Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Proyeksi Transit Oriented Development oleh Masyarakat di Stasiun Tugu Yogyakarta Fajar Susilowati; Yusfita Chrishnawati; Evi Puspitasari
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 19, No 2 (2021): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3711.885 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v19i2.2039

Abstract

Penerapan kebijakan Transit Oriented Development (TOD) pada Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta menjadi suatu kebutuhan mutlak mengingat pertumbuhan di kawasan tersebut yang terus meningkat. Konsep ini merupakan suatu pendekatan melalui pengembangan kota yang memaksimalkan penggunaan angkutan massal yang dilengkapi dengan fasilitas jaringan bagi pejalan kaki atau pesepeda, serta tempat pemberhentian kendaraan lengkap dengan fasilitas parkirnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap penerapan kebijakan tersebut, faktor pendukung, dan dampaknya. Lingkup penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat di sekitar Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta. Instrumen pengambilan data menggunakan teknik angket atau kuesioner, dilanjutkan observasi dan wawancara terstruktur berdasarkan pertanyaan kuesioner yang ada untuk menggali informasi lebih mendalam. Responden dalam penelitian sebanyak 30 orang yang dipilih secara acak yang mewakili masyarakat yang terdiri dari penduduk setempat, pengguna jalan, pengelola angkutan umum, pengguna fasilitas umum, pelaku kegiatan perekonomian, dan pemerintah daerah setempat. Data yang ada diolah menggunakan analisis data deskriptif dengan alat bantu SPSS. Hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa fokus utama masyarakat terkait dengan penerapan TOD di Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta adalah kualitas fasilitas umum yang ada di kawasan tersebut, seperti toilet umum, mushola, dan tempat cuci tangan khususnya pada masa pandemi covid-19. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diperoleh faktor utama yang mendukung penerapan kebijakan ini adalah peningkatan kualitas udara melalui peningkatan penghijauan dan penekanan tingkat polusi akibat banyaknya kendaraan di kawasan tersebut. Selanjutnya masyarakat yang paling terdampak dengan adanya kebijakan penerapan TOD ini adalah masyarakat pelaku kegiatan perekonomian di wilayah tersebut yang berprofesi sebagai wiraswasta.
ANALISA KEBUTUHAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL GRABAG KABUPATEN MAGELANG Bagas Pramono; Fajar Susilowati; Evi Puspitasari
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.607 KB) | DOI: 10.31002/jris.v2i1.4183

Abstract

Simpang Grabag Kabupaten Magelang merupakan simpang empat tak bersinyal. Terdapat beberapa pusat kegiatan disekitar simpang seperti pasar dan terminal. Namun kondisi lalu lintas yang ada tidak teratur, terjadi tundaan dan antrian serta rawan sekali terjadi kecelakaan. Oleh karena itu diperlukan Analisa Kebutuhan Traffic Light dan perencanaan traffic light pada simpang tak bersinyal Grabag sehingga didapat pengendalian arus simpang dan sistem traffic light yang teratur.Data diperoleh dari survey secara langsung selama 3 hari berupa data geometrik jalan dan volume lalu lintas. Sedangkan data populasi penduduk diperoleh dari BPS Kabupten Magelang. Analisa dilakukan terhadap derajat kejenuhan dan tundaanBerdasarkan Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas (APILL), simpang Grabag perlu dipasang traffic light karena kinerja simpang sudah tidak dapat melayani arus lalu lintas dengan baik  pada pagi dan sore hari. Didapatkan derajat kejenuhan tertinggi sebesar 0,99 yang berarti sudah melebihi ketentuan nilai derajat kejenuhan yaitu 0,85 dari kapasitas. Arus total persimpangan rata- rata yaitu sebesar 22994 kend/jam selama 8 jam. Nilai ini juga sudah melebihi batas maksimum salah satu syarat perlu traffic light yaitu 750 kend/jam selama 8 jam. Pemasangan traffic light pada Simpang Grabag sudah layak dengan pengaturan 2 fase sehingga didapatkan nilai derajat kejenuhan yaitu 0,57 - 0,71 dan rata-rata tundaan menjadi 30 det/kend.
EVALUASI BAUT PADA SISTEM SAMBUNGAN WOOD PLASTIC COMPOSITE (WPC) JATI DENGAN VARIASI KUAT PENGENCANG METODE GESER DUA IRISAN BERDASARKAN NDS 2018 Khoirun Ni’am; Yudhi Arnandha; Fajar Susilowati
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Rekayasa Infrastruktur Sipil
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.18 KB) | DOI: 10.31002/jris.v2i1.4179

