H. D. Putranto
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jalan W.R.Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Frekuensi dan Durasi Perilaku Seksual Berdasarkan Umur pada Pejantan Ayam Burgo H. D. Putranto; J. Setianto; Y. Yumiati; E. Nurandrianto
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.14.1.38-48

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan serial perilaku seksual (courtship, mounting, mating, dan dismounting) berdasarkan umur pada ayam Burgo jantan. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2018 bertempat di Zona Peternakan Terpadu (Integrated Livestock Zone) Jurusan Peternakan FP UNIB. Parameter yang diamati adalah frekuensi dan durasi dari serial perilaku seksual pejantan ayam Burgo yang dipelihara secara intensif yang terdiri dari courtship, mounting, mating, dan dismounting pada pejantan nomor 1 dan 2 (dewasa berumur lebih muda) serta pejantan nomor 3 dan 4 (dewasa yang berumur lebih tua). Kemudian data hasil pengamatan ini ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Peneliti mendapati bahwa frekuensi tertinggi perilaku courtship dilakukan oleh  pejantan nomor 1 (rerata 14,1 kali) dengan rerata durasi 27,98 detik. Pada perilaku mounting, mating dan dismounting frekuensi tertinggi dilakukan oleh pejantan nomor 3 dengan rerata masing-masing 4,7 kali;  4,9 kali dan 4,7 kali dengan rerata durasi masing-masing 7,73 detik; 6,79 detik dan 5,75 detik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pejantan ayam Burgo dewasa yang berumur lebih tua lebih tinggi frekuensi perilaku seksualnya, kecuali pada tingkah laku seksual courtship dimana pejantan ayam Burgo dewasa yang berumur lebih muda lebih aktif.Kata Kunci: Ayam Burgo, durasi, frekuensi, pejantan, perilaku seksual, umur.
Pertumbuhan Kuantitatif Anakan Murai Batu Hingga Fase Ranggas Bulu Pertama H. D. Putranto; B. Brata; Y. Yumiati
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 15, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.15.4.414-419

Abstract

Murai batu (Copsychus malabaricus) telah menjadi salah satu pilihan penghobi burung di Indonesia sejak dua puluh tahun terakhir, termasuk di Kota Bengkulu. Para penghobi burung telah mulai melakukan beberapa langkah konservasi biologi antara lain dengan melakukan upaya penetasan dan pemeliharaan anakan. Anakan murai batu dikenal cukup sulit untuk dipelihara dan akan mudah mati apabila dipisahkan dari induknya, sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui tentang ukuran morfometriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi data fundamental pertumbuhan kuantitatif badan, sayap dan kaki anakan burung murai batu kelamin campuran selama pemeliharaan ex situ mulai umur 30 hari hingga fase ranggas bulu pertama. Koleksi data dilakukan dengan metode observasi dan pengukuran panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki setiap minggu. Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan anakan murai batu kelamin campuran bervariasi antara 44,9 mm sampai 52,2  mm dengan rata-rata 49,56 mm/ekor, panjang sayap antara 100,4  mm sampai 115,5  mm dengan rata-rata 107,25 mm/ekor, dan panjang kaki antara 50,2  mm sampai 53,2 mm dengan rata-rata 51,45 mm/ekor. Dapat disimpulkan bahwa terjadi pertambahan ukuran kuantitatif (panjang badan, panjang sayap dan panjang kaki) anakan murai batu hingga fase ranggas bulu pertama.