Nurliana C. Apsari
Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial & Pemberdayaan Masyarakat, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) ALFAMART DALAM MEMPERKERJAKAN PENYANDANG DISABILITAS Safri Sholehuddin; Dhika Ayu Syafira; Santoso Tri Raharjo; Nurliana C. Apsari
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.29054

Abstract

AbstrakNegara memiliki kewajiban bagi warganya untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain, baik itu budaya, agama, maupun kondisi fisik antar sesama manusia. Di dunia ini memang tidak ada seseorang yang sempurna, namun ada masyarakat yang memamg tidak memiliki kondisi fisik layaknya orang normal. Mereka adalah para penyandang disabilitas, yang termasuk dalam masayarakat rentan, karena memiliki keterbatasan fisik sehingga merasa kesulitan terkait keberfungsian sosialnya. Disabilitas berasal dari kata disability atau disabilities yang artinya ketidakmampuan. Disabilitas sudah menjadi isu yang selalu didengar oleh masyarakat akan tetapi banyak pula masyarakat yang merasa tidak peduli dengan para penyandang disabilitas. Hanya ada sedikit masyarakat penyandang disabilitas yang mampu bekerja layaknya orang normal, karena mereka merasa sulit untuk mendapatkan pekerjaan apalagi dengan kondisi fisik yang dapat dikatakan tidak lengkap, mereka hanya bekerja sebagai pengemis dipinggir jalan yang selalu mencari belas kasihan dari masyarakat luar untuk memberinya uang demi melanjutkan kehidupan sehari-harinya. Namun tidak semua orang dengan disabilitas selalu menjadi seorang pengemis, mereka mampu melanjutkan hidup walaupun memiliki keterbatasan fisik, contohnya mencari pekerjaan yang layak bagi mereka dan tidak selalu meminta belas kahisan kepada masyarakat luas. Perusahaan seperti Alfamart selalu aktif dalam mengangkat para penyandang disabilitas sebagai karyawan mereka. Alfamart tidak hanya memperkerjakan 0,1% penyandang disabilitas dalam perusahaannya meliankan 0,4% dalam mengangkat para penyandang disabilitas menjadi para karyawannya dari tahun-ketahun. Sehingga sengan adanya CSR ini maka para penyandang disabilitas akan mampu menjadi seorang pekerja yang layak dan dapat menjalankan keberfungsian sosialnya dalam kelhidupan masyarakat.Kata Kunci: Cooperate Social Responsibility (CSR), Disabilitas, Kesempatan Kerja AbstractThe state has an obligation for its citizens to respect each other's differences, be it cultural, religious, or physical conditions between people. In this world there is no one who is perfect, but there are people who do not have physical conditions like normal people. They are people with disabilities, which are included in vulnerable communities, because they have physical limitations so they feel difficulties related to social functioning. Disability comes from the word disability or disabilities, which means disability. Disability has become an issue that is always listened to by the community but there are also many people who feel they don't care about people with disabilities. Only a few people with disabilities are able to work like normal people, because they find it difficult to get a job especially with physical conditions that can be said to be incomplete, they only work as beggars on the side of the road who are always looking for mercy from the outside community to give him money to continue his daily life. However, not all people with disabilities always become beggars, they are able to continue to live despite their physical limitations, for example finding decent work for them and not always asking for mercy from the wider community. Companies like Alfamart are always active in appointing persons with disabilities as their employees. Alfamart not only employs 0.1% of people with disabilities in his company, but only 0.4% in appointing people with disabilities as employees over the years. So with this CSR, persons with disabilities will be able to become decent workers and be able to carry out their social functioning in the life of the community.Keywords: Cooperate Social Responsibility (CSR), Disability, Job Opportunities
PARTISIPASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KESEHATAN DI KALIMANTAN Shenny Des Jouanka; Gisela Kessik; Santoso Tri Raharjo; Nurliana C. Apsari; Maulana Irfan
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i1.28590

Abstract

Infrastruktur menjadi salah satu prioritas kinerja pemerintah Indonesia saat ini. Namun, dalam pelaksanaannya pembangunan infrastruktur belum merata dikarenakan beban ekonomi dan sosial di berbagai daerah yang ditanggung pemerintah masih sangat besar. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, sejumlah 4.796 triliun rupiah diperlukan untuk memenuhi target pembangunan infrastruktur yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2019. Namun, pemerintah pusat dan daerah hanya dapat memberikan kontribusi 41% dari total pembiayaan. Salah satu bidang infrastruktur yang masih perlu peningkatan kualitas dan kuantitas adalah bidang kesehatan. Infrastruktur kesehatan masih perlu ditingkatkan terutama bagi daerah di luar di pulau Jawa, salah satunya Kalimantan. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menyatakan jumlah infrastruktur kesehatan salah satunya Puskesmas, paling sedikit di Indonesia berada di provinsi Kalimantan Utara dengan total jumlah 56 puskesmas. Oleh karena itu, didukung dengan banyaknya perusahaan pada pulau Kalimantan, partisipasi perusahaan-perusahaan pemerintah maupun non-pemerintah diperlukan untuk membantu persebaran pembangunan infrastruktur di bidang kesehatan yang direalisasikan melalui program CSR. Tulisan mendeskripsikan partisipasi perusahaan-perusahaan melalui kegiatan CSR dalam membantu pembangunan infrastruktur kesehatan di Kalimantan, serta bagaimana pekerja sosial industri dapat berperan dalam kegiatan CSR tersebut. Infrastructure has become one of current priority of Indonesian’s government. However, the implementation of infrastructure development have not been equally spread across the country because of the huge economic and social burden in various region that the government endure. According to the National Medium Term Development Plan of 2015-2019, 4.796 trillion rupiahs is needed to fulfill the infrastructure development goals that has been settled by the government in 2019. However, the central dan local government can only contribute 41% from the total cost. One of the fields of infrastructure development that is still need enhancement is health care and services infrastructure. Health infrastructure still needs to be improved, especially for areas outside Java, one of which is Kalimantan. The Indonesian Ministry of Health Data and Information Center in 2018 stated that the number of health infrastructure such as puskesmas in North Kalimantan province only amounted to 56 puskesmas. This number is the least compared to other regions. Therefore, the participation of governmental and non-governmental companies is required in order to help reach the health care and services infrastructure developmental goals that is implemented by CSR programs. This article will describes the companies’ participation through CSR activities on helping the development of health care and services infrastructure in Kalimantan.