Tony K. Timpua
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KONDISI SANITASI RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2012 Jelvi J. Y. Mandolang; Tony K. Timpua; Nasrul E. Santoso
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.227 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.537

Abstract

Menurut data WHO, pada tahun 2009 jumlah kasus TB paru di Indonesia menempati posisi ke-5 setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria, yang memiliki hingga 500 ribu kasus, atau sekitar 5,3 % dari total jumlah kasus di seluruh dunia. Jumlah kasus BTA TB paru ( + ) di wilayah Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa Kerja tahun 2011, sebanyak 70 kasus dengan penemuan yang lebih tinggi sebesar 127%. Di Puskesmas Kawangkoan cakupan rumah sehat pada tahun 2011 sebesar 76,8 % masih di bawah target kementerian kesehatan lebih dari 80 % . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko untuk kondisi sanitasi perumahan terhadap kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Responden adalah 120 terdiri atas fasilitas 60 kasus dan 60 kontrol . Variabel independen yang diteliti adalah kelembaban, luas ventilasi, pencahayaan, lanta, dinding, langit-langit dan kepadatan hunian rumah. Hasil analisis bivariat yaitu ada hubungan antara kelembaban di rumah yang tidak memenuhi syarat dengan penyakit TB paru dalam kasus 80,0 % dan 55,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,273), ventilasi yang tidak memenuhi syarat 75,0 % pada kelompok kasus dan 38,3 % pada kelompok kontrol, (OR = 4,826), pencahayaan tidak memenuhi syarat dalam kasus 36,7 % dan 51,7 % pada kelompok kontrol (OR = 0,542), keadaan lantai 71,7 % tidak memenuhi syarat pada kelompok kasus dan 40,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,794), keadaan dinding tidak memenuhi syarat dalam kasus 55,0 % dan 26,7 % pada kelompok kontrol (OR = 3,361), langit-langit yang tidak memenuhi syarat 66,7 % pada kelompok kasus dan 35,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,714), kepadatan hunian rumah 51,7 % tidak memenuhi syarat % di kelompok kasus dan 31.7 % pada kelompok kontrol (OR = 2,307). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: kelembaban, ventilasi, lantai, dinding, langit-langit dan kepadatan rumah tangga adalah faktor risiko untuk kejadian penyakit TB paru, pencahayaan tidak menjadi faktor risiko terhadap kejadian penyakit TBC paru di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan tahun 2012 .
KUALITAS AIR LIMBAH RUMAH SAKIT JIWA PROF.Dr. L. V. RATUMBUYSANG KOTA MANADO TAHUN 2014 Dian M. Kalamu; Tony K. Timpua; Yozua T. Kawatu
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v4i2.586

Abstract

Air Limbah Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan beracun, dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian Ini bertujuan untuk mengtahui Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Umum Prof. Dr.V.L. Ratumbuysang Kota Manado. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian observasional yaitu dengan cara mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan di laboratorium dan dibandingkan dengan standar baku mutu air limbah dan juga Penelitian ini bersifat deskriptif karena dalam pengolahan datanya diolah secara deskriptif mengenai parameter nilai pH, BOD, COD inlet outlet dari limbah Rumah Sakit Umum Prof. Dr. L.V. Ratumbuysang Kota Manado. Hasil Pemeriksaan Laboratorium sampel air Limbah Rumah Sakit Umum Prof. Dr. L.V. Ratumbuysang Kota ManadoParameter Berdasarkan hasil pengukuran pH, BOD dan COD yang disesuaikan dengan keputusan menteri Negara lingkungan hidup nomor KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit, diperoleh bahwa untuk nilai pH memenuhi syarat Karena di dapat nilai rata-rata inlet 7,7 mg/l sedangkan Outlet 8,4mg/l peningkatan 9,09%.dan parameter BOD memenuhi syarat karena dari nilai rata- rata yang di dapati bahwa nilai BOD inlet mencapai 28 mg/l sedangkan outlet 10 mg/l dan di peroleh bahwa untuk nilai COD memenuhi syarat karena dari nilai rata –rata yang di dapati bahwa nilai COD inlet diperoleh rata–rata 66 mg/l sedangkan nilai COD outlet 16,3 mg/l untuk itu pihak rumah sakit lebih memperhatikan kolam oksidasi air limbah dirawat lebih baik lagi dan dilakukan pembersihan pada saluran-saluran instalasi pengolahan air limbah agar tidak terjadi pengendapan lumpur yang mempengaruhi kualitas air limbah Rumah Sakit.
EFEKTIFITAS CASCADE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR FE (BESI) DALAM AIR TANAH Ni Ketut Warniati; Tony K. Timpua; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 5 No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.352 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v5i1.588

