Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA SIFAT KARAKTERISTIK BLOK SILINDER LINER BAHAN ALUMINIUM SILIKON Sasi Kirono; Agung Julianto
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 2, No 1 (2008): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blok liner silinder merupakan bagian dari blok silinder yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses kerja engine. Dimana pada bagian ini terjadi proses kerja proses kerja hisap, kompresi, kerja dan buang. Oleh karena itu agar tidak terjadi kebocoran kompresi yang disebabkan oleh gesekan antara ring piston dan dinding liner silinder, diperlukan dinding liner silinder yang mempunyai nilai kekerasan yang tinggi dan nilai keausan yang rendah. Karena apabila terjadi kebocoran kompresi diruang bakar hal ini dapat berakibat pada tenaga yang dikeluarkan motor menjadi berkurang dan juga selain itu system pembakaran diruang bakar juga menjadi tidak sempurna dimana pelumnas atau oli mesin juga ikut terbakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai karakteristik sifat mekanik dan struktur mikro blok silinder liner bahan aluminium dan silikon. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan (brinell), pengujian keausan (ogoshi), dan pengujian struktur mikro. Pada pengujian komposisi kimia dihasilkan kandungan unsur terbesar adalah Al 76,140% dan silikon 13,898%. Dengan kandungan silikon <12% menempatkan blok silinder aluminium dan silikon berada pada fasa hipereutektik. Dan dengan pengujian kekerasan (brinell) didapat nilai kekerasan rata-rata sebesar 151,5 HB, dengan nilai kekerasan yang cukup tinggi ini bisa dipastikan bahwa blok liner silinder mempunyai keausan yang kecil. Tetapi dengan nilai kekerasan yang didapat hal ini tidak dimungkinkan untuk blok silinder bahan aluminium silikon dilakukan proses reparasi over size atau korter terhadap dinding liner blok silinder. Hal ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan blok silinder liner pada umumnya.
PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO Sasi Kirono; Arief Sanjaya
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2014): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengetahui sejauh mana pengaruh hasil pengelasan manual yang berbeda yaitu pengelasan GTAW  dengan heat input 1709 J/mm ( gas tungsten arc welding ) dan pengelasan SMAW dengan heat input 1636 J/mm ( shield metal arc welding ) pada pelat baja SA 516 dengan kandungan carbon 0,17 terhadap kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro. setelah mendapat hasil kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro pada pengelasan GTAW dan SMAW pada pelat baja SA 516,  sample hasil pengelasan GTAW lebih kuat dan lebih keras serta butiran struktur mikronya lebih kasar dibandingkan hasil pengelasan SMAW. Dari hasil pengujian sample hasil pengelasan GTAW mempunyai kekuatan tarik dan kekerasan lebih besar akan tetapi lebih getas dibandingkan sample hasil pengelasan SMAW.
ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA APLIKASI DOWEL JALAN BETON Cahya Sutowo; Sasi Kirono; Timbul Susanto
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 8, No 2 (2014): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kendaraan yang lewat dengan beban kendaraan melewati batas kuota beban kendaraan yang diperbolehkan melewati jalan tersebut menyebabkan jalan beton mengalami keretakan dan penurunan. Keretakan umumnya terjadi di antara segmen sehingga diperlukan dowel. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kekuatan dowel sebagai pengait antar segmen beton yang akan berpengaruh terhadap jalan itu sendiri. Material yang digunakan adalah baja dengan diameter 19 mm dan 22 mm. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan melakukan uji tarik dan uji bending.Hasil pengujian tarik pada dowel diameter 19 mm  didapatkan tegangan tarik maksimum sebesar 414,61 N/mm², kekuatan luluh  sebesar 291,11 N/mm², dan regangan 23,8%. Sedangkan untuk uji bending pada gaya 15.000 N, tegangan bending sebesar 54,536 MPa. Sedangkan hasil pengujian tarik pada dowel dengan diameter 22 mm didapatkan tegangan tarik maksimum sebesar 565,94 N/mm2, kekuatan luluh sebesar 375,10 N/mm², dan regangan 25,6%. Sedangkan untuk uji bending pada gaya 29.500 N didapatkan tegangan bending sebesar 79,997 MPa.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Nilai kuat tarik untuk kedua baja tersebut tinggi karena melebihi kuat tarik minimum Standar SNI untuk BJPT, yakni 382 N/mm² untuk dowel dengan diameter 19 mm dan 480 N/mm2 untuk dowel dengan diameter 22 mm. Kekuatan material dowel dengan diameter 19 mm mampu menahan beban maksimal 15 ton. Sedangkan kekuatan material dengan diameter 22 mm mampu menahan beban maksimal 30 ton.
PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC Sasi Kirono; Eri Diniardi; Ridwan Adha
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 4, No 2 (2010): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam komponen motor 4 langkah batang torak merupakan komponen yang penting dalam meneruskan energi didalam ruang bakar ke poros engkol yang menghasilkan gerak putar. Dengan fungsinya untuk meneruskan gaya yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar dari torak ke poros engkol, maka batang torak membutuhkan kekuatan yang tahan terhadap beban dinamis. Untuk mendapatkannya diperlukan perencanaan yang baik. Kekuatan batang torak perlu diperhitungkan dengan menentukan gaya-gaya yang terdapat di bagian-bagian batang torak tersebut, seperti pada bagian ujung kecil, batang, ujung besar, sehingga kita dapat menentukan dimensi dari bagian-bagian itu. Beban dinamik sangat dominan dalam menentukan kekuatan dan ukuran dari batang torak. Oleh karena itu kita harus memperhitungkan faktor keamanan dan faktor konsentrasi tegangan pada setiap bagian dalam batang torak untuk mendapatkan hasil yang baik. 
ANALISIS PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) Sasi Kirono; Eri Diniardi; Isgihardi Prasetyo
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 4, No 2 (2010): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara meningkatkan sifat mekanis dari baja adalah dengan proses pengerasan (Hardening). Tetapi proses ini sering juga diikuti dengan adanya dampak negatif yang justru sangat merugikan, seperti perubahan bentuk ( Distorsi). Karena terjadinya hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian perubahan bentuk setelah proses pengerasan. Material yang digunakan adalah baja AISI 1045 dengan proses pengerasan yang dilakukan pada media air, oli, dan udara yang temperatur austenisasinya 8500 C dan waktu penahanan (holding time) masing-masing 30 menit. Nilai kekerasan setelah proses Heat Treatment juga mengalami perubahan yang cukup besar. Pada media pendinginan air terjadi peningkatan hingga 300 % disusul media pendingin oli sekitar 200 % dari kekerasan awal. Tetapi pada media pendinginan udara terjadi penurunan nilai kekerasan sekitar 10 % dari kekerasan awal.
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340 Sasi Kirono; Eri Diniardi; Seno Ardian
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 3, No 2 (2009): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Adakalanya baja yang akan diproses tidak mempunyai kekerasan yang cukup. Oleh karena itu perlu dilakukan proses lagi yaitu proses hardening. Dengan melakukan Hardening maka akan didapatkan sifat kekerasan yang lebih tinggi. Semakin tinggi angka kekerasan maka sifat keuletan akan menjadi rendah dan baja akan menjadi getas. Baja yang demikian tidak cukup baik untuk berbagai pemakaian. Oleh karena itu biasanya atau hampir selalu setelah dilakukan proses pengerasan kemudian segera diikuti dengan tempering. Pengujian dilakukan baik pada sifat fisis(komposisi, struktur mikro, dan fotomakro) maupun sifat mekanis (kekerasan dan kekuatan tarik). Hasil penelitian pada baja AISI 4340 diperoleh kekuatan tarik pada spesimen tanpa perlakuan panas sebesar 1115,7 N/mm² dengan VHN sebesar 347, setelah mengalami proses Hardening 850°C kekuatan tarik menjadi 1234,8N/mm² dengan VHN sebesar 527,4. Tempering 200°C  diperoleh kekuatan tarik sebesar 1813.4 N/mm² dengan VHN sebesar 507,6. Tempering 400°C diperoleh kekuatan tarik sebesar 1402,4N/mm² dengan VHN sebesar 435,6. Sedangkan pada proses Tempering 600°C diperoleh kekuatan tarik sebesar 1039,1 dengan VHN sebesar 332,8. Semakin tinggi temperatur pemanasan pada proses tempering kekuatan tarik dan kekerasan semakin menurun, sebaliknya keuletannya meningkat sehingga disesuaikan dengan keperluan.
