Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Economics Studies

Pengaruh Indeks Pendidikan, Gini Rasio, Jumlah Penduduk, dan Pendapatan Perkapita terhadap Tingkat Kemiskinan di Enam Provinsi Indonesia Tahun 2015-2019 Muhamad Azis Maulana; Aan Julia; Ade Yunita Mafruhat
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.083 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i1.300

Abstract

Abstract. This study aims to determine the effect of the Education Index, Gini Ratio, Total Population, and Per capita Income on Poverty Levels in six Indonesian provinces in 2015-2019.Poverty is one of the fundamental problems of an area in which there are factors that always appear in people's lives. Such as low levels of health, education, insufficient physical security and opportunities for a better life. Undertaking to overcome poverty cannot be done partially, but must involve various aspects related to the basic needs of the public. The method used in this regression research is descriptive quantitative analysis and panel data analysis using a fixed effect model. The data used in this study is secondary data obtained from the publication website of Badan Pusat Statistik (BPS) and the World Bank. The data used is annual data from 2015-2019. The results of the study show that the Gini ratio variable partially and significantly affect to bring down poverty levels. The education index variable has an effect with an alpha probability of 20 percent and the population has a partially significant affect to poverty and per capita income has no effect on poverty. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Indeks Pendidikan, Gini rasio, Jumlah Penduduk, dan Pendapatan Perkapita terhadap Tingkat Kemiskinan di enam provinsi Indonesia tahun 2015-2019. Kemiskinan menjadi salah satu masalah fundamental dari suatu daerah yang didalamnya terdapat faktor yang selalu muncul dalam kehidupan masyarakat. Seperti rendahnya tingkat Kesehatan, pendidikan, keamanan fisik yang tidak memadai serta kesempatan untuk hidup lebih baik. Upaya untuk menanggulangi tingkat kemiskinan tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyangkut berbagai aspek yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi data panel dengan menggunakan model fixed effect. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi resmi website Badan Pusat Statistika (BPS) dan World Bank. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2015-2019. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel gini rasio secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap penurunan tingat kemiskinan. Variabel indeks pendidikan berpengaruh dengan probabilitas alfa 20 persen dan jumlah penduduk memiliki hubungan secara parsial negatif signifikan terhadap tingkat kemiskinan dan pendapatan perkapita tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.
Strategi Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Karangtengah Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Lindi Widiastuti Solihat; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.215 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i1.1374

Abstract

Abstract. This study aims to determine the success strategy of BUMDes in Karangtengah Village, Kadungora District, Garut Regency. Village-Owned Enterprises (BUMDes) are one of the strategies made by the government to improve village economic development. The success of a village is seen from how the village government and BUMDes managers take advantage of the potential of existing resources in the village and the ability of human resources who are able to manage BUMDes. The method used in this research is descriptive qualitative analysis and data analysis with SWOT obtained from field interviews. The data used in this study are primary and secondary data obtained from interviews, observations and documents related to research. Based on the results of the SWOT analysis as well as the calculation of weights and ratings, it shows that the right strategy to increase Cikahuripan BUMDes with aggressive strategies and the right recommendations to increase the success of BUMDes to be more advanced and develop is to maximize the potential of the village, maximize cooperation with rice managers to increase supply. rice and improve the quality of infrastructure and facilities Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi keberhasilan BUMDes Desa Karangtengah Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu strategi yang dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi desa. Keberhasilan dari suatu desa dilihat dari bagaimana pemerintah desa serta pengelola BUMDes dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di desa dan kemampuan sumber daya manusia yang mampu mengelola BUMDes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis data dengan SWOT yang diperoleh dari wawancara dilapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Berdasarkan hasil analisis SWOT serta perhitungan bobot dan rating menunjukan bahwa strategi yang tepat untuk meningkatkan BUMDes Cikahuripan dengan strategi agresif serta rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan keberhasilan BUMDes agar lebih maju dan berkembang adalah memanfaatkan potensi desa secara maksimal, memaksimalkan kerjasama dengan pihak pengelola beras untuk menambah pasokan beras dan meningkatkan sarana prasarana dan fasilitas yang lebih berkualitas.
Proyeksi Ketercapaian Bonus Demografi di Indonesia Tahun 2035 Ani Nuryani; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.777 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.3211

