Buldan Muslim
Pusat Sains Antariksa Deputi Bidang Pengakajian, Sains dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN Jl. Dr. Junjunan 133 Bandung 40173

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS ANOMALI IONOSFER SEBELUM GEMPABUMI BESAR DI JAWA DENGAN MENGGUNAKAN DATA GPS TEC Subakti, Hendri; Ratri, Aldilla Damayanti Purnama; Muslim, Buldan
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.673 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v4i1.38

Abstract

Anomali ionosfer sebagai akibat dari aktivitas gempabumi merupakan suatu fenomena yang kini banyak diteliti dalam penelitian seismo-ionospheric coupling. Umumnya,variasi ionosfer akibat gempabumi lebih lemah daripada gangguan yang dihasilkan oleh sumber yang berbeda, misalnya badai geomagnetik. Namun, gangguan badai geomagnetik menunjukkan perilaku yang lebih global, sedangkan anomali seismo-ionosfer hanya terjadi secara lokal. Ini menunjukkan bahwa aktivitas gempabumi merupakan suatu hal yang unik sehingga banyak penelitian yang dilakukan agar bisa memberikan peringatan dini sebelum terjadi gempabumi. Salah satu penelitian yang banyak dikembangkan saat ini adalah pendekatan seismo-ionospheric-copuling. Penelitian ini menghubungkan antara keadaan di lithosfer-atmosfer dan ionosfer sebelum dan saat gempabumi terjadi. Tulisan ini memilih total electron content dalam arah vertikal (VTEC) di ionosfer sebagai parameternya. Total Electron Content (TEC) adalah kandungan elektron total dalam kolom vertikal (silinder) berpenampang seluas 1 m2 sepanjang lintasan sinyal perangkat GPS yang dilalui di lapisan ionosfer pada ketinggian sekitar 350 km. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari LAPAN dengan mengidentifikasi sinyal abnormal melalui metode statistika, diperoleh adanya anomali di ionosfer yang ditandai dengan penurunan kandungan elektron sebesar 1 TECU di ionosfer sebelum gempabumi terjadi. Penurunan nilai VTEC ini tidak berasosiasi dengan badai magnetik sehingga diindikasikan sebagai prekursor gempabumi. Hal ini diperkuat dengan Dst Index yang tidak menunjukkan adanya gangguan magnetik.
STUDI PERUBAHAN IONOSFER AKIBAT LETUSAN GUNUNG BERAPI DENGAN PENGAMATAN TOTAL ELECTRON CONTENT GNSS Cahyadi, Mokhamad Nur; Dermawan , Anak Agung Adhi; Muslim, Buldan
GEOID Vol. 13 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v13i2.1575

Abstract

Letusan Gunung Agung merupakan fenomena alam yang jarang terjadi di Provinsi Bali,Indonesia. Menurut riwayat letusannya, letusan Gunung Agung terjadi terakhir pada Tahun 1963 hingga tahun 1964 dengan letusan yang bersifat eksplosif. Letusan ini memakan korban jiwa sebanyak 1.344 jiwa. Pada tahun 2017,Gunung Agung kembali menunjukkan aktifitasnya hingga awal tahun 2018. Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,letusan yang besar terjadi pada 22 November 2017 pukul 01.00 WITA. Letusan gunung tersebut menghasilkan tekanan keatas yang disertai oleh lava yang tersembur melalui mulut gunung. Dari letusan ini, menghasilkan beberapa perambatan gelombang yakni Acoustic, Gravity, dan Rayleigh. Pada saat gelombang letusan mencapai ionosfer, gangguan tersebut dapat diketahui dari sinyal GPS yang melaluinya. Pada gangguan di ionosfer tersebut dapat diukur dengan menggunakan kombinasi L4 yang biasa disebut linear ionospheric combination sehingga didapat nilai TEC (Total Electron Content) dimana 1 TECU adalah 1016 el/m2. Nilai inilah yang berfungsi untuk menentukan kadar besaran gangguan akibat letusan yang terjadi pada Gunung Agung 2017.Dalam penelitian ini, menggunakan data GNSS CORS untuk mengetahui perubahan nilai TEC sesaat setelah letusan Gunung Agung, data GNSS CORS diambil dari stasiun yang terletak di sekitar Gunung Agung. Hasil Penelitian ini diketahui satelit GPS nomor 3 dan 23 dapat mendeteksi perubahan TEC (Total Electron Content) setelah terjadi letusan. Fluktuasi TEC (Total Electron Content) terbesar bernilai 1,5 TECU untuk satelit GPS
PENGARUH KOREKSI BIAS IONOSFER TERHADAP HASIL KOORDINAT PENGAMATAN GPS SINGLE FREQUENCY MENGGUNAKAN MODEL KLOBUCHAR Rahayu, Ririn Wuri; Cahyadi, Mokhamad Nur; Muslim, Buldan
GEOID Vol. 14 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v14i1.1587

