Muhamad Bindaniji
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Post-Tradisionalisme: Membincang Basis Epistemologi dan Transformasi Gerakan Moderasi Beragama Nahdlatul Ulama Muhamad Bindaniji; Moh Ashif Fuadi
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v24i1.12909

Abstract

Islamic post-traditionalism is one of the discourses of Islamic thought that is developing in Indonesia. It emerged from the historical development of Islamic thought in Indonesia that continues to grow to find a  compatible and comprehensive format of Islam that is relevant to the problem faced by the Muslim Community. This study aims to explain the development of post-traditionalism discourse and its epistemology and the transformation of the religious moderation movement among the Nahdhatul Ulama organization. This study uses a literature study consisting of books, articles, and other relevant sources. Through a sociological-historical approach, this study concludes that post-traditionalism within Nahdlatul Ulama (NU) is not a modernist group seen from its movement and characteristics of its thoughts because they still adhere to salaf traditions. In addition, through cultural movements, Nahdlatul Ulama plays a very important role in internalizing wasathiyah through the acceptance of madzhab, Asy'ariyah creed, integration of Islam into nationality, and interfaith dialogue movements. Abstrak: Wacana post-tradisionalismeisme Islam adalah sebuah produk pemikiran yang terbingkai dalam korpus wacana pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia. Sebagai sebuah produk pemikiran, post-tradisionalismeisme sejatinya terlahir dari perkembangan sejarah pembentukan wacana pemikiran Islam di Indonesia yang terus berdialektika sambil menemukan bentuk atau format yang kompatibel dan komprehensif dengan perkembangan zaman. Adapun bentuk dialektika tersebut dapat tercermin melalui pergulatan ‘tradisi’ yang menghasilkan istilah post-tradisionalismeisme, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU), melalui persentuhan dengan pemikiran atau realitas lain di luar tradisi asal NU. Penelitian ini menggunakan studi literatur baik melalui buku, artikel jurnal, dan berbagai sumber relevan lainnya. Melalui pendekatan sosiologis-historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa post-tradisionalismeisme dalam tubuh NU bukanlah kelompok modernis baik dari sisi gerakan maupun corak pemikiran, karena masih berpegang teguh terhadap tradisi-tradisi salaf, hanya saja kalangan post-tradisionalismeisme memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan radikal melampaui tradisi itu sendiri. Selain itu, melalui gerakan kultural yang dipelopori Gus Dur, NU sangat berperan dalam menginternalisasikan wasathiyah melalui penerimaan mazhab, Aqidah Asy’ariyah, integrasi keislaman dengan kebangsaan, dan gerakan dialog antar agama.