Abstract

Abstract. This paper presents a discussion of the projected achievement of the demographic bonus in Indonesia in 2035. The demographic bonus is a potential for economic growth which is marked by a high number of productive age population. Indonesia is predicted to experience a demographic bonus period in 2030-2040. This study aims to determine the effect of saving, school participation rate, labor force participation rate and dependency ratio on the level of per capita income. As well as discussing how the projected results of the demographic bonus achievement in Indonesia are seen through the level of income per capita in Indonesia in 2035. The data used in this study is secondary data originating from various sources in 1991-2020. The data analysis technique in this study uses time series data analysis with multiple linear regression models and the Forecasting method to project the achievement of the demographic bonus through Indonesia's per capita income in 2035. The results show that the variables of savings, school enrollment rates, labor force participation rates and dependency ratios are together have a significant effect on per capita income. Meanwhile, the projected results of the demographic bonus achievement based on the level of per capita income are thought to have not been achieved in 2035. Abstrak. Tulisan ini menampilkan pembahasan mengenai proyeksi ketercapaian bonus demografi di Indonesia tahun 2035. Bonus demografi merupakan potensi pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan tingginya jumlah penduduk usia produktif. Indonesia diprediksi akan mengalami periode bonus demografi pada tahun 2030-2040. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tabungan, angka partisipasi sekolah, tingkat partisipasi angkatan kerja dan dependency ratio terhadap tingkat pendapatan perkapita. Serta membahas bagaimana hasil proyeksi pencapaian bonus demografi di Indonesia yang dilihat melalui tingkat pendapatan perkapita di Indonesia tahun 2035. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari berbagai sumber tahun 1991-2020. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data time series dengan model regresi linear berganda dan metode Forecasting untuk memproyeksikan pencapaian bonus demografi melalui pendapatan perkapita Indonesia tahun 2035. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tabungan, angka partisipasi sekolah, tingkat partisipasi angkatan kerja dan dependency ratio secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan perkapita. Sedangkan hasil proyeksi pencapaian bonus demografi berdasarkan tingkat pendapatan perkapita diduga belum tercapai pada tahun 2035.
Faktor Penyebab Terhentinya Program Urban Farming Akuaponik di Kota Bandung Alpiani Herawan; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.63 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.3540

Abstract

Abstract. The purpose of this study was to determine the factors that caused the cessation of the Aquaponics urban farming program in Bandung City by the Bandung City National and Political Unity Agency. The problems behind this program are the phenomenon of poverty in urban areas, agricultural land in urban areas that is increasingly disappearing, the lack of available green open spaces, food dependence on other areas, and soaring food prices at one time that occurred in the city of Bandung. The method used in this study is a qualitative method using a theoretical model of policy implementation. Data was collected by observation, interviews, and documentation. Informants in the study were determined through Non-Random Sampling with the Purposive method. Data analysis was carried out through the process of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the cessation of the Aquaponics urban farming program was caused by four factors, namely policy objectives and standards, resources, characteristics of implementing agencies, and the quality of interorganizational relationships. The causal factor is influenced by six indicators that influence it, namely, procedures, human resources, financial resources, facility resources, implementing control, coordination, and consistency. Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terhentinya program urban farming Akuaponik di Kota Bandung oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung. Permasalahan yang meletarbelakangi program ini merupakan fenomena kemiskinan di daerah kota, lahan pertanian di perkotaan yang semakin hilang, kurangnya Ruang Terbuka Hijau yang tersedia, ketergantungan pangan terhadap daerah lain, dan melonjaknya harga pangan dalam suatu waktu yang terjadi di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan model teoritis implementasi kebijakan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ditentukan melalui Non-Random Sampling dengan metode Purposive. Analisis data dilakukan melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhentinya program urban farming Akuaponik disebabkan oleh empat faktor yaitu tujuan dan standar kebijakan, sumber daya, karakteristik badan pelaksana, dan kualitas hubungan interorganisasional. Faktor penyebab tersebut dipengaruhi oleh enam indikator yang mempengaruhinya yaitu, prosedur, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya fasilitas, kontrol pelaksana, koordinasi, dan konsistensi.
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jumlah Bidan, dan Tingkat Pendapatan terhadap Angka Kematian Ibu di 9 Provinsi Indonesia Tahun 2010-2020 Tita Dian Andini; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.588 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.3599