Abstract

Sinyal satelit GPS dipengaruhi oleh beberapa jenis faktor kesalahan, di antaranya penundaan sinyal GPS oleh ionosfer. Pada GPS single frequency bias ini dapat dikoreksi menggunakan Model Klobuchar, yang memperkirakan penundaan waktu ionosfer hingga 50% atau lebih. Untuk menggunakan model Klobuchar membutuhkan delapan koefisien Klobuchar (  n,   n, untuk n = 1,2,3,4) dan disediakan melalui pesan navigasi. Koefisien Klobuchar didapatkan dari perhitungan data pengamatan GPS yang terdistribusi di seluruh dunia dengan metode yang tidak terpublikasi. Dalam penelitian  ini, satu set koefisien Klobuchar dihitung menggunakan data pengamatan GPS lokal sehari sebelumnya dan digunakan  sebagai parameter navigasi pada hari selanjutnya untuk menentukan koordinat titik pengamat. Penelitian  ini menggunakan perangkat lunak RTKLIB untuk mengolah hasil koordinat. Hasil tugas akhir ini didapatkan nilai koordinat meningkat sebesar 26,015% dengan menggunakan koefisien lokal.
ANALISIS NILAI TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) NEAR REAL TIME MENGGUNAKAN DATA GPS DUA FREKUENSI (STUDI KASUS: SURABAYA) Cahyadi, Mokhamad Nur; Rahadyan, Almas Nandityo; Muslim, Buldan
GEOID Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v14i2.1604

Abstract

Ionosfer adalah bagian dari lapisan atmosfer yang terletak antara 50 sampai 1000 km diatas permukaan bumi yang terdiri dari elektron-elektron yang dapat mempengaruhi propagasi gelombang elektromagnetik berupa tambahan waktu tempuh dalam penjalaran sinyal, hal ini bergantung pada Total Electron Content (TEC) di ionosfer dan frekuensi sinyal GPS. Dalam penentuan posisi presisi tinggi dengan GPS, pengaruh ionosfer harus diestimasi sehingga koreksi ionosfer dapat ditentukan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer pada pengamatan GPS. Penentuan koreksi ionosfer maka dapat dilakukan dengan perhitungan nilai TEC menggunakan data GPS dual frekuensi dari stasiun referensi atau model. Dalam pembuatan model TEC secara spasial digunakan fungsi polinomial untuk jam tertentu. Hasil pengolahan menunjukkan nilai TEC maksimum terjadi pada siang hari jam 14.00 WIB untuk tanggal 13 Februari 2018 dengan nilai 35,510 TECU dan nilai TEC minimum terjadi pada pagi hari jam 05.00 WIB untuk tanggal 7 Februari 2018 dengan nilai 2,138 TECU. Model TEC secara spasial menunjukkan warna merah pada daerah Surabaya dan sekitarnya untuk nilai TEC tertinggi pada saat siang hari berkisar jam 13.00 WIB hingga 16.00 WIB.