Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengeringan Lapisan-Tipis Irisan Singkong Menggunakan Pengering (Infrared Thin-Layer Drying Of Cassava Chips Using Infrared Dryer) Nok Afifah; Ari Rahayuningtyas; Aidil Haryanto; Seri Intan Kuala Intan Kuala
JURNAL PANGAN Vol. 24 No. 3 (2015): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v24i3.237

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik pengeringan lapisan-tipis irisan singkong dengan menggunakan pengering inframerah pada skala pilot untuk memenuhi kebutuhan usaha kecil dan menengah. Penelitian dilakukan pada dua tingkat temperatur “set-point” yaitu 50oC dan 60oC. Irisan singkong sebanyak 6 kg dengan kadar air awal 60–68 persen pada basis basah dikeringkan dalam pengering menjadi kadar air 14 persen. Setiap 30 menit, udara pengering diukur temperaturnya dan irisan singkong yang dikeringkan dianalisis kadar airnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa waktu pengeringan lebih cepat dengan peningkatan temperatur set-point dan sekitar 44–62 persen kadar air teruapkan selama pengeringan 3-4 jam. Berkaitan dengan kinetika pengeringan, dua buah model matematika diujikan terhadap data eksperimen. Ditemukan bahwa model Page lebih dapat mempresentasikan pola pengeringan irisan singkong dibandingkan model Henderson-Pabis.This study is aimed to evaluate the characteristics of the thin-layer drying of cassava chips using a pilot scale infrared dryer to meet the needs of small and medium enterprises. The drying experiments are carried out at two levels of temperature set-points viz. 50 and 60°C respectively. Every 30-minute the drying air temperature is measured and the chips is analyzed for its moisture content. Cassava chips with 6 kg weight and 60–68 percent moisture content on wet basis is dried in the dryer. It is found that the drying time decreases with an increase in temperature set point and approximately 44–62 percent of the moisture is removed during the drying for 3-4 hours. With regard to drying kinetics, two commonly used mathematical models sre examined with the experimental data. It is found that the Page model provides a good fit between the experimental and predicted moisture ratio values compared to that of Henderson-Pabis model. 
Rancang Bangun, Uji Performa dan Analisa Biaya Pengeringan Irisan Singkong Menggunakan Pengering Inframerah (Design, Construction, Performance Evaluation and Cost Analysis of Cassava Chips Using Infrared Dryer) Ari Rahayuningtyas; Nok Afifah
JURNAL PANGAN Vol. 25 No. 1 (2016): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v25i1.304

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun pengering inframerah berbahan bakar gas. Tahap kegiatan yang dilakukan adalah melakukan perancangan, terdiri dari perancangan struktural dan fungsional, konstruksi, pengujian, dan analisis biaya. Pengujian dilakukan pada setting temperatur 50°C dan kelembaban relatif mendekati 20 persen dengan kecepatan udara masuk 3,4 m/detik. Parameter pengujian terdiri dari distribusi temperatur, kelembaban relatif, kadar air, dan kebutuhan energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perancangan struktural dan fungsional diperoleh dimensi ruang pengering berukuran 2000 mm x 2000 mm x 2000 mm, dengan 2 buah rak berukuran 1500 mm x 500 mm x 1400 mm dan 44 buah loyang berukuran 600 mm x 400 mm x 30 mm. Evaluasi kinerja pengering menggunakan 36 kg irisan singkong. Kadar air awal 60,23 persen turun menjadi 7,56 persen membutuhkan waktu pengeringan selama 5 jam menghasilkan produk sebesar 17 Kg. Konsumsi LPG yang dibutuhkan sebesar 2,5 kg dengan energi yang dibutuhkan sebesar 135 MJ. Besarnya biaya pokok yang harus dikeluarkan untuk mengkonstruksi pengering ini adalah Rp. 69.644.959, sedangkan biaya pokok pengeringan singkong pada kapasitas penuh sebesar Rp. 5.683/Kg.The research was purposed to design and construct infrared dryer using gas fuel. The design consists of structural and functional design, construction, testing, and cost analyzing. The testing was done by set 50oC temperature and relative humidity about 20 percent with air velocity inlet 3,5 m/s. Testing parameters consists of temperature distribution, relative humidity, moisture content, and energy requirement. The result of structural and functional design  showed that the dryer dimension was 2000 mm x 2000 mm x 2000 mm, with 2 rack sized 1500 mm x 500 mm x 1400 mm and the number of trays 44 sized 600 mm x 400 mm x 30 mm. The  performance evaluation using 36 Kg cassava chips. Initial moisture content 60,23 percent decreased to 7,56 percent, drying time needed 5 hours and  resulted product about 17 Kg.  The LPG needs to dry those chips is 2,5 kg, equivalent with 135 MJ. The total cost for construction is amount Rp 69.644.959,- while the total cost for cassava drying at full capacity is amount Rp 5.683/Kg.
Uji Performa Mesin Sangrai Tipe Fluidisasi Terhadap Karakteristik Mutu Biji Kopi Maulana Furqon; Ida Farikha Azizah; Ari Rahayuningtyas
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses penyangraian biji kopi dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satunya adalah denganmetode fluidisasi, proses penyangraian dengan mesin sangrai tipe fluidisasi dilakukan di dalam sebuahruangan dengan menjaga biji kopi tetap berada di udara dengan hembusan udara panas yang berasal darihembusan blower yang dilewatkan sebuah tungku pemanas. Pada penelitian ini dilakukan pengujianperforma mesin sangrai tipe fluidisasi yang sudah dibuat Pusat Riset Teknologi Tepat Guna – BRIN, prosespenyangraian biji kopi dilakukan pada jenis kopi Arabika dan Robusta dengan tiga tingkat kematanganyaitu light, medium dan dark. Hasil pengujian didapat nilai maksimal untuk kadar air yaitu 2,645 untukkopi Robusta dark dan terendah 1,75 untuk kopi Robusta medium. Kadar Abu biji kopi yang telah disangraimenunjukkan tidak ada perbedaan berdasarkan tingkat roasting dibawah 5%. Hasil analisa warnamenunjukan kopi sangrai Robusta memiliki tingkat yang berbeda antara light, medium dan dark, sedangkanuntuk kopi sangrai Arabika pada setiap level tidak berbeda  nyata meskipun pada tingkat level dark Arabikamemiliki nilai yang tinggi dibanding Robusta.  Kata kunci ; Mesin sangrai, fluidisasi, Arabika, Robusta.