Abstract

Abstract. Maternal mortality rate describes the number of women who die from a cause of death related to pregnancy disorders or their management during pregnancy, childbirth and within 42 days after giving birth without taking into account the length of pregnancy per 100,000 live births. This study aims to analyze how much influence the level of education, the number of midwives, and the level of religious education have on the maternal mortality rate in 9 provinces of Indonesia. The data used is secondary data, namely panel data for eleven years from 2010-2020 and as many as 9 provinces in Indonesia sourced from the Indonesian Central Statistics Agency and Health Profile. The data analysis method used descriptive verification method with a quantitative approach. The data analysis model uses a fixed effect model. The results showed that education level and income level had a negative effect, while the number of midwives had a positive effect. The conclusion of the study is that the level of education and income level contribute to the maternal mortality rate in 9 provinces of Indonesia, while the number of midwives does not contribute to the maternal mortality rate in 9 provinces of Indonesia. Abstrak. Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal oleh suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa 42 hari setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat Pendidikan, jumlah bidan, dan Tingkat Pendaopata terhadap angka kematian ibu di 9 provinsi Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data panel selama sebelas tahun dari 2010-2020 dan sebanyak 9 provinsi di Indonesia yang bersumber dari badan Pusat Statistika Indonesia dan Profil Kesehatan. Metode analisis data menggunakan meyode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Model analisis data menggunakan fixed effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan dan tingkat pendapatan memiliki pengaruh negatif, sedangkan jumlah bidan memiliki pengaruh positif. Kesimpulan penelitian adalah tingkat Pendidikan dan tingkat pendapatan berkontribusi terhadap terjadinya angka kematian ibu di 9 provinsi indoensia sedangkan jumlah bidan tidak berkontribusi terhadap angka kematian ibu di 9 provinsi Indonesia.
Pengaruh Jumlah Industri, Upah Minimum, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2020 Akmal Abdul Aziz; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.433 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.3684

Abstract

Abstract. This study aims to determine the effect of the number of industries, minimum wages and economic growth on district/city unemployment in West Java Province in 2017-2020. Unemployment is still an important problem for the government and society. With a high unemployment rate can bring the nation into a situation of destruction that is difficult to avoid. In this case, the factors that influence unemployment include the number of industries, minimum wages, and economic growth. The method used in this research is quantitative descriptive analysis and panel data regression analysis using the fixed effect model. The data used in this study is secondary data obtained from the official publications of the Central Statistics Agency (BPS) website, Open Data Jabar and the Gajimu.com website. The data used is annual data from 2017-2020. The results of the study show that the variable number of industries partially affects the unemployment rate. The minimum wage variable has a partially negative relationship to the unemployment rate and the economic growth variable partially has a negative effect on the unemployment rate. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jumlah Industri, Upah Minimum dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017-2020. Pengangguran masih menjadi masalah penting bagi pemerintah dan masyarakat. Dengan tinggi angka pengangguran dapat membawa bangsa berada pada situasi kehancuran yang sulit dihindarkan. Dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi pengagguran yaitu antara lain jumlah industri, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi data panel dengan menggunakan model fixed effect. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi resmi website Badan Pusat Statistik (BPS), Open Data Jabar dan situs Gajimu.com. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2017-2020. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah industri secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Variabel upah minimum memiliki hubungan secara parsial negatif terhadap tingkat pengangguran dan variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran.
Analisis Tingkat Penerimaan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Menggunakan Technology Acceptance Model Dewi Sri Wahyuni; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.66 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.4637

Abstract

Abstract. This study aims to determine the level of acceptance of technology and Human Resources in the application of e-Procurement in the West Java Provincial Government by using the Technology Acceptance Model with 4 constructs, namely Perceived Easy of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using and Behavioral Intention. The government uses technology to reform administration and public services that are transparent and accountable by creating e-Government. The unpreparedness of human resources in operating e-Procurement affects the effectiveness of e-Government. The population in this study is the Regional Apparatus/Bureau in West Java Province, the sample taken is 100 respondents from the Regional Apparatus/Bureau in West Java. The analysis tool uses Partial Least Square SEM (PLS SEM). Researchers used the SmartPLS 3.0 software. The results of the analysis conclude that Human Resources who use e-Procurement in the West Java Provincial Government have accepted the implementation of e-Procurement because e-Procurement provides great benefits in assisting the work of Procurement of Goods and Services although in its application there are still users who have difficulties. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan teknologi dan Sumber Daya Manusia dalam penerapan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan Technology Acceptance Model dengan 4 konstruk yaitu Perceived Easy of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using dan Behavioral Intention. Pemerintah memanfaatkan teknologi untuk reformasi administrasi dan pelayanan publik yang transparansi dan akuntanbilitas dengan menciptakan e-Government. Ketidaksiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan e-Procurement mempengaruhi keefektifan e-Government. Populasi dalam penelitian ini adalah Perangkat Daerah/Biro di Provinsi Jawa Barat, sampel yang diambil yakni 100 responden dari Perangkat Daerah/Biro di Jawa Barat. Alat analisis menggunakan Partial Least Square SEM (PLS SEM). Peneliti menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia yang menggunakan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sudah menerima dalam implementasi e-Procurement karena e-Procurement memberikan manfaat yang besar dalam membantu pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa meskipun dalam penerapannya masih ada pengguna yang memiliki kesulitan.
Faktor Penentu Keputusan Masyarakat Menjadi Pekerja Migran Indonesia (Studi Kasus : di Desa Bongas Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu) Zulfan Fikriansyah; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.6223