PENGARUH PROSES TEMPERING PADA BAJA KARBON MEDIUM SETELAH QUENCHING DENGAN MEDIA OLI DAN AIR GARAM (NACL) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Sasi Kirono; Pistoni Azis Saputra
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 5, No 2 (2011): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini temperatur pemanasan yang diberikan adalah 850oC pada baja type SC45 dengan waktu tahan 45 menit kemudian di dinginkan dengan media pendingin oli dan air garam, dilanjutkan dengan proses temper pada temperatur 600oC.  Pengujian  yang dilakukan meliputi : pengujian komposisi kimia, pengujian tarik, pengujian kekerasan dan pengujian metallografi.Hasil pengujian Pada spesimen tanpa perlakuan panas memiliki kuat tarik 736,12 N/mm dengan fasa yang terbentuk adalah pearlite dan ferrit. pada spesimen dengan perlakuan panas temperatur 850 oC quenching oli memiliki  nilai kekerasan 48,4 HRc dengan struktur mikro bainite dan martensite. Pada specimen dengan perlakuan panas temperatur 850 oC quenching air garam memiliki kekerasan 56,4HRc dengan struktur mikro martensite yang lebih dominan  dibandingkan dengan  bainite sehingga menghasilkan nilai kekerasan yang tinggi dibandingkan dengan spesimen lain.  pada spesimen dengan perlakuan panas temperatur 850 ºC quenching oli, dilanjutkan dengan proses temper pada temperatur 600 ºC, memiliki kuat tarik 837,73 N/mm² regangan sebesar 28 %, kekuatan luluh 757,18 N/mm² dan kekerasan 29,5HRc dengan struktur mikro ferrit dan sementite. pada spesimen dengan perlakuan panas temperatur 850 ºC quenching air garam, dilanjutkan dengan proses temper pada temperatur 600 ºC, memiliki kuat tarik 855,05 N/mm² dan regangan 28%, kekuatan luluh 758,26 N/mm². serta tingkat kekerasan 30,9 HRc dengan struktur yang terbentuk adalah Kristal ferrit dan fasa sementite tampak lebih halus di bandingkan dengan oli temper.
PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Sasi Kirono; Azhari Amri
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 5, No 1 (2011): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perlakuan panas yang diberikan pada St 37 pada penelitian ini ialah karburasi dengan bahan padat dengan temperatur 900ºC selama 2 jam, dilanjutkan proses quenching dengan media oli setelah itu ditemper pada temperatur 150ºC, 250ºC, 300ºC masing-masing selama 1jam. Kemudian dilakukan proses pengujian mekanis dan struktur mikro untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas yang diberikan.Dari hasil pengujian didapatkan bahwa material yang ditemper pada suhu 150ºC memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi (su) sebesar 598.53 N/mm² dan nilai kekerasan sebesar 294 HB, sedangkan temperatur tempering 250ºC menghasilkan nilai kekuatan tarik terendah (su) yaitu 542.8 N/mm² serta nilai kekerasan sebesar 254.66 HB.Peningkatan mekanis juga dipengaruhi oleh kadar karbon dalam baja, baja yang mengandung unsur karbon lebih banyak menghasilkan sifat mekanis lebih tinggi.Dari hasil pengamatan metalografi masing-masing benda uji terlihat struktur-struktur ferit, pearlit dan martensit.