Dian Fitriana
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FACEBOOK DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL KETERBUKAAN DIRI ETNIS BUGIS MENERIMA ETNIS LAIN SEBAGAI PASANGAN HIDUP Dian Fitriana; Muhammad Farid; Muhammad Nadjib
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.6 No.1 Januari - Juni 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v6i1.5167

Abstract

facebook sebagai salah satu model dari komunikasi interpersonal bermedia (interpersonal mediated communication). Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan penggunaan facebook sebagai media komunikasi interpersonal di cyberspace, memahami pola pengembangan hubungan interpersonal dan menganalisis kontribusi facebook terhadap keterbukaan diri etnis Bugis dalam menerima etnis lain sebagai pasangan hidup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian terdiri dari enam orang pengguna facebook beretnis Bugis yang melakukan pengembangan hubungan dari superfisial menuju institusional (pernikahan) dengan pasangannya (beretnis lain) dan dimediasi oleh facebook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan fitur facebook sebagai media komunikasi interpersonal diĀ  cyberspace belum maksimal karena hanya menggunakan beberapa fitur umum dan tidak memanfaatkan fitur lainnya yang dapat membantu komunikasi interpersonal secara maksimal. Hal ini akhirnya berimbas pada pola pengembangan hubungan yang terjadi di facebook tidak terjadi secara maksimal sehingga pengguna lebih memilih untuk melanjutkan komunikasi secara intensif menggunakan media personal dan media sosial lainnya seperti telpon, sms, bbm, line, dan whattapp. Sehingga kontribusi facebook hanya terbatas pada mempertemukan, mengenal identitas diri sesama pengguna dan menjalin komunikasi awal saja, tidak memberikan kontribusi maksimal sampai pada tahapan akhir dalam pola pengembangan hubungan yaitu tahapan institusional (pernikahan). Selain itu faktor budaya endogami yang awalnya dianut oleh masyarakat Bugis pun sedikit banyaknya memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan seorang pasangan hidup