Abstract

Abstract. Population growth, unemployment and poverty are economic problems that affect humans directly. The Indonesian government's program of efforts to deal with problems of population growth, unemployment and poverty is to take advantage of international job opportunities and facilitate workers who want to migrate abroad to find work. Indramayu Regency is the largest district in West Java as a distributor of migrant workers. One of the villages contributing to migrant workers in Indramayu Regency is Bongas Village, Bongas Sub-district, where Bongas Village holds the title as a village that sells people and a village that supplies Indonesian migrant workers (PMI). There are many programs formulated by the Bongas Village Government and the Kusuma Bongas Foundation such as opening open schools, business training, providing Life Skills, etc. As an effort to empower PMI and post-PMI, in fact, it can't stop the interest of migrant workers from Bongas Village to keep migrating. The purpose of this study was to identify the driving and pulling factors for the residents of Bongas Village, Bongas Subdistrict, in becoming PMI. This research uses descriptive quantitative method. The data used are primary field survey data with 100 respondents consisting of 73 post-PMI respondents and 27 family respondents. Secondary data from BNP2TKI Indramayu, DISNAKER Indramayu, Village Profile. The analysis in this study uses a Likert scale. Based on the results of the study that the driving factor for determining the decision of the people of Bongas Village in becoming migrant workers is the skill and expertise indicator with an average score of 383 and the highest pull factor is the wage indicator with an average score of 398. Then Of the two variables, namely push and pull variables, the highest average as a determinant of migration is the pull variable on the wage indicator. Abstrak. Pertumbuhan penduduk, pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung. Program upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk, pengangguran dan kemiskinan yaitu dengan memanfaatkan kesempatan kerja Internasional dan memfasilitasi tenaga kerja yang ingin bermigrasi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten terbesar di Jawa Barat sebagai penyalur pekerja migran. Salah satu Desa penyumbang pekerja migran di Kabupaten Indramayu adalah Desa Bongas Kecamatan Bongas dimana Desa Bongas menyandang predikat sebagai Desa penjual manusia dan Desa pemasok pekerja migran Indonesia (PMI). Ada banyak program yang di rumuskan oleh Pemerintah Desa Bongas dan Yayasan Kusuma Bongas seperti membuka sekolah terbuka, pelatihan usaha, memberikan pembekalan Life Skill dll. Sebagai upaya pemberdayaan PMI dan purna PMI nyatanya tidak bisa menyuturkan minat pekerja migran asal Desa Bongas untuk tetap bermigrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penarik minat penduduk Desa Bongas Kecamatan Bongas dalam menjadi PMI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan yaitu data primer survei lapangan dengan responden 100 orang terdiri dari 73 responden Purna PMI dan 27 responden keluarga. Data sekunder dari BNP2TKI Indramayu, DISNAKER Indramayu, Profil Desa. Analisis dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendorong penentu keputusan masyarakat Desa Bongas dalam menjadi pekerja migran yang paling tinggi adalah indikator keterampilan dan keahlian dengan nilai rata-rata skor sebesar 383 dan faktor penarik yang paling tinggi adalah indikator upah dengan nilai rata-rata skor sebesar 398. Kemudian dari kedua variabel yaitu variabel pendorong dan penarik di rataratakan yang paling tinggi sebagai penentu migrasi.
Strategi Menurunkan Pencemaran Air di Sentra Industri Penyamak Kulit di Sukaregang Kabupaten Garut Fadilah Ghani Azis; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.7166

