Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RADIO SIARAN DAN KHALAYAK (Survei Masyarakat Kota Merauke Terkait Radio PRO 2 FM RRI Merauke) Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.581 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180207

Abstract

ABSTRACTThe background of this research is the phenomenon of FM usage by radio industries in Indonesia.This research focuses on Radio PRO 2 FM RRI in Merauke. This one triesto focus on audience in Merauke district, that is Karang Indah village. The radio phenomenon is content of Radio programs in PRO 2 FM RRI in Merauke. The relationship with audience is about motivation and aspiration variables. By non-probability-sampling survey, this one shows that most of audiences are eager to listen to program of Pro 2 FM RRI in Merauke. But, respondents have a great aspiration to listen to Radio Pro 2 FM RRI. In the elaboration, it shows that those two variables are assumed to have a relationship. Statistically, the alpa value is 0, 05. Key words : Radio Program,; Audiences; Format; interest; Aspiration.ABSTRAKDilatar belakangi fenomena penggunaan saluran FM oleh industri radio siaran di Indonesia, penelitian ini difokuskan pada fenomena praktik Radio PRO 2 FM RRI Merauke. Dalam pemfokusan tersebut, penelitian ini mencoba mengaitkannya dengan khalayak di salah satu kelurahan di distrik Merauke, yaitu Kelurahan Karang Indah. Fenomena radio yang jadi fokus studi yaitu menyangkut program isi siaranRadio PRO 2 FM RRI Merauke. Keterkaitannya dengan khalayak terbatas menyangkut fenomena variabel minat dengar dan variabel aspirasi. Melalui metode survey non probability sampling, temuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berminat dengar kecil terhadap siaran Pro 2 FM RRI Merauke. Namun responden itu banyak yang beraspirasi besarterhadap Radio Pro 2 FM RRI. Hasil elaborasi mengenai variabel minat dengar dengan variabel aspirasi yang diasumsikan ada keterkaitannya, secara statistik memang terdapat signifikansi pada alpa 0,05. Kata-kata kunci : Radio siaran ; khalayak; format; minat ; aspirasi.
TELEVISI DAN MASYARAKAT PERKOTAAN (Survei Kebiasaan Menonton TV Masyarakat Kelurahan Tammamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan) Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31445/jskm.2017.210205

Abstract

Berdasarkan data empirik terkait fenomena kebiasaan menonton tv, kiranya semuanya itu mengindikasikan adanya variansi dalam aktivitas audience menggunakanmedia tv. Variansi mana  tentunya  ini mencerminkan upaya  responden  dalam memenuhi kebutuhannya melalui penggunaan media. Gambaran yang tercermin melalui data empirik ini secara teoritis membuktikan relevansinya dengan asumsi yang dibangun oleh teori uses and gratification, bahwa dalam penggunaan media anggota khalayak itu memang mengarahkan dirinya sendiri pada proses komunikasi (Levy dan Windahl.1985). Terkait dengan fenomena menyangkut Hubungan karakteristik dengan Kebiasaan Menonton TV, di mana secara statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, maka secara metodologis itu dimungkinkan terjadi oleh karena faktor-faktor tertentu. Diantaranya adalah seperti faktor variabel anteseden, variabel intervening, atau variabel extranous yang tak terjangkau oleh dalam riset ini.
KOMUNITAS PEDESAAN DAN POLA SELEKTIFITAS INTERNET (Survai Komunitas Desa Kading, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan) Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 19, No 2 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.81 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2015.190203

Abstract

This study Background is to view the rural community condition regarding internet. This study focuses on the selectivity pattern issue of internet access and these pattern significance with  rural communities characteristics. The findings of rural community activity phenomenon -in the context of audience orientation dimensions, at the level selectivity, involvement and utilization which- shows the the internet use variation, become evidence that individuals in rural communities are active. Activities theoretically occur because peoples in rural communities psychologically have "needs and gratifications". The such activities emergence because of the five alternatives of "needs and gratifications". Attempts to see this  relationship significance was done in this study, at least, by knowing the significance of the characteristic relationship variable and selectivity pattern variable. But it doesn’t get proof statistically in this research. Neither  significance of individual characteristic variables with the type of information does. Theoretically those relations are not significant statistically. Even the association is more unsignificant when viewed from other minor variables within information types. The cause may be intervening/extraneous variables. Further research must implement similar research to make the theory advancementKeyword : patterns; selectivity; Internet; community; rural. ABSTRAKBerlatarbelakangkan upaya melihat kondisi komunitas pedesaan terkait internet, penelitian fokus pada persoalan pola selektifitas akses internet dan persoalan signifikansi pola dimaksud dengan karaktersistik anggota komunitas pedesaan. Temuan fenomena aktifitas komunitas pedesaan dalam konteks dimensi orientasi khalayak  pada level selektifitas, keterlibatam dan pemanfaatan yang notabene memperlihatkan variansi terkait penggunaan internet, menjadi fakta empiris pembukti individu komunitas pedesaan memang aktif adanya. Aktifitas itu secara teoritis dimungkinkan karena dalam diri individu komunitas pedesaan secara psikologis dilengkapi beberapa “needs and gratification”. Dengan demikian, munculnya fenomena ragam aktifitas individu komunitas pedesaan, secara teoritis itu dimungkinkan sehubungan dengan adanya lima alternatif “needs and gratification”. Upaya melihat signifikansi hubungan itu sendiri dilakukan dalam penelitian ini. Setidaknya dilakukan dengan cara berupaya mengetahui signifikansi keterkaitan variabel Karaktersistik dan variabel Pola Selektifitas. Asumsi itu tidak menemukan kebenarannya secara statistik dalam riset ini. Begitu pula ketika signifikansi tadi dilihat keterkaitannya menyangkut variabel karakteristik individu dengan jenis informasi. Secara teoritis hubungan keduanya tidak signifikan secara statistik. Bahkan tampak menjadi sangat tidak signifikan ketika asosiasi itu ditinjau pada variabel-variabel minor lainnya pada variabel mayor jenis informasi. Penyebabnya mungkin dari sejumlah variabel intervening atau sejumlah variabel extranous.  Pelaksaan penelitian sejenis melalui survai bersifat advance menjadi suatu keharusan dilakukan peneliti berikutnya untuk pengembangan teori. Kata-kata kunci : Pola ; Selektifitas; Internet; Komunitas; Pedesaan.
PENGGUNAAN INTERNET DAN KATEGORI SOSIAL PENGGUNANYA Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.684 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180101