Abstract

Wood Plastic Composite (WPC) merupakan salah satu produk pemanfaatan limbah serbuk kayu dan polimer plastik HDPE (High Density Polyethlene) yang dibentuk melalui sistem ekstrusi. Penggunaan WPC sebagai bahan komponen struktural memiliki keterbatasan pada ukuran. Oleh karena itu diperlukan sambungan baut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas sambungan WPC menggunakan alat sambung baut. Proses pemasangan baut menggunakan torque wrench, untuk mengetahui kekencangan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode geser dua irisan. Menggunakan baut standar dengan diameter 10 mm. Tahanan lateral pengujian didapat dari 5% Offset diameter. Penelitian dilakukan di laboratorium Bahan Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai tahanan lateral WPC jati dengan nilai pengencang 6 Nm, 9 Nm, 12 Nm dan15 Nm diperoleh angka berturut-turut sebesar 15182,2 N; 17348,8 N; 15725,6 N; 19563 N. Nilai tahanan lateral pada variasi kekencangan 12 Nm mengalami penurunan dikarenakan baut terlalu kuat dan kaku menyebabkan WPC mengalami kegagalan terlebih dahulu sehingga sistem sambungan tidak bekerja dengan baik. Variasi kekencangan 15 Nm mendapatkan nilai tahanan lateral terbesar dikarenakan semakin besar kekencangannya semakin besar tahanan lateralnya.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Dalam Pandemi Covid-19 Pada Proyek Pembangunan Struktur Atas Jembatan Progo Tempuran-Salaman Kasih Puspitasari; Fajar Susilowati; Ria Miftakhul Jannah
Reviews in Civil Engineering Vol 6, No 1 (2022): Reviews In Civil Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rice.v6i1.5756

Abstract

Abstrak. Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, masyarakat memanfaatkan kincir air yang kurang maksimal dalam menyalurkan air Sungai Gending ke areal persawahan yang memiliki elevasi lebih tinggi. Pompa kincir dapat dimaksimalkan untuk menyalurkan air sungai Gending ke sawah dengan elevasi lebih tinggi. Pompa Barsha aQysta merupakan referensi utama yang digunakan dalam pembuatan alat pompa kincir tenaga air. Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan pengujian alat untuk mengetahui kinerja pompa kincir pada sungai Gending. Data yang dicari pada pengujian alat yaitu luas penampang sungai, kecepatan rerata sungai, debit sungai, debit angkatan pompa kincir, dan ketinggian maksimal yang dapat dialiri pompa kincir dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter yang berpengaruh terhadap debit angkatan pompa kincir air adalah kecepatan aliran sungai. Kecepatan aliran sungai Gending sebesar 0,7874 m/s, pompa kincir ini dapat menghasilkan debit angkatan maksimal sebesar 12,7008 m3/hari, sedangkan ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh pompa kincir adalah 11,1148 m. Sehingga, dengan debit maksimal pompa kincir, air angkatan pompa dapat mengairi sawah seluas 0,2042 ha/hari atau 2.042 m2/hari. Alat pompa kincir dapat lebih maksimal untuk menyalurkan air sungai Gending ke areal sawah yang memiliki elevasi lebih tinggi