Abstract

Abstract. Water pollution is a change in a water reservoir such as rivers, lakes, reservoirs, oceans caused by human activities. This study discusses strategies related to reducing water pollution in the leather tanning industry center Sukaregang Garut. This study aims to determine the condition of water pollution in the Sukaregang tannery industrial center, to determine IFAS and EFAS factors such as the strengths, weaknesses, opportunities and threats of the Sukaregang tannery. and how the results of the SWOT strategy in reducing water pollution. Using a descriptive analysis method with a quantitative approach. The data used in this study are primary data obtained through interviews and secondary data obtained from existing research or information. Based on the results of the study, there are 3 WO strategies, namely increasing the operation of using WWTP as a precondition for marketing a wider market, business actors can set aside revenue from sales to make it easier to pay for WWTP operational costs and business actors create a sales quantity limit system so that waste reduces waste treatment. . There are also 2 WT strategies, namely the government is more assertive in imposing sanctions on business actors who do not have an WWTP and increasing supervision from the government regarding water pollution to the point that money keeps its mouth shut. Abstrak Pencemaran air merupakan terjadinya perubahan di suatu tempat penampungan air seperti sungai, danau, waduk, lautan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Penelitian ini membahas terkait strategi menurunkan pencemaran air di sentra industri penyamak kulit Sukaregang Garut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pencemaran air di sentra industri penyamak kulit Sukaregang, mengetahui faktor IFAS dan EFAS seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman penyamak kulit Sukaregang. serta bagaimana hasil strategi SWOT dalam menurunkan pencemaran air. Menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat melalui hasil wawancara dan sekunder yang didapat dari penelitian atau indormasi yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 strategi WO yaitu meningkatkan operasi penggunaan IPAL sebagai bentuk prasyarat dari pemasaran pasar yang lebih luas, pelaku usaha bisa menyisihkan pendapatan dari penjualan untuk memudahkan dalam membayar biaya operasional IPAL dan pelaku usaha membuat sistem batasan kuantitas penjualan agar limbah untuk mengurangi pengolahan limbah. Juga terdapat 2 strategi WT yaitu pemerintah lebih tegas dalam memberikan sanksi untuk pelaku usaha yang tidak memiliki IPAL dan meningkatkan pengawasan dari pemerintah terkait adanya pencemaran air hingga uang tutup mulut.
Faktor Penentu Tingginya Alih Fungsi Lahan Pertanian Serta Dampaknya Terhadap Kegiatan Ekonomi Petani Fadhila Rafi Mardhiya; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.7654

Abstract

Abstract A lot of agricultural land is currently sold by farmers to be used as industrial land, housing and settlements. This happened in several regions in Indonesia, one of which occurred in the West Java region. Rancamanyar Village, Baleendah District, is one of the areas in Bandung Regency that has experienced quite a lot of land conversion activities. The purpose of this study is to find out what are the determinants of the high level of land conversion that occurs in Rancamanyar Village and its impact on the economic activities of farmers in Rancamanyar Village. This type of research is descriptive research. The method used is a qualitative research method with a case study approach. The results showed that the determinants of the high land use change in Rancamanyar Village were: 1) The value of productive land to be used as a residential area, 2) High land prices, supported by many requests from several parties, 3) The agricultural area was pushed out by residential areas so that absence of irrigation, 4) Decreased income from agricultural business, 5) Lack of labor (farmers). Regarding the impact on the economic activities of farmers, the research results show that land conversion activities result in changes in the economic activities of farmers who have converted their land. Where at first they had economic activities related to agriculture, they changed to non-agriculture. Examples include land developers, brokers, traders, rental businesses or shops. Abstrak Banyak lahan pertanian saat ini dijual oleh para petani untuk dijadikan lahan industri, perumahan dan pemukiman. Hal tersebut terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya terjadi di wilayah Jawa Barat. Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang mengalami cukup banyak kegiatan alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa faktor penentu tingginya alih fungsi lahan yang terjadi di Desa Rancamanyar serta dampaknya terhadap kegiatan ekonomi petani yang ada di Desa Rancamanyar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu tingginya alih fungsi lahan di Desa Rancamanyar yaitu: 1) Nilai lahan yang produktif untuk dijadikan daerah permukiman, 2) Harga lahan yang tinggi, didukung dengan banyaknya permintaan dari beberapa pihak, 3) Terdesaknya area pertanian oleh kawasan permukiman sehingga tidak adanya irigasi, 4) Menurunnya pendapatan dari usaha pertanian, 5) Kurangnya tenaga jumlah tenaga kerja (petani). Terkait dampaknya terhadap kegiatan ekonomi petani hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan alihfungsi lahan menghasilkan perubahan kegiatan ekonomi para petani yang telah mengalihfungsikan lahannya. Yang dimana pada mulanya mereka berkegiatan ekonomi berkaitan dengan pertanian, berubah menjadi non pertanian. Contohnya seperti developer tanah, makelar, pedagang, bisnis kontrakan ataupun pertokoan.