Abstract

ABSTRACTBased on internet media usage in relationship with society difference, this research focused on two things, first, internet usage pattern of society and internet usage description according to individual difference (social category). By surveying 373 respondents member of PNPM or national program for community empowerment in Makassar, this study showed that community was varied on the basis of their social category e.g. sex; age in MDGs category; education, job, faith and income. Their pattern in internet use tended to show the relationship with their social category. Statistic test regarding relationship among variables showed a significant results, e.g. relationship between internet usage activities with job; internet usage activities  with income and internet usage activities with job.          Key words : internet usage ; social category. ABSTRAK Berlatarbelakangkan fenomena penggunaan media internet dalam kaitan faktor perbedaan individual anggota masyarakat, penelitian ini memfokuskan permasalahannya pada dua hal, pertama menyangkut  pola penggunaan internet anggota masyarakat dan kedua terkait gambaran pengguna internet dilihat dari segi perbedaan individu (kategori sosial). Dengan men-survey 373 responden anggota komunitas PNPM di Kota Makassar, penelitian ini memperlihatkan anggota komunitas itu bervariasi dari segi kategori sosial seperti sex; usia dalam kategori MDGs; pendidikan; pekerjaan; agama dan pendapatan. Pola mereka dalam menggunakan internet, maka ini pun cenderung menunjukkan adanya kaitan dengan persoalan perbedaan kategori sosial yang mereka sandang. Dari hasil uji statistik menyangkut keterkaitan antara sejumlah variabel, hasilnya memang menunjukkan hasil yang signifikan. Keterkaitan itu misalnya antara Aktifitas Menggunakan Internet dengan Pekerjaan; Aktifitas Menggunakan Internet dengan Pendapatan dan antara Aktifitas Menggunakan Internet dengan jenis Pekerjaan. 
BENTUK KOMUNIKASI FATIS DALAM BAHASA BUGIS SOPPENG (Phatic Communication Forms in Buginese Soppeng Language) Rukman Pala
SAWERIGADING Vol 21, No 3 (2015): Sawerigading
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.733 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v21i3.98

Abstract

The papere aims at describing phatic communication of Buginese Soppeng language. Phatic communication is a form of Buginese people communication behaviour in daily life. Method used in the research is descriptive. Data is collected through observation, interviews, and documentation. The collected data is analyzed based on ethnolinguistic theory. Phatic communication forms in Buginese Soppeng language found are twelve included words and phrase. Phatic forms are in single word or reduplication; phatic phrases are in adverbial phrase. In general, phatic form of Buginese Soppeng language places initial, middle, and final of speech, whilst the meaning of phatic meaning is to emphasize goal, asking, requesting, and show respecting.
Teori Kode-kode Berbicara Rukman Pala
INSANI Vol 1 No 1 (2014): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini secara substantif memaparkan Teori Kode-Kode Bicara dari Gerry Philipsen. Secara ringkas hal ini meliputi latar belakang lahirnya teori, substansi Teori Kode Berbicara; bentuk/penampilan etnografi; kritik terhadap teori; dan kesimpulan. Hasil pembahasan memperlihatkan salah satu dari lima inti teori itu yaitu terkait dengan dalil yang dinyatakannya dalam bentuk proposisi, bahwa “di mana ada suatu perbedaan budaya, di sana akan ditemukan kode berbicara yang berbeda pula”. Memetik makna dalil dimaksud dalam kaitannya dengan sejumlah contoh kasus tentang bekerjanya Teori Kode-Kode Berbicara dalam realitas kehidupan sehari-hari sebelumnya, maka ini menandakan bahwa bagi bangsa Indonesia teori ini sebenarnya dapat menjadi penegas dan petunjuk praktis bagi setiap individu dari suatu komunitas etnis bangsa Indonesia dalam berkomunikasi lintas budaya agar terwujudnya harmonisasi.