Abstract

Parameter fisik air ditentukan oleh kekeruhan, warna, rasa, bau suhu dan ka dungan bahan padat total, dalam keadaan demikian maka proses aerasi diperlukan untuk membuang besi dalam air, proses pengolahan tergantung dari kualitas airnya misalnya proses penghilangan besi dengan tujuan diperoleh air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas cascade aerator dalam menurunkan kadar Fe dalam air tanah, sehingga bisa memenuhi persyaratan sebagi air bersih menurut Permenkes RI No.416/MEN/KES/PER/IX/1990 yang dipersyaratkan 1,0 mg/l. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen dimana peneliti melakukan perlakuan terhadap kelompok sampel yaitu proses aerasi pada air baku menggunakan cascade aerator. Hasil penelitian yang dilakukan pada ketiga kali pengukuran untuk pengukuran hari pertama, kedua, ketiga masih belum memenuhi syarat seperti yang dipersyaratkan dalam baku mutu air bersih, namun telah terjadi penurunan kadar Fe pada pengukuran hari pertama penurunannya 1,0743 dengan rata-rata 0,1534 mg/l, hari kedua 1,3361 dengan rata-rata penurunan 1,1908 mg/l dan hari ketiga 0,6289 dengan rata-rata penurunan dengan rata-rata penurunan 0,0898 mg/l. Kesimpulan : Cascade Aerator efektif dalam menurunkan kadar Fe namum belum sampai pada standar yang dipersyaratkan, alat cascade aerator bisa dilakuakan atau diterapkan dilapangan khususnya pada daerah yang air tanahnya mengandung Fe yang melebihi standar air bersih,dan perlu dilakukan peneltian lebih lanjut dengan variasi media pasir dan jumlah cascade aerator.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI KOTA BITUNG Intan Y. Mangundap; Tony K. Timpua; Robinson Pianaung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 6 No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v6i1.606

Abstract

Limbah, baik dalam jumlah besar maupun kecil, dalam jangka panjang atau pun pendek akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada lingkungan. Penelitian ini ialah penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di Kota Bitung, yang dilakukan secara observasi di lapangan dengan 6 kali pengambilan sampel pagi, siang, dan sore pada inlet dan outlet kemudian diperiksa di laboratorium. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui pengelolaan air limbah pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di Kota Bitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan BOD yaitu dari 150 mg/l pada inlet, menjadi 8,5 mg/l pada outlet. Penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan air limbah di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di Kota Bitung dilaksanakan dengan alur proses pengolahan yang sesuai dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga mampu menurunkan BOD dari 150 mg/l menjadi 8,5 mg/l (94%). Hasil yang didapat tersebut tidak melebihi kadar maksimum air limbah industri sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 3 Tahun 2010 Tentang baku mutu air limbah Kawasan Insustri yaitu 50 mg/l. Untuk itu disarankan perlu dilakukan pengukuran untuk parameter amoniak NH3 karena pada saat pengolahan udarah yang dihasilkan sangat menimbulkan bau busuk yang dapat menganggu kenyamanan dan kesehatan gangguan pernapasan.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT PUTRA KARANGETANG TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PENTU DI DESA POPONTOLEN KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Nyoman Sedana; Tony K. Timpua; Poltje D. Rumajar
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 7 No 1 (2017): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v7i1.617

Abstract

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengolahan air limbah PT. Putra Karangetang terhadap kualitas air sungai Pentu di Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu untuk mengetahui kadar BOD, COD, PH, dan menguji pengaruh air limbah PT Putra Karangetang terhadap BOD, COD, dan PH air sungai pentu di Popontolen. Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional study, variabel dalam penelitian ini yaitu pengolahan air limbah dan kualitas air sungai Pentu di Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. Sampel dari penelitian ini di ambil 12 sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh antara pengolahan air limbah PT Putra Karangetang terhadap kualitas air Sungai Pentu (p value 0,024) terhadap kadar BOD pada air sungai Pentudan p value 0,025 < α 0,05 yang artinya ada pengaruh antara Pengolahan Air Limbah PT Putra Karangetang terhadap kadar COD pada air sungai Pentu. Untuk PT Putra Karangetang Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan untuk dapat memperbaiki tempat pengolahan air limbah tersebut sehingga dapat berfungsi dengan baik.
EFEKTIVITAS BIOFILTER ANAEROB AEROB MEDIA BATA STYROFOAM SISTEM ALIRAN KE ATAS DALAM MENURUNKAN KADAR BOD, COD DAN COLIFORM PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROF. Dr. V.L. RATUMBUYSANG MANADO Arland Diadon; Tony K. Timpua; Anselmus Kabuhung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 9 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v9i1.640

Abstract

Kendala paling banyak dijumpai oleh Rumah Sakit untuk membuat IPAL yakni teknologi yang ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan dana yang tersedia untuk membangun unit alat pengolah air limbah tersebut masih terbatas karena itu perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya, menggunakan sumber daya yang mudah di dapat serta harganya terjangkau. Penelitian ini dilakukan membuat prototip alat biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam sistem aliran ke atas, mengatur debit, mengatur waktu tinggal, mengambil sampel dan mengukur kadar BOD, COD dan Coliform. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam sistem aliran ke atas dalam menurunkan kadar BOD, COD, dan coliform air limbah rumah sakit, untuk mengetahui hubungan debit dan waktu tinggal terhadap efektivitas biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam dalam menurunkan kadar BOD, COD dan Coliform air limbah rumah sakit. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan rangkaian waktu seperti pretest dan post-test. Sampel diambil sebelum dan sesudah pengolahan sebanyak 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam mampu menurunkan BOD 85,25 % - 93,65%, COD 87,79% - 94,19% dan coliform 85% - 96,87%. Hasil uji statistik ada perbedaan dan korelasi yang signifikan debit dan waktu tinggal terhadap penurunan kadar BOD, COD dan coliform air limbah rumah sakit sebelum dan sesudah pengolahan dengan biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam sistem aliran ke atas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biofilter anaerob aerob media bata Styrofoam sistem aliran keatas efektif menurunkan kadar BOD, COD dan coliform dengan efisiensi rata-rata 90%.