Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Satelit Himawari-8 Untuk Estimasi Curah Hujan Dengan Metode Convective Stratiform Technique (CST) Dan Modified Convective Stratiform Technique (Mcst) Di Wilayah Ekuatorial Dan Monsunal (Studi Kasus Sulawesi 2020): Pemanfaatan Satelit Himawari-8 Untuk Estimasi Curah Hujan Dengan Metode Convective Stratiform Technique (CST) Dan Modified Convective Stratiform Technique (Mcst) Di Wilayah Ekuatorial Dan Monsunal (Studi Kasus Sulawesi 2020) Nur Habib Muzaki; Eriska Febriati; Yosafat Donni Haryanto
J STATISTIKA: Jurnal Imiah Teori dan Aplikasi Statistika Vol 14 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Teori dan Aplikasi Statistika
Publisher : Faculty of Science and Technology, Univ. PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.827 KB) | DOI: 10.36456/jstat.vol14.no2.a3860

Abstract

Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang sangat penting bagi kehidupan. Informasi data curah hujan mampu menunjukan pola tipe curah hujan si suatu wilayah. Kurangnya rapat persebaran alat pengamatan curah hujan menyebabkan cakupan wilayah menjadi sempit. Oleh karena itu, pemanfaatan metode estimasi curah hujan dengan menggunakan data satelit merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan data curah hujan di wilayah yang tidak memiliki alat pengamatan curah hujan. Dalam penelitian ini, estimasi curah menggunakan data satelit Himawari-8 dengan menggunakan metode Convective Startiform Technique (CST) dan Modified Convective Startiform Technique (mCST). Metode CST meruapakan metode yang memisahkan komponen awan konvektif dan stratiform, sedangkan metode mCST merupakan metode modifikasi intensitas curah hujan serta luasan area rata-rata yang dilingkupi piksel terhadap metode CST. Penelitian ini dilakukan di wilayah tipe hujan ekuatorial yang diwakili oleh Kabupaten Luwu Utara dan wilayah tipe hujan monsunal yang diwakili oleh Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan selama satu tahu dengan mengambil sampel bulan puncak curah hujan di kedua wilayah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kualitas hasil estimasi curah hujan dengan menggunakan metode CST dan metode mCST Berdasarkan hasil estimasi curah hujan, metode CST menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan metode mCST di kedua wilayah yang ditandai dengan nilai korelasi yang lebih baik. Nilai eror RMSE berkisar 33.80 mm/jam hingga 42.66 mm/jam dan Nilai MAE berkisar 26.30 mm/jam hingga 34.55 mm/jam. Berdasarkan penelitian ini, kedua metode estimasi curah hujan ini, kurang mampu mempresentasikan data curah hujan di kedua wilayah.
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT KEJADIAN BANJIR DI KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN SYNOP, METAR, DAN DATA MODEL GS HIMAWARI-8 (STUDI KASUS: 26-27 JANUARI 2019) MUHAMMAD IKO SAFRILDA MAULANA; ERISKA FEBRIATI; ADITYA MULYA
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 10, No 01 (2020)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.978 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v10i01.31573

Abstract

Pada tanggal 26-27 Januari 2019, telah terjadi fenomena hujan lebat di Kabupaten Kendal. Hujan terjadi sejak pukul 11.55 UTC atau pukul 18.55 WIB dengan puncak hujan lebatnya terjadi mulai pukul 18.05 UTC atau pukul 01.05 WIB. Fenomena hujan lebat tersebut menyebabkan 25 desa di Kabupaten Kendal terendam banjir terutama di wilayah utara Kendal. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau kondisi parameter cuaca saat kejadian tersebut. Analisis dari kejadian ini menggunakan data pengamatan synop, METAR, data pemodelan cuaca NWP GS, dan data citra satelit cuaca Himawari-8 yang diolah dengan software SATAID kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis parameter cuaca dan kestabilan atmosfer menunjukkan bahwa hujan terjadi lebih dari 12 jam dengan indeks kestabilan atmosfer menunjukkan adanya konvektif sedang hingga kuat.  Fenomena hujan lebat yang terjadi pada tanggal 26-27 Januari 2019 secara tidak langsung disebabkan oleh adanya sistem konvektif skala sinoptik ditandai dengan adanya Siklon Tropis Riley di selatan Pulau Jawa.Kata kunci: banjir, Himawari-8, pemodelan NWP GS, SATAID, siklon tropis Riley