WINONA PUSPA BETARI
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS VARIABILITAS CUACA DARI TAIFUN MOLAVE DAN PENGARUHNYA TERHADAP DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI LAUT CINA SELATAN (STUDI KASUS 27 - 28 OKTOBER 2020) WINONA PUSPA BETARI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 10, No 02 (2020)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.647 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v10i2.31609

Abstract

Pada tanggal 25 Oktober 2020 telah terbentuk siklon tropis di kawasan Laut Cina Selatan, tepatnya di sebelah barat Filipina. Siklon tropis ini dikenal dengan nama Taifun Molave atau Topan Quinta karena intensitasnya yang besar dan berdampak buruk di negara Filipina. Akibat yang ditimbulkan seperti banjir, intensitas hujan sedang hingga lebat, gelombang tinggi, angin kencang, hingga tanah longsor menyebabkan penerbangan dan aktivitas manusia terhambat, kerusakan bangunan, hingga jatuhnya korban jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pembentuk dari taifun Molave, intensitas taifun Molave pada tanggal 28 Oktober 2020, dan pengaruh taifun Molave terhadap akumulasi curah hujan di Laut Cina Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data reanalisis suhu permukaan laut dan anomali suhu permukaan laut dari NOAA, data Satelit Himawari 8 kanal IR, data gradien tekanan dari BoM, dan data curah hujan dari GSMaP selama periode taifun Molave. Metode yang digunakan adalah metode Dvorak dan pemetaan spasial dan temporal. Diketahui bahwa suhu permukaan laut tempat terbentuknya taifun Molave mencapai 30.5°C, dengan anomali suhu permukaan laut mencapai +2°C. Intensitas taifun Molave yang merupakan siklon tropis kategori 2 memiliki Tnumber 5 dengan kecepatan angin 90 knot dan tekanan minimumnya 954 mb. Hal ini menyebabkan distribusi curah hujan mencapai 100mm/jam yang dapat menyebabkan banjir dan gelombang tinggi ke daratan sekitarnya. 
ESTIMASI CURAH HUJAN AKIBAT MCC MENGGUNAKAN METODE CSTm (MODIFIED CONVECTIVE STRATIFORM TECHNIQUE) (STUDI KASUS MCC SULAWESI 15 – 16 Maret 2018) Winona Puspa Betari; Aries Kristianto; Deni Septiadi
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 19, No 3 (2023): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v19i3.52977

Abstract

MCC merupakan sistem konvektif skala meso yang terdiri dari gabungan sel konvektif tunggal dengan durasi kejadian ≥ 6 jam. Di Indonesia, MCC berkontribusi 20% terhadap total curah hujan dengan sebagian besar kejadian MCC terjadi di daratan. Dikarenakan keterbatasan data pengamatan curah hujan di beberapa titik di wilayah Indonesia, data satelit dapat digunakan untuk mengetahui data curah hujan di suatu wilayah. Penelitian ini membahas mengenai perhitungan estimasi curah hujan akibat dari MCC menggunakan metode CSTm (Modified Convective Stratiform Technique) yang memanfaatkan data satelit. Estimasi curah hujan di beberapa titik kejadian hujan akibat MCC menghasilkan nilai yang underestimate dikarenakan metode CSTm yang memisahkan komponen konvektif dan stratiform dalam perhitungannya digunakan untuk menghitung estimasi curah hujan akibat MCC yang merupakan gabungan dari beberapa sel konvektif tunggal.