Sharon Gondodiputro
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNPAD

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Rencana Masa Depan Pemilihan Bidang Profesi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Angkatan 2007 Dani Fedrian; Sharon Gondodiputro; Sari Puspa Dewi
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.521 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10303

Abstract

Salah satu komponen menjalankan sistem kesehatan nasional secara optimal adalah ketersediaan sumber daya manusia antara lain adalah dokter. Dengan banyaknya pilihan lapangan pekerjaan, menyebabkan tidak semua dokter mau bekerja di sarana pelayanan kesehatan primer. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran rencana masa depan pemilihan bidang profesi mahasiswa FK Unpad Angkatan 2007 beserta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Suatu survey deskriptif dilakukan terhadap 182 mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Kedokteran FK Unpad Angkatan 2007 dengan menggunakan self-administered questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70,3%) responden berencana langsung bekerja setelah lulus dokter, untuk selanjutnya akan melanjutkan pendidikan (96,9%). Mayoritas responden memilih sarana pelayanan kesehatan primer & sekunder (praktik sendiri dan rumah sakit pemerintah) sebagai rencana kerja. Selanjutnya responden yang berencana langsung melanjutkan pendidikan setelah lulus dokter ialah sebanyak 29,7%. Setelah lulus, mayoritas responden memilih sarana pelayanan kesehatan sekunder yaitu praktik sendiri dan rumah sakit swasta. Dosen/Akademisi  menjadi rencana kerja yang paling banyak dipilih pada bidang kerja non klinisi. Karakteristik pribadi yaitu minat, antusias, dan harapan pada bidang profesi merupakan faktor dominan yang melatarbelakangi rencana masa depan dalam pemilihan bidang profesi. Simpulan penelitian ini adalah sebagian besar responden memilih bekerja di sarana pelayanan primer hanya untuk sementara, sehingga akan berdampak terhadap kesinambungan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Untuk itu, sosialisasi akan pentingnya bekerja di sarana pelayanan primer menjadi kewajiban FK.Kata kunci: Klinisi, non klinisi, pemilihan profesi, pendidikan dokter, SDM kesehatan
Keinginan untuk Membayar Pembiayaan Kesehatan Pemerintah Kota pada Masyarakat Mampu di Kota Bandung nita arisanti; Henni Djuhaeni; Sharon Gondodiputro; Elsa Pudji Setiawati; Guswan Wiwaha; Insi Farisa Arya; Fedri Rinawan
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4 Juni 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.16 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i4.12487

Abstract

Pembiayaan kesehatan diselenggarakan dengan prinsip ekuitas, artinya penduduk yang mampu akan membayar iuran/ premi secara penuh, dan masyarakat miskin dibayarkan oleh pemerintah. Banyak faktor yang memengaruhi keinginan untuk membayar (WTP). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran keinginan masyarakat mampu membayar pembiayaan kesehatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian kuantitatif dilakukan pada Agustus – September 2011 terhadap 303 kepala keluarga yang tergolong  masyarakat mampu di Kota Bandung. Mampu dalam penelitian ini adalah penduduk tinggal di perumahan elite. Kriteria inklusi yaitu kepala keluarga, memiliti KTP Kota Bandung, bersedia diwawancara. Teknik pemilihan sampel menggunakan cluster sampling, dengan klaster adalah perumahan elit di Kota Bandung. Subjek di tiap klaster ditentukan secara proporsional systematic sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan regresi logistik. Dari 303 responden, 54,9% yang memiliki asuransi, tidak ingin membayar dan 60% yang belum memiliki, ingin membayar pembiayaan kesehatan Pemkot Bandung. Sebagian besar masyarakat mampu hanya ingin membayar premi kurang dari Rp. 25.000 dengan berharap mendapatkan semua jenis pelayanan kesehatan. Agama dan pendidikan terakhir merupakan faktor yang menentukan secara bermakna keinginan membayar pembiayaan kesehatan. Rendahnya kesadaran responden untuk ikut serta program pembiayaan kesehatan Pemkot Bandung harus dapat diantisipasi pemerintah dengan lebih mendorong masyarakat dari semua golongan status sosial – ekonomi untuk mengikuti program pembiayaan kesehatan.Kata kunci: Keinginan, Kesehatan, Pembiayaan, Masyarakat mampu