractThis article presents a model of learning called the Sulo Method which is designed as aneffective learning material to read Bugis texts.This article aims to present: 1) a quick lontaracontrol strategy especially for beginner and non Bugis learners; 2) the flow or learning processof reading lontara based on the concept of star from zero; 3) model of enrichment through theperception of sound-form in the mastery of the script. Critical reading technique is applied tofind the word sound by aligning the meaning of word in each sentences. The method of Sulobecomes instructional in reading lontara text quickly and effectively for non Buginese students.The enrichment result practiced in SMP Mangkoso shows the value obtained by the studentsincreases when it is compare with the value they get from the first cycle. In the first cyclesome students get zero value, but in the third cycle after getting enrichment in the secondcycle, the score of students has a significant increasing between 70–100. The achievementindicator is concluded that the sulo method becomes the learning model of reading the lontaratext effectively with the enrichment period of less than 5 hours.AbstrakArtikel ini menyajikan sebuah model pembelajaran yang disebut Metode Sulo yang didesain sebagaibahan pembelajaran efektif membaca teks Bugis. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan: 1) strategipenguasaan aksara lontara secara cepat, terutama bagi pelajar pemula dan nonpenutur bahasa Bugis;2) alur atau proses pembelajaran membaca lontara yang bertolak dari konsep star from zero; 3)model pengayaan penguasaan melalui persepsi bentuk-bunyi dalam penguasaan aksara. Teknikmembaca kritis diterapkan untuk menemukan bunyi kata dengan menyelaraskan arti dan maknasetiap kata kalimat per kalimat. Metode Sulo menjadi instruksional membaca teks lontara secaracepat dan efektif bagi murid nonpenutur Bugis. Hasil pengayaan yang dipraktikkan di sekolah SMPMangkoso menunjukkan nilai yang diperoleh siswa meningkat apabila dibandingkan dengan nilaiyang mereka peroleh pada siklus pertama. Pada siklus pertama beberapa siswa memperoleh nilai 0,namun pada siklus ketiga setelah mendapatkan pengayaan di siklus kedua, skor siswa tersebutmengalami peningkatan signifikan, yakni antara 70-100. Berdasarkan indikator capaian tersebutdisimpulkan bahwa Metode Sulo menjadi model pembelajaran membaca teks lontara yang efektifdengan masa pengayaan kurang dari 5 jam.Kata kunci:metode sulo, membaca, bugis, aksara lontara
Analisis Wacana Kritis Model Teun A Van Dijk Dalam Teks Nyanyian Bugis Mupabbatési Limammu Karya Arman Dian Rusanda Muslimat, Andi Filsah; Lukman, Lukman; Muhlis Hadrawi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16765

Abstract

Penelitian ini menganalisis nyanyian Bugis berjudul Mupabbatési Limammu karya Arman Dian Rusanda dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis model Teun A. van Dijk. Nyanyian ini dipilih karena mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga yang melibatkan dominasi pria terhadap wanita, baik secara verbal maupun fisik. Melalui tiga dimensi analisis—teks, konteks sosial, dan kognisi sosial—penelitian ini mengungkap makna, struktur, dan ideologi yang terkandung dalam teks tersebut.Hasil analisis menunjukkan bahwa tema kekerasan terhadap perempuan tersirat dalam struktur makro. Superstruktur teks terorganisasi dalam judul, intro, verse, refrain, dan ending yang membentuk narasi utuh tentang penderitaan dan perlawanan perempuan. Struktur mikro mengungkap kritik sosial melalui elemen semantik dan retoris, dengan metafora yang memperkuat ekspresi pengalaman wanita yang terpinggirkan. Konteks sosial mencerminkan budaya patriarki dalam masyarakat Bugis yang memperkuat dominasi laki-laki, sementara kognisi sosial menunjukkan bahwa teks ini lahir dari observasi terhadap fenomena sosial dan pengalaman pribadi pencipta. Secara ideologis, nyanyian ini menentang patriarki dan menjadi medium perlawanan perempuan terhadap ketidakadilan dan kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini menegaskan pentingnya nyanyian Bugis sebagai sarana hiburan sekaligus media kritik sosial yang relevan dalam konteks budaya dan kehidupan masyarakat